Rabu, 07 September 2011

Soal Suporter, Jakarta Bisa Belajar dari Solo

Ketua Umum Persis Solo Hadi Rudyatmo menyesalkan ulah segelintir suporter pendukung tim nasional Indonesia yang melemparkan petasan ke tengah lapangan saat partai Indonesia-Bahrain digelar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa, 6 September 2011 malam.
Akibatnya, pertandingan sempat terhenti selama 15 menit pada menit ke-75 dan Indonesia terancam sanksi dari Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA). "Suporter belum dewasa saat melihat tim yang didukung kalah," ujarnya kepadaTempo, Rabu, 7 September 2011.
Selain suporter yang disebut belum dewasa, Hadi menilai panitia pertandingan di Jakarta tidak belajar dari panitia pertandingan di Solo.

Menurutnya, saat timnas Indonesia beruji coba melawan timnas Palestina di Stadion Manahan, Solo, pada 22 Agustus lalu, hampir tidak ada petasan yang dilempar ke tengah lapangan.
"Memang ada petasan yang dibawa suporter, tapi tidak dilempar ke tengah lapangan dan hanya dinyalakan saat jeda pertandingan," terangnya.

Dia mengatakan semestinya panitia di Jakarta bisa belajar dari Solo yang dianggap berhasil mengendalikan suporter. "Kalau Solo bisa, harusnya Jakarta lebih bisa (mengendalikan suporter) saat di Stadion Gelora Bung Karno," jelasnya.
Jika Indonesia benar-benar terkena sanksi FIFA, baik berupa denda atau larangan menjadi tuan rumah, Hadi meminta hal itu menjadi pembelajaran bagi semua pihak. "Khususnya suporter," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar