Rabu, 07 September 2011

AFC Akan Inspeksi Stadion Klub Indonesia

Kompas - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dijadwalkan akan menggelar inspeksi ke stadion-stadion klub peserta kompetisi Liga Profesional Indonesia pada 26 September. Namun, belum jelas, apakah inspeksi AFC itu memengaruhi formasi klub-klub peserta Liga Profesional Level 1 dan Level 2 yang telah diputuskan PSSI atau sekadar untuk menentukan dua klub calon peserta Liga Profesional Level 1 yang diturunkan ke Level 2.

Rencana inspeksi AFC tersebut diungkapkan Sihar Sitorus, anggota Komite Eksekutif PSSI, koordinator bidang kompetisi, seusai pertemuan dengan ofisial FIFA dan AFC di kantor PSSI, Jakarta, Selasa (6/9). ”Untuk registrasi klub, PSSI menjadwalkan pada 20 September,” kata Sihar kepada wartawan.

Inspeksi stadion tersebut merupakan kelanjutan verifikasi dokumen yang telah dijalankan PSSI dan dicek ulang AFC. ”Kami bekerja keras untuk bisa melengkapi persyaratan klub profesional. Dan, dipastikan klub akan memiliki wakil di Piala AFC dan LCA (Liga Champions Asia). Itu tidak mudah, tetapi kami fokus pada pemenuhan persyaratan yang ada,” papar Sihar.

”Jika ada dokumen yang kurang, kami akan menghubungi klub untuk segera meleng- kapinya. AFC tegas mengatakan, tidak akan memberi toleransi dari 15 item persyaratan untuk klub profesional yang diminta, tidak ada nilai nol. Semua harus dilengkapi,” kata Sihar.

Dengan mengacu hasil verifikasi dokumen dan tidak mempertimbangkan promosi-degradasi musim sebelumnya, PSSI telah menetapkan 34 calon peserta kompetisi level tertinggi, yang diistilahkan dengan ”Liga Profesional Level 1”; dan 36 klub calon peserta kompetisi level di bawahnya atau yang disebut ”Liga Profesional Level 2”.

Ke-34 klub akan dikurangi dua klub sehingga tersisa 32 klub yang dibagi ke dalam dua wilayah. Ketika mengumumkan 34 calon peserta Liga Profesional Level 1, 25 Agustus lalu, Sihar mengatakan, ”Dua klub yang nilai kelaikan stadionnya terendah bakal langsung turun ke kompetisi Liga Profesional Level 2.” (Kompas, 26 Agustus 2011)

Penetapan 34 klub calon peserta Liga Profesional Level 1 itu mengundang polemik di kalangan insan sepak bola Tanah Air. Bukan saja jumlahnya yang terlalu banyak untuk berlaga di liga strata tertinggi, serta gagalnya Persidafon Dafonsoro ke Level 1 meski musim lalu promosi, melainkan juga format dua wilayah yang pernah dijalankan PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. PSSI beralasan, keputusan itu untuk menekan biaya klub.

”Kami yang menentukan format kompetisi. Pertemuan update MOU sudah selesai dengan merger LPI dan ISL. AFC dan FIFA mendukung keputusan PSSI yang terbaik bagi Indonesia dan fokus pada pembangunan Indonesia,” tutur Sihar, Selasa. Pertemuan FIFA-AFC Masalah kompetisi merupakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan pengurus PSSI dan ofisial FIFA dan AFC di kantor PSSI, Selasa kemarin. Saat ditanya wartawan seusai pertemuan, Direktur Asosiasi Anggota dan Pengembangan FIFA Thierry Regenass mengatakan, masalah kompetisi—termasuk format dan hal-hal lainnya—sesuatu yang harus diputuskan PSSI.

”Mereka (PSSI) menjelaskan berbagai kemungkinan dan kami memberi sedikit nasihat. Saya kira, mereka akan memutuskan sendiri dalam Komite Eksekutif kemungkinan yang terbaik bagi Indonesia,” kata Regenass.
Dalam struktur FIFA, Regenass bukanlah direktur yang membidangi kompetisi, melainkan bidang asosiasi anggota FIFA. Di lingkungan FIFA, seperti tertera di situsnya, direktur kompetisi dijabat Mustapha Fahmy.

Mengenai penyelesaian masalah LPI, Regenass mengatakan, ”Sudah ada nota kesepahaman dan dilakukan merger. Saya kira, semua akan berjalan dengan baik,” ujarnya. Selain Regenass, pertemuan itu juga dihadiri Direktur Pengembangan untuk Kawasan Asia Domeca Iribaldi serta Sekretaris Jenderal AFC Alex Sossay dan Direktur Hukum AFC James Thomson.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar