Jumat, 11 Maret 2011

Emeka Mandul, Maman Beri TC Khusus

Striker anyar Persikabo Okoye Emeka Obidiah yang dikontrak Rp150 juta, selama putaran kedua hingga kini belum memberikan kontribusi bagi Laskar Padjajaran.
Buktinya, dalam empat laga terakhir, tak satu biji gol pun dilesakkan dari kaki striker asal Nigeria tersebut.
Mandulnya Okoye membuat Alenatore Maman Suryaman gerah. Bahkan, Maman memberikan training camp (TC) khusus bagi mantan bomber Sriwijaya FC tersebut. TC bagi Emeka dilakukan untuk mempertajam insting gol serta melincahkan pergerakan striker jangkung bertubuh gempal itu.
Menurut Maman, kurang tajamnya Emeka dan lemahnya saat kontrol bola, tak lepas dari vakumnya legiun asal Nigeria itu selama satu putaran.
“Ya kemungkinan faktor kurang memuaskannya performa Emeka, bisa dari segi menganggur. Sebab Emeka tak ada kegiatan sama sekali dalam satu putaran. Jadi ya sprint dan sering kehilangan bola,”
Maman mengatakan, bukan berarti Emeka itu mandul atau tidak produktif. Sebab, saat ia memperkuat Sriwijaya FC dan Persiraja, striker berbanderol Rp150 juta itu pernah keluar sebagai top skor di klubnya. “Emeka pernah menjadi mesin gol di beberapa klub. Makanya saya beri TC sekarang supaya ketajamannya kembali,” tegas mantan pelatih Persija itu.
Lebih lanjut Maman menuturkan, memboyong Emeka dalam tim bukanlah sebuah kesalahan perekrutan.
Karena, dari beberapa pemain seleksi, hanya rapor Emeka yang dinilai baik oleh jajaran pelatih. “Kalau dibandingkan yang lain (pemain seleksi, red), ya Emeka paling baik. Lagi pula saat itu, manajemen gagal mendapatkan Pablo Frances,” kilahnya.
Ia yakin, jika Emeka diberi TC khusus, dalam beberapa minggu ke depan, pasti penampilannya meningkat. “Saya harap dengan latihan khusus, ia akan jauh lebih baik,” harap Maman.
Sementara itu, Emeka mengatakan, menganggurnya ia selama satu putaran, karena saat memasuki awal musim kompetisi 2010-2011, sang istri sedang dalam hamil tua.
“Saya menganggur bukannya tak laku, tapi karena faktor itu. Soalnya istri mengandung anak pertama, jadi saya tak mau meninggalkannya,” pungkasnya.

Ajang Pembuktian Emeka Obidiah

Lawatan Persikabo Kabupaten Bogor ke tanah rencong pekan ini harus menjadi ajang pembuktian bagi sosok Oyoke Emeka Obidiah, mantan bomber Persiraja Banda Aceh yang saat ini merumput bersama Persikabo Kabupaten Bogor. Emeka sendiri hingga saat ini belum satupun memberikan konstribusi gol bagi Laskar Pajajaran. Pemain asal Nigeria tersebut masih kalah bersinar dari tiga bomber lokal milik Persikabo yakni Zaenal Arif, Jibby Wuwungan dan Ilham Hasan.
“Saya akan mencoba Emeka untuk main dari menit pertama saat melawan PSAP dan Persiraja Banda Aceh. Mudah mudahan, Emeka bisa menunjukan kualitasnya sebagai bomber asing yang memang layak menggantikan peran JP Boumsong,” sergah Maman Suryaman, pelatih kepala Persikabo kepada Pakar dengan tegas.
Maman menambahkan, saat lawan Persiraja nanti, harus dijadikan momentum terbaik bagi Emeka untuk tampil all out dan maksimal bagi Persikabo. “Emeka harus menunjukan kualitas terbaiknya dihadapan para pendukung dan official Persiraja Banda Aceh yang telah membuang dia beberapa waktu lalu,” papar Maman.
Dalam hal yang sama, Emeka Obidiah yang saat lawan Persipasi Bekasi menjadi cadangan dan tidak bermain mengatakan, ia sebenarnya ingin menunjukan kalau dia belum habis dalam urusan mencetak gol.
“Lawan Persiraja Banda Aceh mudah mudahan pelatih menurunkan saya dari menit pertama. Saya ingin memberikan konstribusi lebih bagi Persikabo yang tekah mengontrak saya musim ini. Saya ingin membuktikan kalau saya juga masih bisa mencetak gol,” tukas Emeka.
Dilain pihak, General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli mengatakan, pelatih harus menurunkan Emeka Obidiah saat melawan Persiraja Banda Aceh dan PSAP Sigli. Karena Emeka sudah hapal dengan kultur sepakbola di Aceh. “ Akan sangat rugi sekali jika Persikabo tidak menurunkan Emeka saat lawatan ke Aceh. Kita akan memanfaatkan pengalaman dan wawasan Emeka saat bermain di Persiraja. Apalagi, materi pemain Persiraja Banda Aceh saat ini tidak mengalami banyak perubahan yang signifikan m” papar Mas’an Djajuli.
Hal serupa juga dikatakan beberapa pentolan Kabomania yang menginginkan pelatih Persikabo Maman Suryaman untuk menurunkan Emeka Obidiah dalam duel di Persiraja dan PSAP Sigli.
“Buat apa kita membeli pemain asing kalau hanya duduk dibangku cadangan. Kita berharap Maman Suryaman bisa menurunkan Emeka dalam dua pertandingan di Aceh,”.

Raja Midas Mulai Kecapean

Terus terusan melakukan penanggulangan soal anggaran Persikabo Kabupaten Bogor membuat kondisi keuangan Raja Midas panggilan akrab Mas’an Djajuli yang bertindak sebaga General Manager Persikabo mulai oleng. Padahal, dalam waktu dekat lelaki pensiunan PNS Kabupaten Bogor ini akan melangsungkan pernikahan anaknya yang sudah barang tentu akan memakan biaya yang tidak ringan. Namun, sampai saati ini jajaran pengurus Persikabo lainnya seperti kurang peduli terhadap kesulitan yang dihadapi Mas’an Djajuli.
“Saya heran, pada kemana yah pengurus Persikabo lainnya. Masa semua persoalan keuangan harus saya hadapi sendiri. Saya capek dong, kalau terus terusan melakukan penanggulangan keuangan bagi tim ini. Padahal dalam kepengurusan Persikabo masih banyak orang lain yang lebih punya uang ketimbang saya. Saya ini seorang pensiunan. Tapi saya masih punya kepedulian bagi Persikabo,” ujar General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli kepada Pakar kemarin petang di Cibinong.
Mas’an sendiri sampai saat ini mengaku heran dengan minimnya bantuan atau perhatian dari pengusaha dan perusahaan yang ada di Kabupaten Bogor. “Banyak sekali di Kabupaten Bogor ini perusahaan perusahaan yang punya omset yang besar. Namun, kenapa sampai saat ini tidak ada dari perusahaan perusahaan itu yang mau jadi sponsor buat Persikabo. Di Kabupaten Bogor ada Holcim, PT. Indocement, Taman Safari, Taman Matahari, PT Antam dll. Tapi, sampai saat ini tidak ada satupun dari pihak perusahaan itu yang mau memperhatikan tim sepakbola kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor ini.” Sergah Mas’an.
Menyikapi kondisi keuangan Persikabo yang selama ini masih terpaku pada anggaran pemerintah daerah Kabupaten Bogor, beberapa elemen supporter Persikabo juga sangat menyayangkan dengan minimnya perhatian bantuan dana dari pihak swasta yang ada di Kabupaten Bogor. Seharusnya Persikabo ini tidak perlu menggandalkan dari bantuan dana dari Pemda Kabupaten Bogor. Karena banyak sekali pos –pos yang bisa menjadi pemasukan keuangan Persikabo dari sektor kerjasama.
“Jujur saya merasa kasihan dengan Pak Mas’an yang selama ini terus melakukan penanggulangan keuangan Persikabo. Apalagi sosok Pak Mas’an sendiri hanya seorang pensiunan PNS Kabupaten Bogor. Masa tidak ada sama sekali kepedulian dari pihak perusahaan yang ada di Kabupaten Bogor. Kadang kami ingin bertanya sebenarnya ada tidak bantuan dana dari pihak swasta kepada Persikabo selama ini. Kalaupun memang ada tentunya harus berupa ikatan kerjasama atau sponsorship. Hingga pihak swasta bisa memasang lambang atau logo perusaahaan di kostum Persikabo,” tukas Irfan, bobotoh Persikabo dari Cibinong.

Skuad Laskar Padjajaran Harus Jaga Diri

Keberangkatan tim Persikabo ke Aceh untuk menjalani tur away keduanya disertai oleh restu dan harapan dari seluruh supporter fanatiknya, Kabomania. Semua Kabomania berharap perjalanan kali ini akan membawa lebih banyak poin dibandingkan tur sebelumnya ke Riau. Namun, selain poin sebagai oleh-oleh dari Aceh, Kabomania mengkhawatirkan kondisi fisik pemain sepulangnya dari Aceh. Pengalaman bermain panas pada saat di Stadion Persikabo Cibinong, saat kontra Persiraja yang memakan tumbal Zaenal Arif dan menyulut emosi penonton serta official, adalah alas an yang cukup bagi Laskar Rencong tersebut untuk menyebut pertandingan tanggal 17 Maret nanti sebagai ajang balas dendam.
“Kalau kita bisa menang lagi, tentu akan jadi prestise tersendiri, karena itu adalah rekor dua kali mengalahkan sang pemuncak klasemen. Tapi yang paling penting adalah jangan sampai pemain kita menjadi tumbal lagi seperti pada saat menjamu Persiraja. Sayang sekali kalau ada pemain yang harus cedera saat pulang dari Aceh. Kita hanya punya waktu sedikit untuk mengejar setoran poin menuju ISL. Jangan sampai ada pemain yang cedera pada saat laga home,” ujar Sujiono, Sekretaris Umum Kabomania.
Hal serupa juga dikemukakan oleh dirigen Kabomania, Opik. Ia member support dan menyemangati Persikabo berupa doa. Ia berharap, pemain tidak mudah tersulut emosinya, serta tidak terpengaruh oleh factor non-teknis seperti supporter yang menjadi pemain ke-12.
“Doa dari seluruh Kabomania akan menyertai Persikabo. Kami berharap oleh-oleh berupa poin bisa dibawa pulang oleh punggawa Persikabo. Untuk bekal kita ke ISL dan kepercayaan diri saat laga kandang berikutnya. Bravo Persikabo!,” ucapnya menyemangati Persikabo.

Laga Nostalgia Sonny

Pertandingan kali ini agak sedikit berbeda dirasakan oleh Sonny Kurniawan. Winger anyar Persikabo itu pada putaran pertama lalu masih mengenakan seragam Laskar Rencong dan ikut memperkuat Persiraja saat berhadapan dengan Laskar Pajajaran di putaran pertama. Tapi kali ini ia akan menginjak rumput stadion H. Dhimurtala sebagai penantang dan berkostum hijau-hijau-hijau. Ia berjanji akan bertindak professional dalam laga reuni itu, jika pelatih member kepercayaan kepadanya untuk bermain.
“Profesional saja lah, pemain kan biasa kalau pindah-pindah klub. Mereka dulu memang teman saya, tapi saat ini mereka adalah lawan yang harus dilumpuhkan. Saya mengetahui sedikit kelemahan dan kelebihan pemain yang ada di sana. Ini menjadi suatu keuntungan bagi kita untuk bisa melumpuhkan Persiraja. Akan tetapi saya juga tidak mau sesumbar dan menjanjikan poin penuh, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin,” bebernya.
Gelandang yang pernah merumput di Persib itu mengaku, ini bukanlah petandingan reuni baginya. Karena di Persikabo juga sebenarnya pantas disebut reuni, ia bisa berkumpul kembali dengan pemain-pemain yang dulu berada di Persib, seperti Zaenal Arif, Salim Alaydrus dan Cucu Hidayat. Namun itu bukan alasan utama ia memilih Persikabo. Sonny memilih pindah ke Persikabo dengan alasan lebih dekat dengan keluarganya di Jawa Barat.
“Secara klasemen memang Persikabo jauh dari Persiraja, tapi yang saya butuhkan adalah dekat dengan keluarga. Makanya saya pindah ke Persikabo,” imbuh Sonny.