Selasa, 20 Desember 2011

Kantor PSSI Dikawal 'Body Guard'

Pasca digelarnya Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) di Jakarta pada Minggu lalu, kantor PSSI di kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta tampak dikawal oleh sejumlah aparat keamanan berpakaian preman. Kehadiran belasan "body guard" berpakaian seragam hitam-hitam tersebut menyusul dilakukannya penyerahan hasil deklarasi RASN yang gagal menemui Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Sesuai pantauan di lapangan, para "body guard" tersebut terus-menerus menjaga kantor PSSI hingga menjelang senja. Belum diperoleh keterangan para pengawal tersebut didatangkan oleh siapa dan dari mana, namun dari sebuah sumber diperoleh keterangan bahwa mereka memang tengah mengawasi kantor PSSI.

Sebagaimana diketahui, sejumlah anggota Forum Pengprov PSSI (FPP) pada Senin siang bermaksud menyerahkan bundel atau berkas hasil RASN yang akan diserahkan kepada Ketua Umum PSSI. Kedatangan rombongan FPP yang dipimpin Sekretaris Umum FPP Djohar Ling Eng tersebut dikawal oleh sejumlah anggota FPP lain dan pihak-pihak yang ingin turut mengamankan hasil Deklarasi RASN.
Namun kedatangan rombongan gagal menemui Ketua Umum PSSI karena Djohar Arifin atau Sekjen PSSI Tri Goestoro tidak berada di tempat.
Sepinya kantor PSSI sama dengan situasi sejak sepekan lalu ketika kantor PSSI dikunjungi ratusan pendemo dan pintu kantor PSSI senantiasa tertutup rapat.
Meski demikian Djohar Ling Eng mengaku tidak akan menyerahkan berkas tersebut kepada pihak lain, kecuali kepada Ketua Umum atau Sekjen PSSI.
"Berkas ini hanya akan kami berikan kepada ketua umum atau Sekjen. Apabila hari ini keduanya tidak ada, maka kami akan membawa kembali berkas ini," ujarnya.

Ia menambahkan, FPP beserta Komite Penyelamat Sepakbola Nasional (KPSI) yang terbentuk melalui RASN akan terus memantau kantor PSSI, dan jika diketahui Djohar Arifin atau Tri Goestoro masuk, maka pihaknya akan menyerahkan berkas tersebut.
Sebagaimana diketahui, hasil RASN yang diklaim diikuti oleh 452 anggota PSSI dari 27 Pengurus Provinsi PSSI itu menghasilkan sejumlah poin kesepakatan, salah satunya adalah membentuk KPSI dan merekomendasikan digelarnya KLB paling lambat Maret 2012.
Tuntutan digelarnya KLB karena mayoritas anggota PSSI merasa kecewa dengan kinerja kepengurusan PSSI yang dinilai banyak melanggar aturan meski baru berjalan empat bulan pasca Kongres PSSI di Solo pada Juli 2011.
(bola.net)

Jadwal Kompetisi Belum Pasti, Persikabo Ancam Mundur

Nasib Persikabo di pentas Kompetisi Divisi Utama musim 2011/2012 masih belum jelas. Pasalnya, setelah PT. Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai penyelenggara terus mengundur jadwal laga tim berjuluk Laskar Pajajaran. Hingga Senin (20/12), kemarin klub asuhan pelatih Suimin Diharha ini masih belum juga menerima jadwal resmi pertandingan. Saat ditanya mengenai kejelasan jadwal kompetisi, pihak PSSI hanya menyatakan agar Persikabo diminta untuk bersabar. Atas ketidak-jelasan tersebut, manajemen Persikabo mengancam akan mundur dari kompetisi, jika PSSI dan LPIS tak kunjung memastikan jadwal pertandingan hingga hari ini.

"Jujur kami merasa dirugikan atas pengunduran terus menerus jadwal kompetisi, secara teknis tentu akan sangat berpengaruh pada tim, dan secara manajemen juga berpengaruh pada segi pembiayaan, karena pengeluaran kita terus bertambah. Untuk itu, kami berharap PSSI dan LPIS bisa segera memastikan jadwal pertandingan, serta berada di grup mana sebenarnya kami, jika tidak kami bisa mengambil sikap untuk tidak mengikuti Kompetisi Divisi Utama LPIS," ujar COO Persikabo, Rhendie Arindra kepada Pakar, kemarin.
Rencananya pihak manajemen Persikabo hari ini bakal menemui PT. LPIS dan PSSI untuk berkoordinasi mengenai ancaman tersebut. Manajemen Operasional Persikabo, Erwin Saleh berharap tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor ini bisa menemui titik terang terhadap kejelasan jadwal kompetisi yang sudah dinanti ribuan Kabomania saat ini.

"Sampai saat ini belum ada kabar dari PSSI dan LPIS, malah kita hanya disuruh bersabar, makanya kami akan menemui PSSI dan LPIS besok (hari ini- red) untuk meminta kejelasan, kalau sampai tidak ada kejelasan juga,mungkin kita akan mengambil sikap tegas," papar Erwin Saleh.
Hingga kini tercatat sudah tiga kali Persikabo menerima perubahan jadwal. Perubahan jadwal tersebut menyusul akibat mundurnya empat klub Divisi Utama dari grup 1 dari Kompetisi Divisi Utama musim ini. Keempat klub tersebut, di antaranya PSIM Jogjakarta, Persih Tembilahan, PSP Padang, dan PSBL Langsa.
(pakuanraya)