Rabu, 03 Agustus 2011

PSSI Berharap Laga Timnas di Senayan

Bola Indo - PSSI akan mengusahakan pertandingan kandang Pra-Piala Dunia (PPD) 2014 putaran tiga tetap dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
"Kami akan mengupayakan tetap di GBK, meski ada rencana lapangan akan direnovasi untuk SEA Games," kata Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin di Kantor PSSI Senayan Jakarta, Selasa (2/8).
Sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan oleh FIFA, Indonesia yang berada di Grup E akan menjamu Bahrain pada Pra-Piala Dunia 2014 di GBK, 6 September 2011.
Menurut dia, guna merealisasikan pertandingan di stadion terbesar di Indonesia itu, PSSI berencana melakukan komunikasi dengan pengelola GBK agar rencana renovasi ditunda untuk sementara. "Perlu pembicaraan secara teknis untuk membahas hal ini. Yang jelas kami akan terus mengupayakan," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan, GBK merupakan kebanggaan Indonesia jadi segala upaya harus dilakukan agar pertandingan internasional bagi Timnas tetap dilakukan di stadion yang memiliki kapasitas lebih dari 80 ribu penonton itu.
Indonesia selain menghadapi Bahrain pada PPD putaran tiga juga akan menghadapi Iran dan Qatar. Untuk pertandingan pertama, Boaz Salossa dan kawan-kawan harus tandang ke Iran, 2 September 2011.
Ditanya masalah uji coba Timnas sebelum turun pada ajang resmi PPD, Djohar mengaku telah melakukan koordinasi dengan federasi sepak bola Malaysia (FAM). "Saya telah bertemu dengan ketua federasi sepak bola Malaysia. Namun semuanya tergantung dari keputusan pelatih," kata Djohar menegaskan.
Timnas PPD di bawah asuhan Wim Rijsbergen sesuai dengan jadwal akan kembali menjadi pemusatan pelatihan mulai 4 Agustus di Cilegon Banten. Selanjutnya Timnas akan bertolak ke Iran satu hari menjelang Idul Fitri (29/8).

Kabomania Kaji Ulang Pelarangan APBD

Pakuan Raya - Rencana pemerintah yang sudah menetapkan pelarangan dana APBD untuk klub sepakbola Profesional di Indonesia mestinya harus dikaji ulang lagi oleh pemerintah pusat. Karena tanpa APBD secara tidak langsung akan mematikan semua klub sepakbola Indonesia yang selama ini menete kepada APBD.
"Kami memang berharap sepakbola Indonesia lebih maju, profesional dan mengarah kepada sebuah industri. Hal itu memang bisa dilakukan dan membutuhkan proses yang panjang. Mengingat kultur dan geografis Indonesia yang beragam, maka hal ini juga harus menjadi catatan.
Terlebih lebih secara histori kalau sepakbola Indonesia sebagai media pemersatu bangsa. Seharusnya Pemerintah jangan menghapus secara frontal dana APBD itu. Lebih baik pemerintah menetapkan standarisasi bantuan pembinaan kepada klub-klub sepakbola di Indonesia dari semua kasta yang ada," ujar Imel Tedi, salah seorang suporter fanatik Persikabo.
Hal yang sama juga diutarakan beberapa pentolan Kabomania seperti Dicky Dompas, Kemal Fasya dan Ayah Arif yang menginginkan pemerintah untuk tidak secara langsung melarang penggunaan dana APBD buat klub sepakbola Profesional.
" Sepakbola adalah hiburan rakyat, APBD adalah uang rakyat. Boleh dong kalau kami meminta APBD yang berasal dari PAD kami untuk dipakai dalam pembinaan potensi pemain sepakbola yang ada di daerah kami. Kami berharap, elemen suporter ditanah air juga harus melakukan kajian plus minus tentang pelarangan dana APBD ini. Lebih baik uang APBD atau APBN ini dimanfaatkan pembinaan olahraga generasi muda di Indonesia yang punya talenta sepakbola ketimbang dibawa dan dirampok para koruptor," ujar beberapa elemen Kabomania kepada Pakar belum lama ini di Stadion Persikabo Cibinong.

Persikabo Mati Suri, Bogor Raya Makin Pede

Pakuan Raya - Hal yang lumrah dan wajar jika semua pengurus klub yang ada di kasta Superliga dan Divisi Utama Ligina menanti dengan cemas tentang format kompetisi ideal bagi Indonesia. Terlebih kepengurusan PSSI saat ini didominasi oleh orang orang yang memang punya kepentingan dengan Liga Primer Indonesia.
Tak heran gara gara format kompetisi yang belum jelas membuat Persikabo seperti mati suri saja. Biasanya memasuki awal Ramadhan ini, suasana Stadion dan Mess Persikabo sudah diisi dengan aktifitas para pemain Persikabo yang baru masuk dan baru menandatangani kontrak dengan manajemen.
Namun, kali ini, Persikabo belum menggeliat bahkan Persikabo masih tertidur pulas. Apalagi, wacana tahun 2012 mendatang, APBD Kabupaten Bogor tidak boleh lagi disedot untuk mendanai Persikabo.
" Kami para mantan pemain bingung dan tak habis pikir, kenapa pengurus Persikabo terlalu fokus kepada penentuan format Kompetisi. Padahal, lebih bagusnya pengurus Persikabo sudah melakukan tahapan seleksi pemain lokal terlebih dahulu. Toh seleksi pemain lokal ini bisa dilakukan pelatih lokal seperti Dudung Abdulah. Kami melihat Pak RY sudah tidak konsentrasi lagi di Persikabo. Kalau ini terjadi bisa bahaya bagi Persikabo dan juga bagi Pak RY dalam pencitraan. Karena kita harus akui, elemen sepakbola di Kabupaten Bogor juga punya andil besar bagi kesuksesan RY dalam Pilkada lalu. Persikabo masih membutukan perhatian besar dari sosok RY," ujar Robbi Rizakota, mantan pemain Persikabo era tahun 80-an.
Sementara itu, tetangga sebelah Persikabo, yakni Bogor Raya FC yang berasal dari kasta Liga Primer Indonesia terasa makin Pede saja dengan banyaknya orang orang LPI yang duduk dikepengurusan PSSI. Bahkan, informasi yang dirangkum Pakar, Bogor Raya FC tetap optimis kalau timnya bakal masuk dalam kasta kompetisi tertinggi dalam sepakbola nasional.
"Kita klub yang Profesional dan sudah dilakukan verifikasi oleh Konsorsium LPI serta AFC. Hingga kami yakin Bogor Raya FC akan mampu tampil dalam kasta tertinggi sepakbola Indonesia versi kepengurusan PSSI yang baru," ujar Chief Operating Officer PT Bogor Raya FC, Rhendie Arindra kepada Pakar kemarin petang via ponselnya.