Rabu, 04 Mei 2011

Gaji Telat, Ikut Tarkam. Pemain Gunakan Nama Palsu

Radar Bogor - Buruknya manajemen dan minimnya perhatian terhadap pemain lokal, menjadi alasan beberapa pemain Persikabo ikut dalam turnamen Ade Ruhandi Cup 2011, Kecamatan Cigudeg.
Alasan paling mendasar mengapa skuad muda Laskar Pajajaran ini main di turnamen tarkam, karena dua bulan gaji mereka tidak dibayar manajemen. Ditambah kejenuhan mereka sebagai pemain cadangan yang tidak pernah merasakan membela Persikabo.
Salah satu pemain, Erik Ebol mengakui bahwa ia memang bermain di kompetisi tarkam. “Ya saya melakukan itu karena jenuh dengan kondisi tim, karena para legiun lokal kurang diperhatikan pelatih. Banyak pemain lokal sering tak diberi kesempatan memakai baju Persikabo atau tidak masuk line up,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Erik yang menggunakan nama samaran Sumirat dalam ajang tersebut mengaku bimbang ketika ditawari mengikuti tarkam dengan bayaran Rp1 juta sekali main. Apalagi, saat itu Erik mengaku sedang membutuhkan uang karena orangtuanya sakit, sedangkan gaji belum dibayar selama dua bulan.
“Gaji belum keluar, mau kasbon ke manajer sulit. Sebab pasca pertandingan Bengkulu, General Manajer lost contact. Intinya sih duit dan suasana tim yang kurang kondusif, sehingga para pemain menerima tawaran tarkam,” tegasnya.
Hal senada diutarakan Kresna, yang juga bermain di turnamen serupa. “Saya memang main, tapi itu semua ada alasannya, saya gak pernah pakai baju Persikabo, gak pernah masuk line up. Latihan-latihan saja, bosan saya,” singkatnya.
Cucu Hidayat pun mengakui terjun di ajang Ade Ruhandi Cup atas ajakan rekan satu timnya di Persikabo, Dian Irawan, yang masih satu tim dengan Bachtiar dan Erik Ebol dalam turnamen Ade Ruhandi.
“Saya memang salah, tapi mau gimana lagi, saya waktu itu tidak punya uang. Makanya, ketika ada tawaran tarkam, saya langsung menerima,” katanya.
Ia juga mengaku tetap profesional dan memberikan yang terbaik bagi Persikabo ketika masuk line up. “Saya masih mau jadi pemain Persikabo dengan catatan manajernya bukan pak Mas’an,” jelas pria yang menggunakan nama Jimmy dalam turnamen Ade Ruhandi Cup.
Sementara itu, Septian, pemain Persikabo asal Rancabungur mengatakan jika dirinya tidak pernah main dalam ajang tarkam selama ia terikat kontrak dengan Persikabo. “Saya tidak pernah main di tarkam, apalagi saat mau berangkat ke Bengkulu dan dua hari sebelum bentrok PSMS. Saya sumpah,” ucap dia.
Akan tetapi, Headcoach Persikabo, Maman Suryaman tidak terima dengan alasan para pemain yang mengaku tidak masuk line up. “Mereka hanya alasan. Kalau profesional, ngapain harus ikut tarkam. Apalagi mereka kan sudah dewasa dan pasti memahami aturan kontrak,” pungkasnya.
Jika Divisi Utama masih bergulir, bermain di luar kompetisi merupakan sesuatu yang melanggar kode etik profesi. Bahkan saat terjun dalam ajang tersebut, Bahtiar cs memakai nama samaran agar tidak terendus jajaran manajemen.
Dengan bayaran Rp1 juta ke atas per sekali tampil, para legiun muda itu langsung tergoda. Padahal di Persikabo, gaji mereka mulai Rp5 juta ke atas per bulan.
Namun, semua itu bukanlah tanpa alasan. Suasana tim yang tidak kondusif serta gaji yang sempat tersendat dua bulanlah yang menyebabkan pemain melakukan hal tersebut.

Lecehkan 4 Juta Warga

Radar Bogor - Aksi indisipliner sejumlah pemain Persikabo dengan mengikuti kompetisi tarkam Ade Ruhandi Cup 2011, ternyata mendapat cibiran dari Komisi D DPRD Kabupaten Bogor.
Ketua Komisi D Kabupaten Bogor, Sumarli mengatakan, mereka (pemain, red) seharusnya profesional. Karena pemain digaji dengan uang rakyat Kabupaten Bogor.
“Ya, jadi kalau mereka berbuat demikian, sama saja menghina rakyat Kabupaten Bogor. Terus terang saya kecewa dengan pemain-pemain tersebut. Seharusnya hal ini tak perlu terjadi jika komunikasi antara satu sama lain harmonis,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Menurut dia, jika alasan pemain mengikuti tarkam adalah tak masuk line up atau tidak menyukai strategi pelatih, sebagai seorang profesional mereka harus bisa menerima. “Ya, harusnya mereka menerima, saya sih nggak mau tahu soal itu. Tapi kenapa caranya harus dengan indisipliner. Kan masih terikat kontrak. Ingat, Laskar Pajajaran adalah aset kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor. Kalau para pemain sudah tak betah, silakan cari klub lain, tapi sesuai prosedur. Melecehkan Persikabo sama dengan melecehkan empat juta warga Kabupaten Bogor,” tegasnya.
Hal serupa diungkapkan Sekretaris Umum (Sekum) Kabomania, Sujiyono. Menurut dia, sebagai pesepakbola profesional, tindakan bodoh itu tak perlu dilakukan karena bisa menghancurkan kariernya sendiri dan mencoreng nama baik Laskar Pajajaran.
“Sebagai pemain profesional mereka tak boleh seperti itu, apalagi yang paling banyak ikut adalah putra daerah. Ini kan membuat malu Kabupaten Bogor. Terus terang saya kecewa berat dengan tindakan mereka,” tuturnya.
Ia menambahkan, agar hal serupa tak terulang, jajaran manajemen, pengurus dan pelatih harus sering berkomunikasi tentang keadaan dalam tim. Sehingga, suasana bisa tetap kondusif serta tak ada perilaku nakal dari segelintir oknum yang bisa merusak nama Laskar Pajajaran.
“Saya harap manajemen, pengurus dan pelatih bersinergi dan memantau agar aksi memalukan itu tak terulang lagi. Kalau perlu langsung tindak tegas. Memang Persikabo ini klub main-main apa,” harap Sujiyono.

Raja Midas Siap Tanggung Jawab

Pakuan Raya - Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli angkat bicara mengenai hasil akhir Persikabo yang tidak lolos ke level ISL. Menurutnya ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkan Persikabo agar menapak di kasta ISL, namun dewi fortuna tampaknya belum berpihak pada Persikabo. Terkait dua hasil kandang yang mengecewakan karena dipecundangi oleh tamu-tamunya, Mas’an tidak menyangka prestasi buruk itu bisa dituai dua kali oleh punggawa Laskar Pajajaran. Saat dituding sebagai penyebab kekalahan di kandang, ia merasa sangat sedih karena merasa sudah memberikan waktu, pikiran dan materi yang tidak sedikit untuk bisa mendampingi Persikabo.
“Saya dituding sebagai penyebab kekalahan, karena saya tidak bisa mendampingi pemain saat latihan-latihan terakhir serta saat melawan Pro Titan. Saat itu kondisi saya sedang tidak fit dan dibawah pengawasan dokter. Tidak pernah terbersit oleh saya untuk meninggalkan mereka. Saya sangat cinta Persikabo di laga terakhir walaupun belum sembuh betul, saya menyempatkan hadir di Stadion agar mereka memiliki motivasi lebih,” ujar pria paruh baya yang memiliki penyakit kambuhan itu.
Dengan hasil Laskar Pajajaran dibawah manajerialnya pada tahun ini, Raja Midas itu mengaku juga sudah siap untuk bertanggung jawab kepada Ketua Umum Persikabo, Bupati Rachmat Yasin. Saat ini ia belum melakukan kontak dengan orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu, karena RY tengah menjalankan ibadah Umroh di Mekkah.
“Saya tidak mau mengganggu Bupati dulu saat ini. Yang jelas saya tidak akan lari dari tanggung jawab. Saya dijadwalkan melakukan laporan pertanggungjawaban di hadapan Bupati paling lambat minggu depan. Semua masalah gaji pemain tentu akan diselesaikan secepatnya begitu dana cair,” beber pengusaha transportasi itu.

Edisi PERY : Kabomania Dukung Tim PERY

Pakuan RAya - Usai Persikabo gagal menembus 8 besar dalam kompetisi Divisi Utama, kini masyarakat Kabupaten Bogor mulai berpindah kelain hati untuk mendukung klub kesayangan mereka dalam turnamen Piala Emas Rachmat Yasin (PERY) III. Hal tersebut yang diungkapkan Muhammad Yusuf Kiat, kepada Pakar. Sebagai warga asli Citereup, Ia bersama Kabomania Citereup lainnya sepakat untuk mendukung sepenuhnya pada tim kecamatan Citereup yang berkiprah dalam turnamen PERY. "Kita akan dukung tim Citereup sama seperti kita dukung Persikabo, karena kita kan orang Citereup, yang kita harapkan kecamatan Citereup bisa jadi juara PERY,"ucap Yusuf yang juga pentolan Kabomania tersebut.

Edisi PERY : Gunung Putri Makin Pede

Pakuan Raya - Usai berhasil menumbangkan sang juara bertahan, Kecamatan Cibinong pada laga perdana mereka, kini tim PERY kecamatan Gunung Putri mengaku lebih pede menghadapi pertandingan mereka selanjutnya. Wakil Manajer tim Gunung Putri, Adi Suwardi mengatakan timnya semakin giat berlatih untuk menghadapi empat rivalnya di wilayah VIII, yakni Babakan Madang, Citereup, Cibinong, dan Suka Makmur. "Kemenangan kita kemarin jadi motivasi terbesar para pemain, mudah-mudahan hal tersebut jadi modal awal bagi kita untuk bisa meraih target juara dalam kompetisi PERY tahun ini,"tandasnya.

Menunggu Keputusan RY

Pakuan Raya - Banyaknya pemain lokal Persikabo mengambil jalan pintas dengan tampil dibeberapa ajang tarkam yang ada di Kabupaten Bogor membuat kecaman semua pengurus Persikabo. Karena mereka masih terikat kontrak dengan Laskar Pajajaran sampai beberapa bulan kedepan.
"Sangat konyol sekali kalau para pemain masih mau menerima tarkam disaat Persikabo menyisakan beberapa pertandingan lagi. Kalau memang kompetisi sudah selesai, terserah mereka mau tarkam sehari tiga kali juga. Asal mereka mau terima resiko kalau terjadi apa apa. Mereka tidak sayang sama dirinya sendiri," ujar Edison Hutahean kepada Pakar tadi malam
Ia menambahkan, seharusnya soal tarkam tidak perlu terjadi, kalau para pemain memang menghargai aturan kontrak dan sayang terhadap masa depannya sebagai pemain bola. " Saya heran, kenapa para pemain Profesional masih tergiur dengan tawaran tarkam. Lantas kalau mereka cedera diajang tarkam bagaimana? Siapa yang mau tanggung jawab kalau cederanya parah. Harusnya para pemain jangan terlalu silau dengan ajakan tarkam. Harusnya mereka sadar dan berpikir soal masa depan. Saya juga tidak bisa menyalahkan pelatih kalau pemain lokal jarang diturunkan. Karena itu hak pelatih. Pelatih lebih tahu soal masalah ini," ujar Edison lagi dengan tegas.
Lebih lanjut, kata Edison, hingga saat ini, ia belum bisa memberikan soal penjelasan soal sanksi tersebut. Karena pengurus Persikabo masih akan menunggu kedatangan Ketua Umum Persikabo Kabupaten Bogor, Drs. H. Rachmat Yasin, MM yang masih berada di luar Kota.
Sementara itu, Ketua Harian Persikabo, Drs. Adang Suptandar AK mengatakan, insiden tarkam yang dilakukan para pemain Persikabo tahun ini, harus dijadikan pelajaran semua pihak. Namun, ia tetap para pemain tersebut harus menerima sanksi tegas dari pengurus.
"Apapaun alasannya, yang namanya masih terikat kontrak tidak bisa ditolerir lagi. Para pemain melakukan tarkam sama saja mereka tidak sayang akan masa depannya," tukas Adang lagi.

Sesalkan Pemain Tarkam

Pakuan Raya - Adanya beberapa pemain Persikabo yang ikut terjun dalam kompetisi antar kampung sebelum masa kompetisi Divisi Utama berakhir membuat sebagian besar Kabomania kecewa. Para Kabomania tersebut sangat menyayangkan sikap para pemain yang kurang bisa bersikap professional dengan mengikuti liga tarkam tersebut. Hal tersebut disampai salah satu pentolan Kabomania, Yusuf Kiat kepada Pakar, kemarin.
"Ya kita sangat menyayangkan sekali dengan keikutsertaan mereka bermain di liga tarkam, seharusnya mereka kan sebelum bertanding itu istirahat di mess, ini malah main di tarkam, kita juga tidak sekali dua kali melihat para pemain berkeliaran sebelum pertandingan, ada yang maen futsal juga kemarin kita lihat,jelas-jelas pemain tersebut tak bisa menunjukkan keprofesionalan mereka sebagai pemain liga"ucap Yusuf Kiat kepada Pakar, kemarin.
Tak hanya itu, dengan keikutsertaan para pemain Persikabo dalam ajang tarkam itu, Yusuf yang kerap disapa jenderal tersebut juga mengatakan sebenarnya hal tersebut tidak terjadi jika saja pelatih juga bisa bersikap tegas dan disiplin dalam mengawasi anak asuhnya. Hal senada juga diungkapkan Ketua Korwil Ciapus, Herry. Ia juga mengaku kecewa dengan sikap pemain tersebut.
"Waduh, kalau itu jelas-jelas tidak profesional dong, sekarang kalau mereka cedera siapa yang bertanggung jawab, tentu bukan kewajiban manajemen dalam hal ini, kalau mereka mainnya usai kompetisi si silakan aja, mau maen sehari tiga kali juga nggak apa-apa,"ucapnya kepada Pakar.

Pelaku Harus Kena Sanksi

Pakuan Raya - Aksi indisipliner yang dilakukan sejumlah pemain Persikabo dengan ikut tarkam di ajang Ade Ruhandi Cup mendapatkan sorotan tajam dari Komisi D DPRD Kabupaten Bogor yang ikut menyesalkan terjadinya tindakan yang melanggar kontrak antara pemain dengan manajemen Persikabo.
"Mereka harusnya profesional. Para pemain digaji dengan standar kemampuannya masing masing. Gaji mereka berasal dari uang rakyat Kabupaten Bogor. Kalau mereka indisipliner sama saja menghina rakyat Kabupaten Bogor. Saya merasa kecewa dengan pemain yang ikut tarkam tersebut. Tidak seharusnya hal ini terjadi, kalau memang ada komunikasi satu sama lain,"ujar Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bogor, Sumarli dengan nada kecewa.
Sumarli mengaku tidak mau tahu soal line up atau strategi pelatih untuk memasukan pemain dalam satu pertandingan. Namun, ia hanya menyesalkan kenapa para pemain yang terikat kontrak tersebut masih mau menghiantik kontraknya dengan manajemen Persikabo.
"Ingat Persikabo ini aset kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor. Kalau para pemain sudah tidak betah di Persikabo, silahkan para pemain pindah klub sesuai prosedur. Jangan sampai Persikabo yang dikorbankan. Melecehkan Persikabo sama artinya melecehkan 4 juta rakyat Kabupaten Bogor,"tegasnya.
Sementara itu, Ketua Harian Persikabo, Drs. Adang Suptandar, Ak mengecam prilaku negative para pemain Persikabo yang masih terlibat diajang tarkam. "Harus ada sanksi tegas dari pengurus soal masalah ini kepada para pelaku tarkam. Karena ini sudah melanggar aturan kontrak.Tidak ada alasan yang membenarkan soal tindakan para pemain yang terlibat dalam ajang tarkam ini. Mereka adalah pemain Profesional. Segala sesuatunyha sudah tertuang dalam kontrak antara hak dan kewajiban. Tidak ada istilah tidak pakaian, tidak masuk line up ataupun tidak punya uang. Saya berharap masalah ini terus diproses sesuai dengan aturan yang tertuang dalam kontrak,"ujar Adang Suptandar dengan berang.

Jangan Hanya Salahkan Pemain

Pakuan Raya - Mencuatnya kasus Indisipliner yang dilakukan sejumlah pemain Laskar Pajajaran dengan terjun diajang tarkam disaat ia masih terikat kontrak dengan manajemen Persikabo sampai juga kepada mantan pelatih tim kebanggan masyarakat Kabupaten Bogor yakni Suimin Diharja.
Ia menilai, ada komunikasi yang terputus dengan munculnya kejadian pemain yang tampil diajang tarkam. Apalagi, para pemain yang tampil diajang tarkam tersebut kebanyakan pemain lokal Persikabo yang dulu sempat dibina dan langganan starting eleven Suimin Diharja.
Suimin menagaskan, apapun tindakan yang dilakukan para pemain itu tetap salah besar. Mereka bertindak sebagai pemain yang tidak profesional. Hal yang wajar jika pengurus memberikan sanksi tegas kepada para pemain tersebut. Akan tetapi, Suimin berharap semua elemen jangan hanya memvonis kepada pemain saja yang salah. Karena tidak menutup kemungkinan ada "benang" yang terputus, hingga para pemain berani melakukan tindakan yang sembrono itu.
"Saya yakin, tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Pemain melakukan tindakan tarkam, bahkan bisa leluasa melakukan tarkam, berarti ada yang tak kondusif dalam tim tersebut. Mungkin, pengawasan yang tidak ketat dari jajaran pelatih ataupun manajemen. Apapun ceritanya, saya tetap menyalahkan sikap para pemain tersebut dan tetap melanggar norma atau etika kontrak. Tapi, saya berharap, manajemen atau pengurus juga harus meraba diri kenapa sampai terjadi suasana seperti tersebut ," beber Suimin Diharja yang mengaku tahu soal berita seputar tarkam pemain Persikabo ini dari Internet.
Lebih lanjut, tambah Suimin, ia juga menyayangkan dengan kondisi yang terjadi dalam tubuh Persikabo selama musim 2010/2011. "Persikabo ini tim besar dan didukung oleh para pengurus dan masyarakatnya yang memang gila bola. Saya merasa sedih dengan prestasi tim saat ini. Saya tidak menyalahkan pemain atau pelatih. Namun, saya tegaskan ada komunikasi yang terputus dalam tim ini. Sehingga Persikabo gagal menunjukan performa terbaiknya," tukas Suimin Diharja.

Pemain “Tarkam" Merasa Stres

Pakuan Raya - Mencuatnya kasus tarkam yang dilakukan sejumlah pemain Laskar Pajajaran disaat kompetisi Divisi Utama masih berjalan, menuai kecaman dari sejumlah pihak. Karena secara tidak langsung mereka tidak menghargai Kontrak atau MoU sebagai pemain Profesional yang tengah dikontrak Persikabo.
Sejumlah pemain yang turun di ajang Ade Ruhandi Cup, di Lapangan Dwikora, Kecamatan Cigudeg mengangaku salah dan minta maaf kepada masyarakat Kabupaten Bogor, karena tidak bisa menghargai kontrak Persikabo dengan baik. Namun, para pemain juga sebenarnya tidak mau bermain diajang tarkam, kalau suasana tim kondusif dan juga faktor finansial ikut mendorong hati para pemain untuk terjun dalam event tarkam.
"Jujur saya jenuh dengan kondisi tim sekarang. Karena para pemain lokal sepertinya kurang diperhatikan. Banyak pemain lokal yang sering tidak pakaian atau masuk line up. Ini membuat semua pemain lokal jenuh,"ujar Erik Ebol, yang mengaku ikut bermain diajang Ade Ruhandi Cup dengan menggunakan nama samaran Sumirat.
Erik atau yang biasa dipanggil Ebol menegaskan, sebenarnya ia juga merasa pusing ketika ada tawaran tarkam. Sebab disatu sisi, Erik sedang butuh uang. Karena sudah sebulan terakhir ini, orang tuanya (sakit) dan sempat dirawat. Sementara itu, gaji belum keluar dan mau kasbon sulit. Sedangkan, SMS atau Telpon kepada Manajer juga sulit. Karena pasca pertandingan di Bengkulu, General Manajer lost kontak.
"Intinya masalah duit saja dan suasana tim yang kurang kondusif, hingga membuat para pemain menerima tarkam. Kalau saya jujur memang butuh duit. Karena orang tua saya sedang sakit. Sementara selama ini saya benar benar jadi tulang punggung keluarga,"tegas Ebol.
Erik berharap, persoalan para pemain Persikabo yang ikut tarkam di Cigudeg ini jangan sampai dibesar-besarkan oleh media.
Hal senada juga diutarakan, Kresna, yang mengakui ia main diajang tarkam di Ade Ruhandi Cup. "Saya memang main, tapi itu semua ada alasannya, saya gak pernah pakai baju Persikabo, gak pernah masuk Line Up. Latihan-latihan aja, bosan saya,"tutur Kresna.
Sementara itu, Encek Septian, pemain Persikabo asal Rancabungur mengatakan, ia mengaku melakukan tarkam saat Persikabo bertanding dengan PSMS Medan. "Saya sudah tahu tidak masuk line up dan tidak pakaian, makanya saya berangkat ke Cigudeg. Jujur sebenarnya saya juga kecewa dengan suasana tim sekarang,"ujar Encek Septian. Encek juga menambahkan, sebenarnya bukan hanya di Cigudeg saja para pemain Persikabo ikut dalam ajang Tarkam. Karena selama ini, para pemain juga banyak yang ikut tarkam di Depok atau di daerah lain.
Dilain pihak, Cucu Hidayat juga mengakui, kalau ia memang terjun di ajang Ade Ruhandi Cup atas ajakan Dian Irawan. Cucu juga menambahkan, bukan hanya dirinya saja yang ikut tarkam di Cigudeg. Karena saat ia bermain di Cigudeg, ia bermain satu klub dengan Bachtiar, Erik Ebol dan Dian Irawan. Mantan, pemain Persib dan Persibo Bojonegoro ini minta maaf atas kejadian ini dan mohon kepada media atau pengurus Persikabo jangan membesar besarkan masalah ini. Sebab apa yang dilakukan para pemain dengan ikiut tarkam juga bukan tanpa alas an.
"Saya akui memang saya salah. Namun, mau gimana lagi, saya benar benar sudah tidak punya uang. Makanya, ketika ada tawaran tarkam, saya langsung menerimanya. Saya minta maaf atas masalah ini. Namun, saya tetap profesional, ketika saya masuk line up dan bermain untuk Persikabo, saya berusaha memberikan yang terbaik dengan cara bermain all out. Saya sendiri masih mau menjadi pemain Persikabo dengan catatan manajernya bukan Pak Mas'an."Beber Cucu Hidayat yang menggunakan nama Jimy di Ade Ruhandi Cup.
Sementara itu, pelatih kepala Persikabo, Maman Suryaman mengatakan, para pemain yang ikut tarkam jangan mengkait-kaitkan persoalan tidak pakaian atau tidak masuk line up untuk menjadi alas an menerima tarkam. "Mereka hanya beralasan saja. Kalau mereka profesional sebagai pemain bola, ngapain harus ikut tarkam. Apalagi mereka dewasa dan sudah memahami aturan kontrak,"tegas Maman.