Kamis, 03 Maret 2011

RY dan Raja Midas Telah Dikhianati

Manajer Persikabo, Mas'an Djajuli terenyuh saat mengetahui salah satu mantan pengurus Persikabo memberi surat transfer Kahudi Wahyu Widodo kepada Persih Tembilahan pada hari Minggu (27/2) lalu, tanpa koordinasi terlebih dahulu kepada dirinya ataupun kepada Ketua Umum Persikabo, Rahmat Yasin. Mantan pengurus yang dipecat sejak tanggal 23 Februari tersebut mengaku tidak tahan karena mendapat tekanan terus-menerus dari manajemen Persih dan akhirnya menandatangani surat transfer, meskipun sesungguhnya ia tidak memiliki wewenang untuk itu.
"Saya tidak percaya mengetahui kejadian ini. Tidak ada koordinasi sama sekali dengan saya sebelum surat itu dikirimkan ke Tembilahan. Saat membuat surat itu juga tidak ada hubungan melalui telepon kepada saya. Saya saat itu sedang di Jambi, ada urusan keluarga. Dia juga tidak meminta izin kepada Ketua Umum terlebih dahulu. Pengurus yang berhak mengeluarkan surat itu kan hanya dua posisi, kalatu tidak Manajer, berarti Ketua Umum. Di luar itu tidak ada yang berhak mengeluarkan surat transfer," beber Mas'an emosi.
Sementara itu, di pihak lain, Kahudi Wahyu merasa kecewa mendengar pemecatan terhadap sang pengurus yang berinisial B itu. Ia mengaku sudah berusaha untuk menemui Mas'an Djajuli, namun saat itu Mas'an sulit untuk ditemui karena kesibukannya. Akhirnya Kahudi berpikir untuk menghubungi salah satu pengurus lain. Tapi ia tidak tahu mengenai pemecatan orang yang sudah membantunya itu.
"Saya tidak tahu kalau beliau dipecat. Padahal dia berniat membantu saya. Saya bingung dengan manajemen Persikabo. saya pikir begitu dipecat dari Persikabo, masalah saya sudah beres. Apalagi klub saya yang sekarang sangat berpotensi untuk berprestasi. Tapi justru ada masalah lain seperti ini. Sekarang tugas saya berkonsentrasi pada pertandingan. Semua masalah itu ditangani oleh manajemen tim. Serahkan saja pada yang Diatas," paparnya nelangsa.

Pantau Fisik Pemain Secara Intensif

Menjelang laga home perdana putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia ini, Kepala Pelatih, Maman Suryaman mengatakan ia akan sangat berhati-hati dalam menentukan pemain yang akan merumput. Ia tidak ingin kecolongan lagi seperti Cyril Tchana yang tidak terbuka mengenai kondisi kesehatannya pada saat bertanding melawan Persires Rengat. Ia akan meminta dokter tim, Nur Hakim Basuki mengecek kondisi kesehatan pemain satu per satu secara intensif.
"Saya hanya akan memasang pemain yang benar-benar fit kondisi psikologis dan fisiknya. Saya tidak ingin melakukan kesalahan seperti pada saat di Persires yang mengakibatkan kita kehilangan poin. Padahal kesempatan kita untuk mencuri poin penuh sangat besar dan bisa menang dengan skor telak. Tapi malah jadi seri karena keteledoran saya tidak mengetahui kondisi pemain dan pemain juga tidak jujur tentang kondisi fisik sebenarnya," ujar Maman kepada Pakar kemarin.
Jeda waktu yang sangat sempit mungkin akan mengakibatkan penurunan kondisi fisik pemain Persikabo, karena waktu istirahat mereka tidak banyak dan makanannya kurang terkontrol layaknya di mess. Belum lagi masalah cuaca yang sangat panas di Persires, cukup membuat pemain merasa shock.
"Mereka tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk recovery. Saya minta dokter tim dan masseur untuk memerhatikan kondisi kesehatan mereka secara intensif. Termasuk pemain yang kemarin tidak bisa ikut karena cedera seperti Donny, Salim dan Cucu Hidayat. Persiapan kita harus benar-benar matang untuk membidik poin penuh," tandasnya.

Abo cs Siap Taklukkan Pendekar Cisadane

Minimnya waktu untuk beristirahat menjelang pertandingan menjamu Persita Jumat (4/2) besok, dirasakan oleh punggawa Persikabo sebagai salah satu faktor yang cukup mengganggu persiapan mereka. Apalagi tim baru saja menjalani pertandingan away yang cukup melelahkan. Skuad Laskar Pajajaran baru saja tiba di Bogor Selasa (1/3) malam, setelah menjalani tujuh jam perjalanan darat dengan kondisi transportasi yang menyulitkan mereka untuk relaks selama di perjalanan. Jarak kursi sangat dekat satu sama lain, sehingga tungkai mereka yang nota bene sangat vital untuk pemain bola, harus ditekuk selama tujuh jam tersebut.
"Transportasinya mengecewakan. Kita butuh bus yang lebih besar dan agak lega. Apalagi untuk pemain yang sangat tinggi seperti Eduard dan Emeka, dia butuh ruang untuk meluruskan kaki. Perjalanan kan cukup jauh, setidaknya kita diberi fasilitas yang memadai dan membuat kita enjoy selama di perjalanan. Tadinya saya mau menyewa satu mobil lagi bersama teman-teman, karena kecewa dengan moda transportasi yang diberikan untuk kita. Tapi mobilnya sudah tidak ada. Ya sudah gunakan saja apa yang ada," ujar Abo sesaat sebelum meninggalkan Hotel Danau Raja di Rengat.
Ia juga juga menyatakan jadwal baru yang sudah disusun oleh Badan Liga Indonesia kali ini sedikit menyiksa tim. Karena mereka harus bisa memulihkan tubuhnya dalam jangka waktu yang singkat, setelah perjalanan yang cukup melelahkan.
"Pasti terganggu dengan jeda yang sangat mepet. Baru sampai di Bogor sudah harus latihan lagi. Tapi saya dan teman-teman siap untuk merumput di hadapan Kabomania. Kan memang itu tugas saya," ucapnya optimis.