Kamis, 05 Mei 2011

Edisi PERY : Suporter PERY Kalahkan Boraholic

Pakuan Raya - Pamor turnamen sepakbola sekelas Bupati Cup Kabupaten Bogor, ternyata lebih memiliki magnet yang besar dan menarik banyak penonton dari masing-masing kecamatan yang bermain. Bahkan penonton yang menghadiri pertandingan ini lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan penonton di pertandingan level Liga Premier Indonesia. Di Lapangan Citra, Jonggol, misalnya, lapangan penuh sesak dengan penonton. Kawasan parkir pun tidak cukup lagi untuk menampung kendaraan supporter.
"PERY tidak kalah menarik dibandingkan pertandingan lainnya, wajar kalau kami ingin melihat pertandingan ini langsung di lapangan. Lebih mendebarkan, ini kan liga bergengsi antar kecamatan, bukan tarkam. Hiburan masyarakat kecil, harga diri daerah nih, apalagi pemainnya semua adalah pemain lokal. Wajib ditonton!," seru Faisal, salah satu pendukung Kecamatan Jonggol.

Dewan Akan Panggil Manajemen Persikabo

Pakuan Raya - Aksi tarkam yang dilakukan sejumlah pemain Persikabo disaat masih terikat kontrak dengan manajemen Persikabo ternyata telah menjadi bahan kajian dari para anggota DPRD Kabupaten Bogor yang turut menyayangkan sikap para pemain Persikabo tersebut. Apalagi para pemain Persikabo itu kebanyakan putra daerah.
"Kami sudah mempelajari soal kisruh tarkam yang dilakukan para pemain Persikabo. Jujur kami sebagai wakil rakyat Kabupaten Bogor merasa kecewa dengan ulah para pemain tersebut. Ini jelas telah menjadi noda yang melecehkan 4 juta rakyat Kabupaten Bogor. Kami akan melakukan kajian lebih serius soal masalah ini," ujar Kamaludin, anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi Demokrat kepada Pakar.
Hal yang sama diutarakan, Husnul Chotimah, yang juga berasal dari Fraksi Demokrat Kabupaten Bogor. Ia menyayangkan sikap sembrono para pemain muda Persikabo yang tidak bisa menghargai masa depannya sendiri.
"Apakah para pemain ini tidak membaca atau tidak mau tahu soal isi kontrak yang ada. Harusnya mereka paham, kalau bermain tarkam disaat terikat kontrak itu tidak boleh. Apapun alasanya , kejadian ini tidak bisa ditolerir. Pengurus Persikabo harus mengambil tindakan tegas terhadap kasus ini," ujar Husnul yang juga merasa kecewa dengan ulah para pemain tarkam tersebut.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bogor, Sumarli secara tegas mengatakan, Komisi D akan memanggil manajemen Persikabo dan jajaran official terkait sampai adanya para pemain yang melakukan "Penghianatan" tersebut. Tidak menutup kemungkinan Komisi D akan memanggil para pemain dan juga manajerial tim Persikabo.
"Pemain memang jelas jelas sudah salah. Namun, kami juga akan menegur kepada jajaran manajerial dan pelatih Persikabo, sampai kecolongan dengan ulah para pemain yang mangkir dan malah melakukan tarkam. Saya tegaskan, para pemain yang melakukan tindakan tarkam sama sekali tidak punya rasa memiliki kepada Persikabo. Ngapain pengurus mempertahankan para pemain yang bermental seperti itu. Ingat Persikabo bukan hanya milik segelintir orang saja. Namun Persikabo milik 4 juta rakyat Kabupaten Bogor," tegas Sumarli.
Dalam kesempatan berbeda pengurus teras Persikabo, Edison Hutahean tetap teguh dengan pendiriannya untuk menjatuhkan sanksi tersebut. "Itu kan salah mereka (pemain, red) karena sudah menyepelekan kontrak. Memangnya Persikabo ini tim apa, pokoknya kan Selasa depan pemain gajian, tapi kalau yang terlibat tarkam takkan kami bayar," pungkasnya.

Putra Daerah Minta Kebijaksanaan

Pakuan Raya - Sanksi tegas berupa, pemutusan kontrak secara sepihak dan denda yang dijatuhkan kepada pemain Persikabo yang indisipliner ditentang oleh salah satu legiun Laskar Pajajaran, Saepulloh Maulana.
Ia menilai, hukuman tersebut terlalu berat dan tak setimpal dengan apa yang diperbuat pemain. "Ya saya tahu, kami memang salah, tetapi setidaknya jangan sampai putus kontrak, otomatis tak digaji. Kemudian ditambah denda, cara kami membayarnya bagaimana. Sedangkan gaji kami saja belum dibayar," ujar Saepulloh Maulana saat dihubungi wartawan kemarin petang.
Menurutnya, pemain mengikuti tarkam bukanlah tanpa alasan. Karena banyak legiun lokal yang tidak pernah diberi kesempatan masuk line up. "Saya kan waktu itu butuh uang untuk membayar kuliah. Tetapi saya hanya main sekali kok waktu tanggal 18 April, atau dua hari setelah Persikabo bertolak ke Bengkulu. Daripada tak latihan, soalnya Coach Sairan waktu itu kan lagi ngurus Suratin di Bandung," jelas dia.
Saepulloh berharap, jajaran pengurus bisa mempertimbangkan sanksi tersebut, sebab biar bagaimana pun kebanyakan pemain yang terlibat adalah putra daerah. "Saya mewakili teman-teman yang lain meminta supaya pengurus lebih bijak. Kami kan putra daerah, beri sedikit kelonggaran. Apalagi sampai lapor ke BLI," harapnya.
Sementara itu mantan punggawa Laskar Pajajaran, Bahar Lestaluhu menegaskan, sebagai pemain profesional Saepulloh dkk harus menerima dengan lapang dada. Karena dalam MoU kontrak telah tertera bahwa selama memperkuat Persikabo mereka (pemain, red) tidak boleh membela klub lain. "Ya mereka harus menerima itu, kenapa berani berbuat tak berani bertanggung jawab. Katanya profesional, harusnya tau dong konsekuensinya," tegasnya.
Bahar pun sepenuhnya mendukung sanksi tegas yang dijatuhkan oleh pengurus kepada pemain. Karena sebagai klub profesional, Persikabo harus menindak tegas segala bentuk pelanggaran. "Saya mendukung sepenuhnya tindakan tegas, agar suatu hari tak terulang lagi. Ya sekarang gini PSSI saja melarang pemain bermain di LPI, apalagi di tarkam yang tidak diakui," tutur dia.

Pemain Terancam Putus Kontrak

Radar Bogor - Tindakan indisipliner sejumlah pemain Persikabo yang mengikuti turnamen antarkampung (tarkam) saat kompetisi Divisi Utama bergulir, berbuntut panjang. Pengurus Laskar Pajajaran akan memutus kontrak sepihak dan mendenda pemain sesuai MoU. Bahkan, mereka akan dilaporkan ke Badan Liga Indonesia (BLI).
Sanksi yang bakal diterapkan pengurus kepada pemain yang indisipliner tersebut sesuai dengan hasil rapat tertutup, Senin (2/5) pukul 20:00.
“Kami sebagai pengurus tidak terima dengan tindakan semena-mena mereka (pemain, red), karena sama saja tidak menghargai kontrak. Makanya kami bersepakat menghukum dengan pemutusan sepihak, meski kontrak mereka tinggal empat bulan lagi,” tegas Pengurus Persikabo, Edison Hutahean.
Artinya, lanjut Edison, pemain tidak akan mendapat gaji dan terkena denda, sekaligus dilaporkan ke BLI. “Persikabo tak butuh pemain yang seenak perutnya saja, tapi pemain fighter dan profesional. Kalau didiamkan pasti bakal terulang lagi,” jelas Edison kepada Radar Bogor kemarin.
Namun, keputusan tetap tentang sanksi kepada pemain, baru akan ditetapkan setelah Ketua Umum (Ketum) Persikabo, Rachmat Yasin (RY), selesai umrah. “Pokoknya begitu RY pulang, sanksi akan langsung diberikan. Yang pasti RY marah besar soal kelakuan pemain,” tegas dia.
Sementara itu, pemerhati sepakbola, Herson Hizkia mendukung pengurus untuk menindak tegas aksi indisipliner tersebut. Menurut dia, hukuman berat memang harus diberikan agar hal serupa tak terulang di kemudian hari. Namun, sambungnya, hukuman bagi pemain lokal bisa sedikit diringankan.
Karena, walau bagaimanapun putra daerah mempunyai prestise tersendiri.
“Saya sepenuhnya mendukung, tapi alangkah baiknya kalau untuk pemain lokal agak diringankan,” ucap dia.
Ia menambahkan, pemain tak bisa sepenuhnya disalahkan, karena pelatih dan manajemen pun tidak menerapkan kedisiplinan bagi tim.
“Sebenarnya bukan sepenuhnya salah pemain, tapi karena pelatih serta manajemen kurang tegas.
Coba bandingkan waktu zaman Suimin, mana bisa pemain keluar masuk. Kalau Maman menerapkan kedisiplinan seperti Alfred Riedl, hal itu takkan terjadi,” pungkasnya.