Rabu, 07 September 2011

AFC Akan Inspeksi Stadion Klub Indonesia

Kompas - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dijadwalkan akan menggelar inspeksi ke stadion-stadion klub peserta kompetisi Liga Profesional Indonesia pada 26 September. Namun, belum jelas, apakah inspeksi AFC itu memengaruhi formasi klub-klub peserta Liga Profesional Level 1 dan Level 2 yang telah diputuskan PSSI atau sekadar untuk menentukan dua klub calon peserta Liga Profesional Level 1 yang diturunkan ke Level 2.

Rencana inspeksi AFC tersebut diungkapkan Sihar Sitorus, anggota Komite Eksekutif PSSI, koordinator bidang kompetisi, seusai pertemuan dengan ofisial FIFA dan AFC di kantor PSSI, Jakarta, Selasa (6/9). ”Untuk registrasi klub, PSSI menjadwalkan pada 20 September,” kata Sihar kepada wartawan.

Inspeksi stadion tersebut merupakan kelanjutan verifikasi dokumen yang telah dijalankan PSSI dan dicek ulang AFC. ”Kami bekerja keras untuk bisa melengkapi persyaratan klub profesional. Dan, dipastikan klub akan memiliki wakil di Piala AFC dan LCA (Liga Champions Asia). Itu tidak mudah, tetapi kami fokus pada pemenuhan persyaratan yang ada,” papar Sihar.

”Jika ada dokumen yang kurang, kami akan menghubungi klub untuk segera meleng- kapinya. AFC tegas mengatakan, tidak akan memberi toleransi dari 15 item persyaratan untuk klub profesional yang diminta, tidak ada nilai nol. Semua harus dilengkapi,” kata Sihar.

Dengan mengacu hasil verifikasi dokumen dan tidak mempertimbangkan promosi-degradasi musim sebelumnya, PSSI telah menetapkan 34 calon peserta kompetisi level tertinggi, yang diistilahkan dengan ”Liga Profesional Level 1”; dan 36 klub calon peserta kompetisi level di bawahnya atau yang disebut ”Liga Profesional Level 2”.

Ke-34 klub akan dikurangi dua klub sehingga tersisa 32 klub yang dibagi ke dalam dua wilayah. Ketika mengumumkan 34 calon peserta Liga Profesional Level 1, 25 Agustus lalu, Sihar mengatakan, ”Dua klub yang nilai kelaikan stadionnya terendah bakal langsung turun ke kompetisi Liga Profesional Level 2.” (Kompas, 26 Agustus 2011)

Penetapan 34 klub calon peserta Liga Profesional Level 1 itu mengundang polemik di kalangan insan sepak bola Tanah Air. Bukan saja jumlahnya yang terlalu banyak untuk berlaga di liga strata tertinggi, serta gagalnya Persidafon Dafonsoro ke Level 1 meski musim lalu promosi, melainkan juga format dua wilayah yang pernah dijalankan PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. PSSI beralasan, keputusan itu untuk menekan biaya klub.

”Kami yang menentukan format kompetisi. Pertemuan update MOU sudah selesai dengan merger LPI dan ISL. AFC dan FIFA mendukung keputusan PSSI yang terbaik bagi Indonesia dan fokus pada pembangunan Indonesia,” tutur Sihar, Selasa. Pertemuan FIFA-AFC Masalah kompetisi merupakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan pengurus PSSI dan ofisial FIFA dan AFC di kantor PSSI, Selasa kemarin. Saat ditanya wartawan seusai pertemuan, Direktur Asosiasi Anggota dan Pengembangan FIFA Thierry Regenass mengatakan, masalah kompetisi—termasuk format dan hal-hal lainnya—sesuatu yang harus diputuskan PSSI.

”Mereka (PSSI) menjelaskan berbagai kemungkinan dan kami memberi sedikit nasihat. Saya kira, mereka akan memutuskan sendiri dalam Komite Eksekutif kemungkinan yang terbaik bagi Indonesia,” kata Regenass.
Dalam struktur FIFA, Regenass bukanlah direktur yang membidangi kompetisi, melainkan bidang asosiasi anggota FIFA. Di lingkungan FIFA, seperti tertera di situsnya, direktur kompetisi dijabat Mustapha Fahmy.

Mengenai penyelesaian masalah LPI, Regenass mengatakan, ”Sudah ada nota kesepahaman dan dilakukan merger. Saya kira, semua akan berjalan dengan baik,” ujarnya. Selain Regenass, pertemuan itu juga dihadiri Direktur Pengembangan untuk Kawasan Asia Domeca Iribaldi serta Sekretaris Jenderal AFC Alex Sossay dan Direktur Hukum AFC James Thomson.

Soal Suporter, Jakarta Bisa Belajar dari Solo

Ketua Umum Persis Solo Hadi Rudyatmo menyesalkan ulah segelintir suporter pendukung tim nasional Indonesia yang melemparkan petasan ke tengah lapangan saat partai Indonesia-Bahrain digelar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa, 6 September 2011 malam.
Akibatnya, pertandingan sempat terhenti selama 15 menit pada menit ke-75 dan Indonesia terancam sanksi dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). "Suporter belum dewasa saat melihat tim yang didukung kalah," ujarnya kepadaTempo, Rabu, 7 September 2011.
Selain suporter yang disebut belum dewasa, Hadi menilai panitia pertandingan di Jakarta tidak belajar dari panitia pertandingan di Solo.

Menurutnya, saat timnas Indonesia beruji coba melawan timnas Palestina di Stadion Manahan, Solo, pada 22 Agustus lalu, hampir tidak ada petasan yang dilempar ke tengah lapangan.
"Memang ada petasan yang dibawa suporter, tapi tidak dilempar ke tengah lapangan dan hanya dinyalakan saat jeda pertandingan," terangnya.

Dia mengatakan semestinya panitia di Jakarta bisa belajar dari Solo yang dianggap berhasil mengendalikan suporter. "Kalau Solo bisa, harusnya Jakarta lebih bisa (mengendalikan suporter) saat di Stadion Gelora Bung Karno," jelasnya.
Jika Indonesia benar-benar terkena sanksi FIFA, baik berupa denda atau larangan menjadi tuan rumah, Hadi meminta hal itu menjadi pembelajaran bagi semua pihak. "Khususnya suporter," katanya.

Firman Utina: Kami Bagai Ayam Hilang Induk

VIVAnews - Pelatih Indonesia, Wim Rijsbergen mengaku Indonesia layak kalah dari Bahrain pada laga Pra Piala Dunia 2014, Selasa 6 September 2011. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu, Tim Merah Putih bertekuk lutut dengan skor 0-2.
"Saya minta maaf atas kekalahan ini. Kami harus menerima kekalahan ini, karena para pemain mudah kehilangan bola walaupun hanya sedikit tekanan dari lawan. Intinya Indonesia memang layak kalah," ujar Wim dalam jumpa pers usai laga.

"Saya harus mencari pemain yang lebih segar, untuk menaikkan level permainan. Tim ini tidak layak bermain di level internasional," lanjut arsitek asal Belanda itu.
Gelandang tim nasional, Firman Utina lewat twitternya, @FirmanUtina_15, merasa tak seharusnya seluruh kesalahan dibebankan pada para pemain.

“Saat skarang kami bagaikan anak ayam yg di tinggal induknya. Tapi harus di ingat kita adalah 1 tim yg harus 1 dan tidak bercerai berai,” tulis Firman.
“Seharusnya kita cari solusinya sama"menir,” pungkas pemain 29 tahun itu.
Kekalahan ini membuat Indonesia terpuruk di dasar klasemen grup E dengan tanpa poin dari 2 pertandingan. Selanjutnya Indonesia akan menjamu Qatar pada 11 Oktober 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Format Dua Wilayah Dapat Restu FIFA

PSSI akan segera menentukan format Liga untuk musim 2011/2012. langkah PSSI itu semakin ringan menyusul lampu hijau dari Federasi Tertinggi Sepakbola Dunia FIFA.
PSSI berencana untuk membagi kompetisi musim ini menjadi dua wilayah. Hal ini dimaksudkan agar tidak memberatkan klub-klub yang kurang secara finansial ketika tampil tandang.

Dalam keterangan persnya di Kantor Sekretariat PSSI, Selasa (9/6/2011) WIB, setelah mengikuti pertemuan dengan para pengurus baru PSSI, Direktur Pengembangan dan Asosiasi FIFA Thiery Regennas mengungkapkan bahwa FIFA menyerahkan sepenuhnya format liga dan nasib LPI ke tangan PSSI.
Regnnas juga menuturkan bahwa maksud kedatangan FIFA dan AFC kali ini adalah untuk memantau sekaligus memberikan beberapa masukan terkait format Liga kpada PSSI.

"AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) dan FIFA mendukung keputusan PSSI dan yang terbaik bagi Indonesia. Kami fokus pada pembangunan sepakbola Indonesia," ujar Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus.
Guna memastikan format liga, Komite Eksekutif (Exco) PSSI dijadwalkan untuk mengadakan rapat pada 12 September mendatang. Selanjutnya, seluruh klub diharuskan registrasi ulang pada 20 September.

Sementara itu, PSSI sudah menyerahkan berkas-berkas seluruh klub pada AFC untuk diverifikasi. Menurut Sihar, AFC masih memberi kesempatan pada klub-klub yang belum memenuhi 15 persyaratan, termasuk finansial dan kelengkapan sarana berupa stadion.
"AFC menegaskan 15 persyaratan tidak boleh bolong. Kami akan bekerja maraton agar klub tetap bisa berlaga di ACL (Liga Champions Asia). AFC akan melakukan inspeksi stadion pada 26 September nanti," tandasnya.

Djohar: Tolong, Jangan Ada Lagi Petasan

Bola Indo - Ketum PSSI, Djohar Arifin, menilai bahwa petasan dan kembang api yang banyak dibunyikan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) semalam sangat menguntungkan lawan, yaitu Bahrain. Untuk itu ia meminta suporter tim nasional Indonesia tidak mengulangi membawa petasan masuk ke dalam stadion.
Usai lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan serempak di SUGBK, petasan dan kembang api pun saling bersahutan. Petasan kembali bergaung lagi sepanjang pertandingan. Demi alasan keamanan, wasit asal Korea Selatan dan match commisioner, terpaksa menghentikan pertandingan di babak kedua. Beberapa menit usai Indonesia tertinggal 0-2.

Hal itulah yang dinilai Djohar sangat menguntungkan Bahrain. Sebab, Indonesia saat itu sedang bersemangat untuk mengejar ketertinggalan mereka. Namun, sesuai peraturan FIFA, match commisioner terpaksa menunda laga itu sampai 15 menit. Karena menunggu bunyi petasan dan kembang api mereda.
"Jelas Bahrain yang diuntungkan atas insiden ini. Selain kalah kita juga terancam terkena sanksi," kata Djohar kepada Bola.net.
"Ini sangat merugikan kita. Timnas kita sedang mencoba bangkit, namun harus terhalang oleh insiden ini."
Saat laga ditunda selama 15 menit itu, Djohar ikut turun tangan menenangkan penonton. Ia mengelilingi SUGBK dan meminta penonton bertindak sportif.

"Tolonglah, jangan ada lagi petasan dan insiden seperti ini," pesannya.
Sementara itu pelatih Bahrain, Peter Taylor, mengakui kalau bunyi petasan tidak mengganggu konsentrasi timnya. Ia malah senang dengan atmosfer pertandingan yang diciptakan suporter Merah Putih itu. Masuknya anak asuhnya ke kamar ganti saat pertandingan ditunda itu karena ia mengikuti aturan yang diberlakukan FIFA dan AFC.
"Saya sangat kagum dengan suporter Indonesia. Mereka memadati stadion dan sangat ramai. Suasana seperti itu bagus untuk sebuah pertandingan sepak bola," timpal Peter.

Laga Timnas Sempat Dinodai Peredaran Tiket Palsu

Bola Indo - Tiket pertandingan sepak bola Pra Piala Dunia 2014 antara Indonesia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta, pada hari kemarin, Selasa, sempat dinodai oleh beredarnya tiket palsu.
"Bapak bisa lihat perbedaan tiket yang asli ini hurufnya timbul, sedangkan yang palsu cetakannya rata." ujar Anto, salah seorang penjaja tiket yang menunjukkan contoh tiket palsu kepada wartawan di seputar ring road SUGBK, Selasa (06/9).

Penjaja (calo) tiket tersebut menunjukkan contoh tiket warna merah yang oleh panitia pelaksana ditetapkan sebagai tiket kategori III seharga Rp 50 ribu. Namun ia tak menunjukkan contoh tiket dari kelas atau kategori lainnya karena mereka mengaku tak berani mengais keuntungan dengan tiket yang relatif lebih mahal.
"Ini harus disampaikan kepada pengurus PSSI pak, tolong sampaikan soal keberadaan tiket palsu ini," ujarnya. Sebagaimana diketahui, Panpel menyediakan tiket dengan harga beragam, yang termurah (kategori III) Rp50 ribu, sedangkan termahal adalah VVIP Rp500 ribu.
Secara terpisah, Media Officer PSSI Asep Saputra mengungkapkan, sekitar 80 persen dari 70 ribu lembar tiket telah habis terjual. Sedangkan sisanya hanya tiket untuk VIP Barat, kategori I dan II.

"Tinggal tiket VIP Barat (Rp250 ribu -Red) yang belum habis. Justru tiket VIP Timur (Rp150 ribu) paling cepat ludes. Sedangkan tiket lainnya yang masih tersisa sampai pukul 15.00 adalah untuk kelas I dan II yang dijual seharga Rp100 ribu dan Rp75 ribu," ujarnya.
Ketika dikonfirmasi mengenai kasus keberadaan tiket palsu, Asep mengaku sangat terkejut. "Kita nggak habis pikir, kok cepat sekali tiket palsu itu bisa beredar?" ujar Asep Saputra.

Indonesia 0-2 Bahrain

Bola Indo - Tim nasional Indonesia kembali menelan kekalahan di Pra Piala Dunia 2011. Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa 6 September 2011, tim Merah Putih ditekuk Bahrain 2-0.
Hasil tersebut membuat posisi Indonesia semakin terpuruk di posisi buncit Grup E hasil dua kali kekalahan. Sebelumnya tim besutan Wim Risjbergen ini ditundukkan Iran 3-0 pada laga pertama, 2 September lalu.
Wajah Indonesia semakin tercoreng akibat ulah suporter yang terus menyalakan petasan sejak awal pertandingan. Alhasil pada menit ke-75 wasit asal Korea Selatan Lee Min Hu sempat menghentikan laga sekitar 15 menit.

Menjamu Bahrain, Indonesia mengalami kesulitan sejak awal pertandingan. Lini tengah yang digalang Ahmad Bustomi dan Firman Utina justru lebih sering kehilangan bola. Bahrain sendiri beberapa kali mengancam pertahanan Indonesia di awal babak pertama.
Bahrain mencetak gol pertamanya saat injury time babak pertama memasuki menit ke-45+1. Berawal dari kelengahan lini pertahanan Indonesia, bek Sayed Dhiya Saeed Ebrahim berhasil membobol gawang Indonesia yang dikawal Markus Haris Maulana.

Di awal babak kedua pelatih Wim Rijsbergen mengganti Firman Utina yang permainannya tidak berkembang di babak pertama dengan Hariono. Indonesia pun berusaha mengambil inisiatif serangan sejak awal babak kedua.
Namun, masuknya Hariono kurang memberi kontribusi yang signifikan untuk serangan Indonesia. Tim Merah Putih juga masih kesulitan menembus pertahanan Indonesia. Bahrain justru mampu menggandakan keunggulan pada menit ke-71 melalui Ismaeel Abdul Latif. Setelah lolos dari jebakan offside, Latif dengan tenang menceploskan bola ke gawang Markus.

Menit ke-75 pertandingan sempat dihentikan wasit Lee Min Hu selama 15 menit karena suporter yang terus menyalakan petasan. Pertandingan kembali dilanjutkan setelah Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin turun langsung ke lapangan dan meminta suporter untuk tidak menyalakan petasan.
Setelah laga dilanjutkan, Indonesia justru mendapat sejumlah peluang. Salah satunya melalui tendangan Bambang Pamungkas pada menit ke-79. Indonesia kembali mendapat peluang menit ke-82 melalui sundulan Hamka Hamzah
Namun, hingga laga usai, keunggulan 2-0 untuk Bahrain bertahan.

Susunan pemain
Indonesia: Markus Haris Maulana; Benny Wahyudi, Muhammad Roby, Hamka Hamzah, M Nasuha (Supardi, 60); Ahmad Bustomi (Ferdinand Sinaga, 78), Firman Utina (Hariono, 46); M Ridwan, Bambang Pamungkas (c), Boaz Solossa; Cristian Gonzales.

Bahrain: Sayed Jaafar; Mohamed Husain (c), Abdulla Marzooqi, Sayed Ebrahim, Rashed Al Hooti; Hussain Ali Hasan, Mohammed Tayeb (Dawood Saad, 67), Abdulla Omar, Faouzi Mubarak Aaish (Mahmood Abdulrahman, 90+1); Hamad Al Anezi, Ismaeel Latif (Ahmed Mubarak, 84).

Kabomania Kecam Perubahan Logo

Radar Bogor - Rencana perubahan logo Persikabo jelang kompetisi sepakbola Liga Profesional Level I oleh PT Karadenan Jaya, dikecam Kabomania. Pasalnya, lambang Laskar Pajajaran memiliki sejarah panjang dan ikatan emosional dengan masyarakat Tegar Beriman.
Ketua Umum Kabomania, Dicky Dompas mengatakan, perubahan logo Persikabo merupakan upaya untuk melunturkan identitas atau karakter asli Laskar Pajajaran. Karena sejak pertama dibentuk pada 1973, skuad Cibinong telah mematenkan lambang tersebut.
“Saya tidak setuju kalau logo diubah, sebab sudah mendarah daging dengan masyarakat Kabupaten Bogor. Lambang yang sekarang juga merupakan kebanggaan Kabomania serta sudah terdaftar dan diketahui PSSI, saya tahu sejarahnya bagaimana logo itu dibuat,” ujar Dicky kepada Radar Bogor, kemarin.

Hal senada diung­kapkan pentolan Ka­bomania Mak Lampir Gadog, Denny Acuy. Menurutnya, peru­bahan lambang Persikabo merupakan upaya mengikis identitas asli Laskar Pajajaran dari kancah sepakbola nasional. “Kami tak setuju dengan wacana perubahan logo, biarkan lambang tim kesayangan kami ini, tetap seperti ini,” jelas mantan winger Persikabo era 1970-an.
Sementara itu, Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra mengatakan, perubahan logo merupakan sesuatu yang lumrah dan wajar dialami oleh sebuah klub. Misalnya, seperti Arsenal atau Barcelona.

“Peru­bahan logo itu biasa, sekarang saya bertanya, apakah logo pertama Arsenal dan Barca kurang mantap atau tak punya sejarah? Hampir semua klub di dunia mengalami metamorforsa logo, segala sesuatu harus berubah, Jangan stagnan. Sriwijaya FC saja berubah,” paparnya.
Lebih lanjut, kata Rhendie, perubahan logo ini karena Persikabo kini sudah menjadi klub profesional yang tidak terikat dengan APBD. Di samping itu, pada logo sekarang masih tertera lambang Pemkab Bogor. Daripada bermasalah di kemudian hari, lebih baik diubah.
“Klub ini sudah lepas dari APBD, masak lambang pemkab tetap ada, kecuali ini klub amatir yang memakai APBD. Lagipula jika empat atau lima tahun ke depan, kepala daerah yang baru tidak suka dengan lambang pemkab dipakai, lantas kita dituntut. Siapa yang mau tanggung jawab,” tutur mantan CEO Bogor Raya FC ini.
Ia menambahkan, seluruh elemen masyarakat akan dilibatkan dalam perubahan logo dengan membuat desain baru.

Kemudian dikirimkan ke Sekretariat Persikabo di Cibinong. “Semua masyarakat boleh ikut memberikan sumbangsih ide, termasuk Kabomania.
Namun tetap tidak menghilangkan jati diri Kabupaten Bogor yang sesungguhnya. Yang penting kan tidak meubah nama Persikabo,” pungkas Rhendie.

Tolak Level Dua

Jurnal Bogor - Persikabo Kabupaten Bogor masih menunggu keputusan PSSI mengenai kepastian turun di Liga Indonesia 2011-2012, apakah Persikabo tanding di kompetisi profesional level 1 ataukah level 2. PSSI pada Kamis (25/8) lalu telah mengumumkan Persikabo berada di level 2. Hasil ini pun ditolak manajemen karena Laskar Padjajaran beranggapan telah memenuhi syarat.

“Revisi administrasi telah dilakukan dan Persikabo masuk. Sekarang ini tinggal memastikan rangking stadion karena ada tim di level 1 yang menurut kami stadionnya tak lebih baik. Jadi kami pertanyakan itu ke PSSI atas dasar apa Persikabo ditolak di level 1 jika yang masuk tim di level 1 saja masih seperti itu,” ujar Direktur Utama Persikabo, Rudi Ferdian di Sekretariat KONI, Selasa (6/9).

Persikabo akhirnya masuk bersama 36 tim yang masuk daftar PSSI sehingga 4 tim bakal terdepak karena level 1 akan dihuni 32 tim dengan format kompetisi dibagi 2 wilayah. “Jika dibandingkan PS Bengkulu atau Barito Putra, syarat kelayakan stadion Persikabo masih unggul. Atau bahkan dengan PSCS Cilacap dan Tangerang,” jelas Rudi. “Makanya kita tunggu hasil pengumuman PSSI berikutnya,” sambung Direktur Operasional Rhendie Arindra.

Manajemen memastikan skuad Persikabo harus sudah terbentuk pekan depan menyongsong rencana kick-off pada 8 Oktober nanti. Langkah awal persiapan, seleksi pemain lokal asal Kabupaten Bogor mulai dilakukan di Lapangan SKB Karadenan, Rabu (7/9) siang ini, pukul 14. 00. Meski demikian, manajemen belum mengontrak pelatih. “Nama pelatih belum diputuskan, kandidatnya Wolfgang Pikal (mantan asisten timnas Indonesia-red) dan Suimin Diharja (mantan pelatih Persikabo),” jelas Rhendie.

Sementara seleksi pemain lokal hari ini bakal diikuti 85 pemain dari hasil kompetisi Kejuaraan Sepakbola U-23 Piala Emas Rachmat Yasin (PERY) dan klub peserta kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Bogor. Pemain ini diseleksi mantan pelatih Bogor Raya FC John Arwandi dan pelatih lokal lainnya seperti Dudung Abdullah, Yudi Agus Soleh dan Sairan.

Yayan Panggil 25 Pemain

Pakuan Raya - Manajemen Persikabo U-15 memanggil sekitar 25 pemain baru dari sejumlah Sekolah Sepak Bola (SSB), untuk menutupi kelemahan yang saat ini masih ada didalam ditubuh tim. Dengan demikian, sudah dipastikan dari 30 pemain yang sudah mengikuti pelatihan selama beberapa bulan lalu bakal ada yang dicoret oleh pelatih.

“Hasil rapat manajemen hari Senin (5/9) lalu, diputuskan kita kembali memanggil sebanyak 25 pemain dari sejumlah SSB yang pernah mengikuti seleksi pertama lalu tapi tercoret. Nantinya ada sejumlah pemain yang akan diambil untuk mengisi beberapa posisi,"terang Yayan Mulyana pelatih Persikabo U-15 kepada Pakar, Selasa (6/9).
Dijelaskannya, pemanggilan pemain tersebut berdasarkan evaluasi setelah melakukan serangkaian uji coba. Sebab, dari hasil iji coba yang telah dijalani masih banyak yang harus dibenahi, terutama dilini tengah, belakang termasuk fisik pemain.

“Kalau dari segi teknik pemain sudah bisa menerima arahan dari saya. Tapi, lini belakang kita masih mudah ditembus pemain lawan, dan ini terlihat jelas pada saat uji coba lalu. Tak hanya itu, kita masih belum menemukan pemain tengah yang berperan sebagai pengatur serangan dan yang memiliki visi bertahan maupun menyerang,"ungkap Yayan.
Karena itu, sambungnya, jadwal latihan pasca libur hari raya Idul Fitri yang baru akan dimulai Rabu besok, para pemain yang kembali dipanggil tersebut akan mulai ikut berlatih.

"Porsi latihan akan lebih menitik beratkan pada peningkatan fisik dan evaluasi para pemain mana saja yang akan didepak. Namun, kalau untuk berapa jumlah pemain yang akan dicoret dan dipilih saya belum bisa informasikan. Nanti saja lihat hasilnya,"tandasnya.

Sementara, Manajer Persikabo U-15, Yadi Mulyadi membenarkan akan dilakukan tambal sulam ditubuh tim yang dipersiapkan untuk mengikuti Pila Medco U-15 Tingkat Jawa Barat. Menurut dia, kondisi ini menjadi sebuah kebutuhan, mengingat Laskar Pajajaran Junior sampai saat ini masih belum solid meskipun sudah beberapa bulan menjalani pelatihan.

“Para pemain tersebut, selain berasal dari sejumlah SSB juga ada pemain yang pernah mengikuti seleksi Timnas U-14. Namun demikian, saya erahkan sepenuhnya kepada pelatih untuk memilih siapa yang bakal masuk dan dicoret,” terangnya saat dihubungi melalui telepon genggamnya.

Mendukung Manajemen

Pakuan Raya - Atmosfir Profesional dalam potret sepakbola nasional untuk musim depan akan menjadi tantangan terbesar bagi semua kalangan supporter sepakbola yang selama ini menjadi pemain ke-12 bagi setiap klubnya. Berhentinya dana APBD bagi klub sepakbola Profesional secara tidak langsung akan membuat manajemen dan jajaran direksi klub menguras pikiran dan tenaga untuk menjaring pihak -pihak sponsor yang akan menjadi mitra bagi klubnya. Pemasukan uang dari sponsor sudah barang tentu akan menjadi nyawa bagi setiap klub selain dari pembagian hak siar TV dan juga pembagian dari PSSI. Namun, kalau mengandalkan pemasukan dari dua lubang tersebut belum berarti kas keuangan tiap klub sudah dalam taraf aman.

Untuk meringankan beban keuangan setiap klub seperti Persikabo yang akan terjun dalam level 1 Liga Profesional, maka jajaran Kabomania siap mendukung manajemen dan direksi Persikabo yang akan merencanakan kenaikan harga tiket tiap pertandingan. Apalagi, kalau di level 1, kemungkinan besar Persikabo akan didatangi klub-klub besar seperti Persija, Persib, PSMS, Persebaya, PSM, Persipura dan Arema.

“Kita akan mendukung kebijakan manajemen atau dewan direksi Persikabo terkait rencana kenaikan harga tiket masuk. Namun, kami juga sebelumnya menginginkan adanya sosialisasi atau pertemuan antara jajaran direksi, manajemen, mantan pemain, dan Kabomania untuk membahas soal tiket masuk yang akan ditetapkan Panpel Persikabo.

Kami juga sangat paham, kalau pemasukan uang dari tiket masuk ini akan menjadi nyawa bagi semua klub Profesional. Kami berharap pihak manajemen atau direksi Persikabo segera melakukan atau mengundang kami untuk membahas masalah ini. Supaya kami bisa mensosialisasikan kepada semua masyarakat bola di Kabupaten Bogor," ujar Ketua Harian Kabomania, Kemal Fasya dengan tegas.

Udo Masuk Bidikan

Pakuan Raya - Sepakbola adalah Gol. Tanpa sebuah gol yang tercipta maka pertandingan sepakbola ibarat sayur tanpa garam. Namun, bukan perkar mudah bagi setiap klub mencari bomber yang haus gol dan bisa mencetak gol setiap saat. Hal inilah yang saat ini tengah menjadi pemikiran jajaran dkireksi Persikabo Bogor yang akan tampil dalam Level 1 Liga Profesional. Selama ini Persikabo Bogor memang sangat lemah dalam melihat atau memantau kualitas para pemain asing yang akan direkrutnya. Karena proses rekrutmen pemain asing berkualitas kerap terbentur dengan finansial juga.

Namun, kadang kala tim pemandu bakat Persikabo juga kerap kecele dalam melihat kualitas pemain asing yang direkrut. Berbagai pengalaman pahit yang terjadi dalam manajerial Persikabo sebelumnya, rupanya akan dijadikan catatan penting bagi Direktur Transfer Persikabo, Rhendie Arindra yang saat ini sudah melakukan lobby -lobby dengan beberapa pemain asing yang berkualitas untuk posisi belakang, tengah dan depan. Bahkan, Rhendie sendiri sebelumnya nemang sudah melakukan kontak personal untuk memboyong David Pagbe agar bisa pulang ke Persikabo.

Saat ini, Rhendie sendiri sedang menyiapkan strategi "mercato" untuk mendapatkan kembali David Pagbe serta berusaha kuat untuk memboyong Shoei Matsunaga dan Udo Fortune. “Saya memang sangat menyukai gaya bermain Udo Fortune, kita akan berusaha melihat sejauh mana status dia di Persiba Bantul. Kalau memang ada kesempatan memboyong Udo Fortune, kita akan kerja all out guna merealisasikan agar Persikabo punya bomber haus gol dan memiliki stopper tangguh seperti David Pagbe dan bisa menggaet pemain sepintar Matsunaga," kilah Rhendie.

Lebih lanjut, tambahnya, persiapan Persikabo untuk musim ini tidak main-main, karena jajaran direksi sudah mencanangkan Persikabo harus main di Level 1 dan harus bisa bercokol diposisi lima besar. “Selain membidik Udo Fortune, kami juga akan berusaha mendapatkan para pemain berkualitas yang memang sudah punya jam terbang saat bermain di Liga Super lalu," bebernya.

Pengcab PSSI Seleksi Alumni PERY Tahun 2011

Pakuan Raya - Pengcab PSSI Kabupaten Bogor akhirnya memenuhi janjinya untuk melakukan seleksi kepada 76 pemain hasil saringan turnamen sepakbola U-23 Tahun Bupati Cup atau yang dikenal dengan label Piala Emas Rachmat Yasin ( PERY) tahun 2011. Rencananya seleksi para pemain PERY dan juga bisa diikuti para pemain Divisi yang ada di Persikabo dan PSB tersebut akan dilakukan mulai petang nanti di Lapangan PHB, Sukarakaja.

Hal tersebut dikatakan Koordinator Tim Seleksi Pengcab PSSI Kabupaten Bogor, Dudung Abdulah kepada Pakar kemarin petang di Sekretariat KONI Kabupaten Bogor.
Dudung menambahkan, dalam proses seleksi para pemain PERY dan Divisi ini, ia akan dibantu beberapa orang yang memang punya kemampuan dalam melihat skill para pemain muda di Kabupaten Bogor seperti Saeran, Carlos Sembiring, Yudi Agus Soleh. Selain itu, proses seleksi juga akan menghadirkan dua tokoh sepakbola yang tal asing lagi bagi publik bola di Bogor yakni Jhon Arwandi dan Risdianto , keduanya akan bertindak sebagai Penasehat Tim Seleksi.

“Kita kemungkinan hanya akan menjaring 25 pemain saja dari proses seleksi yang akan dilangsungkan sampai hari Jumat nanti. Setelah terlihat 25 orang, kita akan menyerahkan kepada jajaran direksi Persikabo. Karena manajemen Persikabo juga akan menggunakan jasa dan kemampuan para pemain alumni PERY ini untuk skuadnya. Namun, sebelum mereka diseleksi tim pelatih Persikabo, para pemain tersebut akan diseleksi dulu oleh Pengcab PSSI Kabupaten Bogor," ujar Dudung Abdulah.

Dalam kesempatan yang sama, Yudi Agus Soleh dan Saeran, dua orang yang akan membantu tim seleksi Pengcab PSSI Kabupaten Bogor mengatakan, format seleksi ini sudah sangat betul. Karena setelah terpilih 25 pemain terbaik, Pengcab PSSI akan menyerahkan kepada jajaran pelatih Persikabo untuk dilibatkan dalam seleksi skuad Persikabo. Jika dari 25 pemain ini ada beberapa pemain yang lolos tahap seleksi lanjutan di Persikabo, maka sisanya tetap digembleng dalam tim Persikabo U-21 Tahun.

“Kami yakin lebih dari 3 atau 4 pemain yang bisa lolos untuk mengikuti tahapan seleksi di Persikabo setelah mereka mengikuti tahapan awal seleksi Pengcab PSSI Kabupaten Bogor. Kami berharap semua pemain yang ikut seleksi harus benar benar all out mengeluarkan kemampuan terbaiknya," ujar Yudi Agus Soleh.

Kabomania Minta Pagbe dan Wolfgang Pikal Merapat ke Persikabo

Pakuan Raya - Sosok David Pagbe, saat ini masih dikenal sebagai stoper asing paling tangguh dalam kancah sepakbola nasional. Tak heran, jika pemain kelahiran Kamerun yang kini merumput di Semen Padang diminta kembali oleh semua Kabomania untuk memperkuat Persikabo dalam kompetisi Level 1 Liga Profesional 8 Oktober mendatang.

Namun, untuk memulangkan David Pagbe ke Persikabo bukan pekerjaan mudah. Karena David sendiri masih melihat klub besar yang memang sudah pasti bermain di level 1 Liga Profesional. Selain itu, nilai kontrak David Pagbe yang tinggi juga membuat manajemen dan direksi Persikabo berpikir ulang untuk mendapatkan kembali David Pagbe. Informasi terakhir yang dirangkum Pakar sendiri belum lama ini, David Pagbe tampak kelihatan menunjukan minatnya untuk kembali merumput di Cibinong.

“Kalau memang mau main di Level 1 Liga Profesional, manajemen dan direksi Persikabo harus berjuang keras untuk memulangkan kembali David Pagbe ke Persikabo. Dia tipikal stopper yang tangguh dan juga punya kelebihan saat membantu penyerangan. Tak jarang, ia kerap mencetak gol kegawang lawan. Kami berharap manajemen dan direksi Persikabo bisa memboyong kembali David Pagbe. Kami yakin, David Pagbe masih punya hasrat yang tinggi untuk membela Persikabo. Apalagi, jika Persikabo ditangani Jhon Arwandi ataupun Wolfgang Pikal," ujar Arif, salah satu pentolan Kabomania kepada Pakar kemarin petang.

Hal serupa juga dikatakan Kemal Fasya, menurutnya kalau Persikabo bisa memulangkan kembali David Pagbe ke Bogor, minimal pengurus juga sudah merasa tenang dan aman untuk lini belakang. Selanjutnya, pengurus tinggal konsentrasi mencari bomber haus gol seperti Udo Fortune dan mencari Play Maker yang bisa menjadi pengatur serangan dan bisa menjadi jendral lapangan tengah Persikabo.

" Mudah-mudahan Pak Rudi Ferdian selaku CEO Persikabo bisa sekuat tenaga mengatur jadwal ulang untuk meloby David Pagbe supaya bisa pulang ke Persikabo. Kami yakin, kalau skuat Persikabo dipenuhi para pemain asing yang berkualitas, maka setiap pertandingan kandang Persikabo akan selalu dipenuhi semua supporter fanatik Persikabo. Bahkan, Kabomania juga akan merasa puas jika harus membayar tiket yang lebih besar dari musim -musim sebelumnya. " beber Kemal Fasya tegas.

Ditempat terpisah, CEO Persikabo, H. Rudi Ferdian menegaskan, sebenarnya pihak Persikabo sangat berharap besar David Pagbe bisa kembali ke Cibinong. Bahkan, jajaran direksi Persikabo juga akan membahas soal materi pemain asing yang harus punya kualitas level 1.

“Kalau memang David Pagbe belum terikat kontrak dengan Semen Padang, kami siap all out mengejar David Pagbe . Karena kualitas David Pagbe memang sudah tak diragukan lagi. Kami akan merasa senang hati jika Pagbe bisa kembali memperkuat Persikabo," tuturnya.