Jumat, 30 September 2011

RD Inginkan Dua Strikernya Lebih Kompak

Bola Indo - Irfan Haarys Bachdim dan Ferdinand Alfred Sinaga menjadi harapan Pelatih Tim Nasional (Timnas) U-23 Rahmad Darmawan. Pelatih yang akrab disapa RD itu menginginkan kedua pemain tersebut tampil lebih baik di lini depan skuad muda Merah Putih,termasuk saat menghadapi Persikab Kabupaten Bandung dalam laga uji coba, Sabtu (1/10). Keinginan RD dilandasi belum maksimalnya peran keduanya seusai menjalani latihan ringan di Kawasan Batununggal,Bandung,kemarin.RD mengaku belum puas dengan kekompakan dua penyerangnya itu,meski mereka baru bergabung bersama timnas U-23,Rabu (28/9).

Karena itu,pelatih asal Metro,Lampung, ini sangat mengharapkan keduanya tampil kompak mempertajam lini depan skuad muda Merah Putih. ”Mereka diizinkan dari timnas (senior) bergabung bersama kami.Saya mengharapkan Irfan dan Ferdinand bisa mengisi tim ini,karena mereka belum pernah setim dengan anak-anak yang lain,”tutur RD. Dalam uji coba nanti,RD akan mencoba semua pemain.Dia pun akan memperagakan taktik menyerang dan bertahan yang selama ini masih belum optimal.RD berharap Irfan dan Ferdinand akan memberikan penampilan terbaiknya dalam laga persahabatan tersebut.

”Biasanya,melihat kekompakan tim itu saat beruji coba.Sebab,saya menurunkan tensi latihan selama 30 menit pada pagi hari, sedangkan latihan sore diisi dengan game selama 90 menit,”sebutnya. Selain menghadapi Persikab,Yongki Ariwibowo dkk rencananya akan menjalani latih tanding berikutnya ke Padang, Sumatera Barat.Mereka akan dijajal kekuatan lebih besar dari Semen Padang, pekan depan. RD menuturkan,rentetan uji coba itu diharapkan akan semakin mematangkan persiapan timnya sebelum membela Indonesia di multieventSEA Games 2011. Apalagi,skuad muda Merah Putih ditargetkan bisa mendulang medali emas di multieventdua tahunan tersebut.
Sayang,keinginan RD mendapatkan atmosfer pertandingan lebih berat,termasuk menjalani latih tanding dengan tim internasional dalam waktu dekat belum terkabul.”Kami ingin mendapatkan atmosfer pertandingan dan tekanan dari penonton.Tapi,kami mengalami kesulitan setelah gagal beruji coba dengan tim internasional,”cetusnya. Kendati demikian,RD optimistis Yongki dkk akan memberikan penampilan terbaik. Pihaknya bahkan mendapatkan skuad inti, yakni komposisi 22 pemain yang akan diumumkan pada 20 Oktober mendatang.
Namun,RD terlebih dahulu akan mendiskusikan pemilihan pemain itu bersama asistennya,Widodo C Putro.

PSSI Tunjuk Psikolog Dampingi Bepe Cs

Bola Indo - Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia bakal menghadirkan psikolog untuk mendampingi pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen dalam menangani tim nasional senior di ajang Pra Kualifikasi Piala Dunia 2014.
“Nanti ada psikolog dari tentara untuk mendampingi tim nasional,” kata penanggung jawab tim nasional PSSI, Benhard Limbong kepada Tempo, Kamis malam, 29 September 2011. Menurut Limbong, psikolog yang akan dihadirkan itu cukup berpengalaman. Namun, dia masih enggan memberitahu nama psikolog yang akan mendampingi Bambang “Bepe” Pamungkas dan rekan-rekannya. “Nanti saja,” kata dia.

Sebelumnya, PSSI telah mengumumkan bahwa pelatih Danuwindo untuk ikut menangani tim nasional senior. “Danuwido akan menjembatani pemain dengan pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen agar tidak ada lagi salah paham pemain dengan pelatih seperti kemarin,” kata Limbong.
Selain itu, Danuwindo juga akan bersinergi dengan pelatih Wim membahas strategi dan taktik bermain. Untuk asisten pelatih, lanjut Limbong tetap Liestiadi.

Adanya tambahan psikolog dan Danuwindo di tim nasional, Limbong berharap tidak ada lagi salah paham antara Bepe cs dengan Wim. “Saya yakin tidak ada lagi miskomunikasi (salah paham) seperti kemarin,” ujarnya.
Bepe cs dijadwalkan kembali menjalani pemusatan latihan bersama di Jakarta, Sabtu 1 Oktober mendatang. Selanjutnya, mereka akan berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu 5 Oktober untuk persiapan uji coba melawan tim nasional Arab Saudi pada 7 Oktober nanti. Laga tersebut menjadi pemanasan sebelum menjamu Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, 11 Oktober nanti.

Berebut Matsunaga dengan Persib

Radar Bogor - Ambisi Persib Bandung untuk memboyong kembali playmaker cerdik asal negeri sakura (Jepang), Shohei Matsunaga, tak menyurutkan niat Persikabo untuk mendapatkan jasanya. Manajemen Laskar Padjajaran terus menjalin komunikasi intensif dengan agen pemain 21 tahun itu.
“Saya tidak takut bersaing dengan Persib untuk memperebutkan Matsunaga. Sebab, ketertarikan pemain membela salah satu klub bukan karena nama besar atau finansial yang ditawarkan. Jadi kenapa harus pesimis,” jelas Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut Rhendie, belum tentu Matsunaga mau merumput bersama Maung Bandung lagi. Karena belakangan ini ada rumor yang menyebutkan jika mantan penggawa Schalke itu merasa tidak betah kembali ke Bandung. Sebab, terjadi ketidakharmonisan dengan oknum yang berada dalam jajaran manajemen.
”Yang saya dengar sih seperti itu, Matsunaga agak kurang klop dengan segilintir oknum di manajemen. Kenyamanan kan akan berdampak emosional kepada pemain saat berlaga di lapangan dan kondusivitas internal skuad. Jadi, pertimbangan pemain bergabung tak hanya sebatas nilai kontrak, kan ada juga pesepakbola yang ingin membesarkan sebuah tim,” papar Rhendie lagi.

Lebih lanjut, kata dia, komunikasi intensif antara manajemen Laskar Padjajaran dan Matsunaga telah dilakukan. Bahkan, pemain bernomor punggung 18 ini berjanji akan melakukan pertemuan setibanya di Indonesia. ”Dia sih janji sama saya mau bertemu untuk pembicaraan lebih lanjut,” singkat Rhendie.

Ia menambahkan, saat ini Persikabo masih membidik tiga pemain asing, yakni Matsunaga, Choi Dong So dan Santiago Bianchi. Ketika disinggung mengenai Fernando Soler yang sempat ingin bergabung bersama Laskar Padjajaran, Rhendie mengatakan, semuanya dikembalikan kepada Suimin Diharja. Jika sang pelatih menyukainya, manajemen bakal mengontrak yang bersang kutan.
”Memang dia sudah membuat janji untuk berlatih, tapi ternyata tak datang. Itu mengurangi rasa simpati kita. Tetapi kalau Bang Suimin mau, ya tidak masalah,” pungkasnya.

Kalah Persiapan

Jurnal Bogor - Tim sepakbola U-15 Kota Bogor harus mengakui ketangguhan tim tamu U-15 Kabupaten Bogor dalam laga ujicoba di Stadion Pajajaran Bogor, Kamis (29/9). Pasukan Kota Bogor kalah 0-3 pada laga derby Bogor, kemarin.
Kekalahan tersebut dinilai Pelatih Kepala U-15 Kota Bogor, Irian Ruswandi lantaran persiapan tim asuhannya yang kurang matang dibandingkan dengan tim lawan. Meski demikian, Irian tetap mengacungi jempol untuk timnya karena sudah tampil maksimal.
“Persiapan kami jauh dibandingkan tim lawan. Selain tiu, banyak pemain kami yang tidak hadir, sehingga pola yang sudah kami persiapkan sebelumnya, tidak berjalan dengan baik,” ujar Irian kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Pada 45 menit pertama, U-15 Kota Bogor sudah tertinggal 0-2 lebih dulu lewat gol yang diciptakan Rendi di menit lima dan Niko di menit ke-10. Tertinggal dua gol membuat anak-anak Kota Bogor meningkatkan pertahanan dan strategi menyerangnya.
Babak kedua baru berjalan lima menit, U-15 Kabupaten Bogor kembali memperlebar keunggulan menjadi 3-0 lewat aksi individu Nugroho. Hingga pluit panjang ditiupkan wasit Iya Hidayat, U-15 Kota Bogor gagal menceploskan satu gol pun ke gawang Kabupaten Bogor.

Sementara itu, Manajer U-15 Kabupaten Bogor, Yadi Mulyadi justeru mengaku hasil kemenangan 3-0 tersebut jauh dari memuaskan. Menurutnya, anak-anak Kabupaten Bogor tampil diluar performa terbaiknya dibandingan pada laga-laga ujicoba lainnya.
“Kurang memuaskan. Anak-anak seperti kurang gereget. Kolektivitas pemain di lapangan juga kurang maksimal,” tandasnya.

Terlalu Pede

Radar Bogor - Derby Bogor level junior di Stadion Pajajaran kali ini dimenangkan Kabupaten Bogor. Anak-anak Tegar Beriman sukses mencukur saudaranya tiga gol tanpa balas. Ini menggambarkan mental tanding Aziz Nurdin cs sudah mulai meningkat. Sebaliknya, tim asuhan Iryan Ruswandi masih harus dipupuk.

Meski pasukannya unggul, manajer tim Yadi Mulyadi AR masih belum puas dengan performa di lapangan. Dia melihat tim besutan Yayan Mulyana ini tampil kurang gereget, tak seperti saat mereka melumat Pelita Jaya 3-0, beberapa waktu lalu.
“Penampilan anak-anak kali ini tidak maksimal, tidak seperti saat melawan Pelita Jaya. Kali ini mereka terlalu individual dan asal kena, sehingga kolektivitas tim tak terlihat. Hal ini tak boleh terjadi lagi di uji coba selanjutnya,” ujar pria yang juga Ketua Umum Forum Komunikasi Sekolah Sepakbola (FKSSB) Kabupaten Bogor ini.
Menurut Yadi, Rendy cs terlalu percaya diri, sehingga sentuhan satu-dua yang selama ini menjadi ciri khas tim kurang berjalan baik. Selain itu, kondisi lapangan juga tidak mendukung karena bergelombang.

“Ya, mereka over confidence, akibatnya para pemain ingin menunjukkan skill masing-masing. Lapangannya juga kurang bagus, akibatnya permainan tak maksimal,” jelasnya sambil tersenyum.
Lebih lanjut, kata dia, jawara MUPC 2011 ini harus mendapat pembenahan dari segi pengaturan bola dan pergerakan pada kedua winger-nya. Sebab, penetrasi dari sayap kanan serta kiri masih kurang maksimal.

“Sebenarnya tim sudah bagus, hanya perlu pembenahan kecil, karena dalam Piala Haornas target kita ini juara. Jadi tidak boleh main-main, makanya kami juga bakal melakukan uji coba beberapa kali lagi melawan tim SSB,” tegas Yadi.

Sementara itu, headcoach U-15 Kota Bogor, Iryan Ruswandi mengatakan, hasil ini akan menjadi bahan evaluasi untuk laga eksebisi berikutnya. “Ya dari laga ini saya bisa mengetahui lini mana saja yang harus dibenahi. Supaya saat Piala Haornas nanti, kejadian serupa tak terulang lagi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer U-15 Kota Bogor, Syaiful Anwar menuturkan, ia sengaja memilih Kabupaten Bogor sebagai lawan tanding, karena anak asuh Yayan Mulyana ini merupakan wakil Indonesia di MUPC tingkat Asia. Sebab, impian pasukan hitam-hitam adalah mengejar standar Tegar Beriman. “Kita sengaja cari lawan yang di atas, setidaknya kita dapat pengalaman dari mereka. Ya, PR kami adalah membenahi aliran bola dan skema saat bertahan,” pungkasnya.

Kamis, 29 September 2011

Eddy Kurnia Pilih Persibo Bojonegoro

Informasi Bogor - Penjaga gawang kelahiran Bogor, Eddy Kurnia memilih hengkang ke Persibo Bojonegoro. Mantan pemain PKT Bontang tersebut sebenarnya sudah mengikuti proses seleksi bersama tim Persikabo Bogor. Namun, saat latihan pagi di Lapangan JJC Sentul, Kamis (29/9) Eddy tidak terlihat mengikuti latihan.

Pelatih penjaga gawang, Listianto Raharjo mengatakan, Eddy sudah pamit untuk mengikuti latihan bersama Persibo Bojonegoro. “Eddy sebenarnya masuk kriteria yang akan kami rekrut. Tapi, dia memilih mengikuti latihan bersama Persibo. Itu hak dia. Mungkin disana (Persibo.red) sudah ada kepastian,” ujar Listianto.
Setelah ditinggal Eddy, praktis penjaga gawang yang mengikuti latihan tinggal tiga orang. Mereka adalah Wawan Darmawan, Agus Rohman dan Ariek SB. “Tiga penjaga gawang ini memiliki kriteria dan kemampuan yang sama,” lanjutnya. Sampai berita ini ditulis, Eddy Kurnia belum bisa dihubungi.

Sementara itu, pemain lokal Bogor lainnya, Andi Sofyan (18) dan Iqbal (19) terlihat mengikuti latihan. Mantan pemain Suratin PSB Bogor ini dinilai beberapa pengamat sepak bola Bogor mempunyai talenta dan potensi yang sangat bagus untuk bersaing dengan pemain lainnya.
“Kata beberapa pengamat dia bagus. Abang mau lihat kemampuannya dulu, terlebih dia pemain lokal,” kata Suimin.

Level Dua, Tahta Juara

Jurnal Bogor - Persikabo Kabupaten Bogor terpacu mengincar juara di level dua pada kompetisi musim sekarang. Ini setelah tak ada nama Laskar Pajajaran dari pengumuman PSSI, Selasa (27/9) malam. PSSI bersikukuh level satu dihuni 24 klub yang terdiri dari 15 kontestan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 ditambah Mitra Kukar, Persidafon Dafonsoro, Persiba Bantul, Persiraja Banda Aceh, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, PSM Makassar, Persibo Bojonegoro dan Persema Malang.
“Kalau keputusan akhir PSSI begitu, ya kita persiapkan tim juara di level 2,” ujar Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra melalui pesan singkatnya, kemarin.

Persikabo semula cukup yakin bisa masuk level satu setelah memenuhi kriteria yang disyaratkan PSSI. Namun harapan itu sirna setelah PSSI memutuskan hanya klub LSI yang dilakukan verifikasi plus klub tambahan dengan pertimbangan tertentu yang rencana kick-off sebelum Jumat (14/10) mendatang. Manajemen Persikabo cukup yakin, di level manapun Persikabo bertanding, pendukungnya, Kabomania akan setia memberikan dukungan.

Pelatih Suimin Diharja sendiri mengaku siap menterjemahkan keinginan manajemen. Dia menginginkan semua elemen menyatukan visi dan misi bahwa Persikabo musim ini menargetkan juara. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyodorkan nama-nama pemain pilar untuk dikontrak. Kemarin, juga telah berlangsung pertemuan antara pemain dengan perwakilan manajemen menjajaki kesepakatan harga kontrak Tugi Hadi, Alamsyah Nasution, Bona Simanjuntak, Jarot dan Nopianto.

Namun Suimin menyayangkan tak hadirnya top skorer Liga Primer Indonesia Fernando Gaston Soler eks Real Mataram FC Yogyakarta mengikuti latihan Rabu (28/9) pagi.

Rabu, 28 September 2011

PSSI Diminta Segera Jelaskan Regulasi Level Dua

Bola Indo - Belum jelasnya regulasi PSSI terkait kompetisi level dua mendapat sentilan dari Roso Daras. Menurut CEO Bali Devata ini, seharusnya PSSI segera mensosialisasikan regulasi kompetisi, agar tim-tim calon peserta bisa mempersiapkan diri. "Saya berharap PSSI segera mengumumkan kapan kompetisi di level dua dimulai dan regulasi seperti apa yang disyaratkan PSSI bagi tim yang akan bermain di level dua. Semua itu harus segera diumumkan," ungkap Roso Daras pada Bola.net.

Lebih lanjut, Roso memaparkan bahwa saat ini, Bali Devata masih menunggu keputusan PSSI terkait pelaksanaan kompetisi level dua. Menurut mantan jurnalis tersebut, karena menunggu sosialisasi inilah, pihaknya masih belum ada kepastian terkait merger.

"Sejauh ini, PSSI masih belum mengeluarkan keputusan terkait regulasi merger bagi klub-klub eks LPI untuk bisa berlaga di kompetisi level dua. Apabila keputusan mereka, untuk berlaga di kompetisi level dua, kami hanya perlu merger dengan klub di Divisi 3, maka kami akan merger dengan Perseden Denpasar. Namun, apabila mereka mensyaratkan harus merger dengan tim di level lebih tinggi, maka kami akan merger dengan Perseden dan Persires Rengat," paparnya.

"Yang jelas, PSSI saat ini harus segera memberikan kejelasan terkait regulasi bagi klub-klub yang akan bermain di level dua. Hal ini mendesak agar tim bisa segera mempersiapkan diri," tegasnya.

K-25 Siap Beberkan Kecurangan

Jurnal Bogor - Kubu pendukung Ridwan Ardiwinata, K-25 menyatakan siap membeberkan kecurangan pendukung Maulana Alamsyah pada Musyawarah Cabang (Muscab) PSSI Kabupaten Bogor 2011, Sabtu (17/9) lalu. Dalam waktu dekat ini, Pengda PSSI Jabar akan mulai mensidangkan persoalan tersebut yang kini sedang dipelajarinya. Apakah PSSI Jabar menganulir hasil Muscab atau sebaliknya menetapkannya.

“Kami sudah siap dipanggil Jabar. Bukti-bukti terkumpul dan sudah dikirimkan,” ujar koordinator K-25 Yudi Agus Soleh, kemarin.
K-25 mengaku tetap memiliki alasan kuat mengapa mesti menggugat hasil Muscab tersebut. Alasan pertama, jika Muscab berlangsung fair-play dan tak ada money-politics pihaknya menerima. Kedua, kalahnya Ridwan terindikasi ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi sehingga skenario berubah. “Yang jelas, faktor tidak bersihnya Muscab itu sudah jadi alasan bahwa PSSI Jabar tak harus menerima hasil Muscab,” ungkapnya.

Sementara pihak Jabar sendiri hingga kini masih memperlajari kasus Muscab yang digugat K-25. “Kami belum bisa berkomentar karena kasusnya sedang dipelajari Sekjen PSSI Jabar. Jadi tunggu dulu hasilnya seperti apa nanti,” ujar Wakil Sekretaris Pengda PSSI Jabar, Agus Yasmin dihubungi melalui ponselnya.

Persikabo Kedatangan Top Skorer LPI

Jurnal Bogor - Persikabo Kabupaten Bogor bakal melihat penampilan Fernando Gaston Soler pada latihan pagi di lapangan Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, Babakan Madang, Rabu (28/9). Soler yang masuk pemain top skorer paruh musim Liga Primer Indonesia (LPI) telah datang pada sesi latihan sore, namun dia tak turun.

“Saya tak bawa sepatu dan pakaian, mungkin besok pagi siap,” ujarn pemain berusia 33 tahun yang datang ke Persikabo atas ajakan manajemen yang musim sebelumnya pernah di Persipura Jayapura, Persibom Bolaang Mongondow dan Real Mataram Yogyakarta.

Pelatih Suimin mengaku, Persikabo memang sedang mencari posisi striker asing setelah sekarang ini kemungkinan mempertahankan eks gelandang musim lalu, Cyril Thcana. “Untuk asing ada dua lagi kalau belakang bisa mempertahankan Edward Valutsa (eks bek Persikabo asal Moldova) komposisi pemain cukup lengkap,” jelas Suimin.

Pilar Masih Terjaga

Jurnal Bogor - Skuad Persikabo Kabupaten Bogor musim ini akan banyak dihuni muka-muka familiar di mata pendukung Laskar Padjajaran, Kabomania. Seperti Salim Alaydrus, Bona Simanjuntak, dan Nopianto. Pelatih Suimin Diharja menyebut mereka pemain pilar bersama Jibby Wuwungan dan Cyril Tchana, sehingga masuknya Tugi Hadi (Batavia Union), Satria Feri (PSIS Semarang) dan Alamsyah Nasution (PSPS Pekanbaru) ke daftar negosiasi, menambah daftar pilar yang masih terjaga.

Pada latihan di lapangan Jakarta Japan Club (JJC), Selasa (27/9), pemain yang masuk tahap negosiasi lainnya seperti Ricky Ohorela eks Persih Tembilahan tak hadir. Begitu juga dengan dua pemain muda Persib Bandung, Munadi (U-21) dan Yudi Khoerudin (U-23). Ricky, Munadi dan Yudi dilansir media lokal Aceh sedang dipantau Persiraja Banda Aceh. Suimin pun tak ambil pusing hengkangnya pemain muda tersebut.

“Disini masih banyak yang muda-muda. Lagi pula Munadi dan Yudi bukan masuk rangking pertama yang jadi incaran. Munadi bisa Abang gantikan dengan Kresna Hermawan. Kecuali Ricky yang menarik karena dia fighter,” jelas pelatih berjuluk ‘Pelatih Kampung’ yang juga sedang memantau pemain eks Batavia Union, Ikbal yang juga pernah turun di Piala Emas Rachmat Yasin (PERY) II membela Kecamatan Leuwiliang.
Sementara rencana ujicoba dengan Pelita Jaya di Sawangan, Depok, Rabu (28/9) sore ini batal digelar. Pelita membatalkannya karena mengikuti pertandingan segitiga di Padang, Sumatra Barat.

Persikabo Dekati Topskorer LPI

Informasi Bogor - Mantan penyerang Real Mataram, Fernando Soler hadir saat Persikabo Bogor menjalani latihan sore di Lapangan JJC Sentul, Selasa (27/9). Top Skorer Liga Primer Indonesia (LPI) ini direkomendasikan manajemen tim berjuluk “Laskar Padjajaran”. Namun, kedatangan striker asal Argentina tersebut tidak bisa langsung diberi penilaian lantaran tidak membawa peralatan sepatu dan yang lainnya.

“Saya hanya melihat latihan. Besok pagi saya baru ikut latihan,” ujar Fernando. Pelatih Persikabo, Suimin Diharja pun langsung berkomunikasi dengan pria gondrong ini. “Abang akan lihat kemampuannya besok pagi. Katanya dia top skorer LPI. Kita lihat saja apakah cocok dengan kriteria yang Abang butuhkan?,” ucap Suimin.

Sesi latihan sore diwarnai dengan game antar pemain. Pelatih Persikabo, Suimin Diharja langsung membagi dua kelompok merah dan hijau.
Tim hijau yang diprediksi menjadi skuad Persikabo diperkuat Eddy Kurnia (penjaga gawang), Kahudi Wahyu, Tugi Hadi, Nopianto, Rozali (belakang), Bona Simanjuntak, Alamsyah Nasution, Mulyani Hadi (tengah), Jibby Wuwungan, Tcana Cyril, Salim Alaydrus (depan).

Sedangkan tim merah diisi Ariek Sb (penjaga gawang), Erik, Mu’min, Khrisna, Mas Fery (bekalang), Jarot, Satria Ferry, Morgan (tengah) serta striker Septian Suharlan, Imam dan Iqbal.
“Abang mau lihat hasil materi latihan. Sejauh mana pemain mampu mensimulasikan hasil latihan,” kata Suimin.

Top Skor LPI Ikut Seleksi

Radar Bogor - Mantan bomber Persibom Bolaang Mongondow dan Real Mataram, Fernando Soler, hadir dalam sesi latihan Persikabo di Lapangan Jakarta Japan Club (JJC), kemarin.
Striker yang menjadi top skor Liga Primer Indonesia (LPI) dengan raihan 13 gol tersebut tidak ikut sesi latihan lantaran tak membawa perlengkapan. Namun, striker berkebangsaan Argentina tersebut, sangat antusias bergabung dengan Persikabo.

Menurut Soler, ia datang ke Sentul atas undangan manajemen Laskar Pajajaran yang memintanya hadir untuk mengikuti seleksi. Soler akan memulai seleksi pertamanya pagi dan sore hari ini.
“Ya, saya diundang untuk ikut berlatih, mudah-mudahan saja pelatih suka dengan gaya permainan saya. Karena saya memang ingin memperkuat Persikabo, makanya besok (hari ini, red), saya akan menampilkan yang terbaik, “ ujarnya kepada Radar Bogor.

Menanggapi hal itu, Headcoach Suimin Diharja mengatakan, ia memang telah banyak mendengar tentang Fernando Soler, dan pernah melihat dia berlaga di lapangan. Namun, tetap saja bomber 33 tahun itu harus melewati tahap seleksi terlebih dahulu.
“Saya pernah dengar tentang dia, tapi kan tetap saja harus melewati seleksi dulu. Siapa tahu, setelah libur panjang performanya menurun. Abang nggak mau beli kucing dalam karung,” jelas mantan arsitek Persijap Jepara ini.

Menurut dia, jika memenuhi kriteria dan jauh lebih baik dari legiun asing sebelumnya, kemungkinan striker jangkung bertubuh gempal itu memiliki kans besar merumput bersama Laskar Padjajaran.
“Kalau dia bagus dan sesuai kemauan Abang (Suimin, red), ya akan diambil,” tegas Suimin lagi.

Lebih lanjut, ia akan mengajukan kebijakan prakontrak kepada manajemen untuk mengikat agar pemain tidak keluar masuk tim seenaknya. Setelah format kompetisi sudah jelas, bakal dilanjutkan dengan sesi tes kesehatan. Setelah itu, baru penanda tanganan draf kontrak.
“Kebijakan ini harus dilakukan supaya insiden keluar masuk tak terjadi lagi. Kami juga tak akan memberi kesempatan kepada pemain yang absen latihan tanpa keterangan dan alasan yang tak logis. Tapi khusus Ricky Orela tak masalah, sebab ia masuk kriteria yang saya mau. Persikabo bukan tim untuk mainmain, tapi klub profesional, jadi tindakannya pun harus profesional,” tuturnya.

Selasa, 27 September 2011

Inkonsistensi Rugikan Persikabo

Jurnal Bogor - Inkonsistensi PSSI mengenai forwat wilayah dan kuota tim yang berubah-ubah, membuat sebagian besar klub merugi termasuk Persikabo Kabupaten Bogor. Manajemen Laskar Padjajaran tak habis pikir, ada apa dengan organisasi sepakbola tertinggi di tanah air itu. Persikabo dirugikan dengan persiapan tim dan sponsorship. “Kondisi ini memundurkan rencana kontrak pemain dan juga bagaimana mau mendekati pihak sponsor kalau dimana masuknya saja belum tahu,” ujar Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra, kemarin.

Semula Persikabo masuk di level 1 kalau kompetisi dibagi 2 wilayah. Lalu berubah lagi menjadi 1 wilayah dengan 18 tim dan berubah lagi menjadi 24 tim. Kepastian turunnya dimana masih dinantikan manajemen. Persikabo tak mau menerika-nerka karena berbagai kemungkinan masih bisa terjadi, namun besar kemungkinan bakal turun di level 2 atau masih setara divisi utama. “Sekarang kami masih menunggu keputusan final kompetisi dari PSSI,” ungkap Rhendie yang memberikan sinyal kalau perihal kontrak pemain akan dilakukan pada 1 Oktober nanti.

PSSI sendiri menunda pengumuman hasil verifikasi klub yang dijadwalkan diumumkan Senin (26/9), yakni kompetisi Liga Indonesia musim depan akan kick-off pada 9 Oktober mendatang dengan 24 klub yang diverifikasi untuk mengikuti kompetisi level tertinggi. “Tidak jadi hari ini, mungkin besok. Masih banyak klub yang belum melengkapi berkas yang diminta, jadi kami belum bisa melakukan tabulasi. Ada sekitar 10 klub yang belum melengkapi,” ujar Ketua Komite Kompetisi Sihar Sitorus.

Sementara latihan Persikabo di lapangan Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, Babakan Madang, Senin (26/9), latihan berlangsung di bawah guyuran hujan. Pelatih Suimin Diharja memimpin langsung game di tengah lapangan yang basah. Dari 36 pemain yang sedang menjalani tahap negosiasi kontrak, sebanyak 7 pemain absen latihan yaitu kiper Herman Batak, gelandang Bona Simanjuntak dan Alamsyah Nasution. Lalu bek Tugi Hadi dan pemain sayap Ricky Ohorela, serta 2 pemain muda Persib Bandung, Munadi dan Yudi Khoerudin. “Yang lainnya ijin ada keperluan keluarga, tapi Munadi dan Yudi, Abang tidak tahu,” jelas Suimin.

Ujicoba Persikabo vs Pelita Jaya Batal Digelar

Informasi Bogor - Program pertandigan ujicoba antara Pelita Jaya vs Persikabo, Rabu (28/9) batal digelar. Tim yang bermarkas di Sawangan Depok ini memilih mengikuti pertandingan segitiga di Padang, Sumatra Barat. Hal tersebut dibenarkan pelatih kepala Persikabo, Suimin Diharja usai memimpin latihan pagi di Lapangan JJC Setul, Selasa (27/9).

“Pelita Jaya menawarkan pertandingan ujicoba. Abang bilang tim ini belum siap dan pemain pun belum komplit. Tapi pihak Pelita tetap tidak mempermasalahkannya. Namun, tadi malam pengurus Pelita menghubungi kalau ujicoba batal karena timnya mengikuti pertandingan segitiga di Padang,” jelas Suimin.

Sementara itu, pada latihan tadi pagi, beberapa nama yang absen latihan sore sudah hadir seperti Bona Simanjuntak dan Alamsyah Nasution. Suimin masih menunggu kabar dari Tugi Hadi dan Ricky Ohorella. “Tugi kemungkinan sore ini akan datang. Sedangkan Ricky Ohorella belum ada kabar beritaya,” tambah Suimin.
Dua pemain seleksi Persikabo, Munadi dan Yudi Khaerudin pun belum muncul. Kabarnya, dua pemain tersebut akan mengikuti seleksi di Persiraja Banda Aceh. “Itu hak mereka dan tidak ada masalah,” pungkas Suimin.

Tujuh Pemain Absen Latihan

Radar Bogor - Tujuh pemain yang belum berstatus resmi sebagai penggawa Laskar Padjajaran, absen dalam sesi latihan di Lapangan Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, kemarin. Lima di antaranya tak hadir dengan alasan izin keperluan keluarga. Sedangkan, dua lainnya tanpa keterangan sama sekali.
Pe­main tersebut yakni Munadi dan Yudi Khoirudin eks Persib Bandung, Ricky Orela mantan winger Persih Tem­bilahan, Nasution mantan stoper Persisam Samarinda, Tugihadi asal Batavia Union, serta Herman Batak dan gelandang cerdik dari Persijap Jepara, Bona Simanjuntak.

Headcoach Suimin Diharja mengatakan, Yudi dan Munadi absen tanpa memberikan keterangan sama sekali, sedangkan sisanya terdesak urusan keluarga. “Kalau Yudi dan Munadi saya tak tahu ke mana, entah mereka bergabung dengan klub lain atau ada faktor lain. Tetapi lima pemain lainnya tadi menelepon saya dan minta izin untuk tidak berlatih,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Menurut dia, jika Yudi dan Munadi lebih memilih bergabung dengan klub lain dibandingkan Persikabo, itu tak menjadi masalah. Karena, kualitas keduanya tak terlalu jauh berbeda dengan sisa pemain yang ada. “Kalau mereka mau pindah ya silakan, tak masalah. Kita masih punya pemain lain yang kualitasnya tak kalah bagus. Lagipula secara ranking, mereka hanya berada di empat besar kok,” tegas pria berjuluk Pelatih Kampung ini.

Kendati demikian, Suimin tak sependapat jika hal tersebut dikarenakan lambatnya manajemen dalam memberikan draf kontrak. Karena, klub ISL dan Divisi Utama lainnya juga masih banyak yang belum menyodorkan harga. “Saya tak setuju kalau semua ini karena lambatnya manajemen, karena banyak klub lain juga belum mengikat pemainnya. Format kompetisinya saja belum jelas masih mencla-mencle. Jadi jangan salahkan manajemen,” tuturnya

Lebih lanjut, kata dia, jajaran pelatih segera mengontak pemain yang absen berlatih guna memastikan apakah mereka masih bersedia bergabung dengan Laskar Pajajaran, atau memilih merumput bersama klub lain. Setelah itu, perkembangannya bakal dilaporkan kepada manajemen untuk segera ditindaklanjuti. “Saya akan mengontak dulu, baru kita laporkan ke manajemen. Terserah mereka mau mengeluarkan kebijakan apa, yang pasti pemain yang absen itu akan terus saya jajaki. Apakah berminat dengan Persikabo atau tidak,” ungkapnya.

Suimin menambahkan, dalam waktu dekat, ia segera memberikan nama pemain yang direkomendasikan untuk memperkuat Persikabo jelang kompetisi Liga Profesional Oktober mendatang.
“Saya secepatnya mem­berikan nama pemain yang direkomendasikan, agar kalau ada pemain yang hengkang lagi, kita ma­sih punya cadangan,” pungkasnya.

Persikabo Harap-Harap Cemas

Pakuan Raya - Persikabo terancam kehilangan pesepakbola yang direncanakan bakal mengisi skuad Persikabo di kompetisi musim depan. Pasalnya, secara bersamaan tujuh pesepakbola lokal nasional yang tengah dibidik Persikabo mendadak izin untuk tidak mengikuti latihan Senin (26/9) kemarin dengan alas an yang bervariasi.Tujuh pemain yang absent dalam latihan yang dipimpin headcoach Persikabo, di Lapangan JJC Sentul kemarin diantaranya Herman Batak, Tugi Hadi, Bona Simanjuntak, Alamsyah Nasution dan Ricky Ohorella.
Pelatih Persikabo, Suimin Diharja mengatakan pemain tersebut izin lantaran urusan keluarga. Sedangkan dua pemain lainnya, Munadi dan Yudi kharudin izin tanpa ada keterangan yang jelas.

"Lima pemain izin karena urusan keluarga. Tapi, dua pemain tidak ada keterangan sama sekali, kita akan konfirmasi dulu keberadaan tujuh pemain tersebut, baru setelah jelas, Abang akan laporkan kepada manajemen. Apakah dia ikut seleksi ke tim lain apa bagaimana," kata Suimin.

Kewaspadaan Persikabo akan kehilangan pilar-pilar bidikannya memang bukan tanpa alasan. Pasalnya, berbeda dengan klub lain yang sudah sibuk melakukan negosiasi dengan pemain, hingga saat ini pemain pilihan pelatih belum melakukan negoisasi dengan manajemen. Kendati demikian, Suimin mengatakan ketidakjelasan kontrak dengan manajemen bukan jadi alasan tepat bagi mereka hengkang dari Persikabo.

"Saya rasa ketidakjelasan kontrak dengan manajemen bukan alasan yang tepat, masih banyak klub-klub lain yang belum mengikat kontrak pemain mereka, namun bisa jadi mereka memang sedang mengikuti seleksi di klub lain, kalaupun benar terjadi kita juga harus mengantisipasi hal tersebut," tukasnya.
Lebih lanjut, mantan pelatih Persijap Jepara ini tak mau ambil pusing dengan absennya tujuh pemain bidikan Persikabo tersebut. Menurutnya, masih banyak pemain-pemain lokal yang masih bisa menggantikan posisi mereka.

"Kalaupun mereka ikut seleksi di klub lain, kita kemungkinan tidak akan menggelar seleksi pemain lagi, karena pemain lokal kita masih bisa menggantikan posisi mereka, mungkin tim pelatih hanya akan memberikan rekomendasi pemain pengganti mereka, tinggal nanti pemain deal atau tidak nya bisa dengan manajemen," tuturnya.
Hingga saat ini masih tercatat 36 pemain yang tergabung dalam latihan Persikabo. Masing-masing posisi diisi beberapa pemain yang masih bersaing untuk mendapatkan kontrak dari Persikabo.

Di posisi penjaga gawang, nama Herman Batak, Eddy Kurnia, Ariek SB dan Agus Rohman akan bersaing. Persikabo membutuhkan tiga penjaga gawang. Otomatis ada dari mereka yang tersisih. Untuk pemain belakang, Suimin masih menunggu kedatangan Edward Valusta, pemain asing asal Moldova.
Untuk pemain lokal, Suimin masih mempunyai Kahudi Wahyu, Tugi Hadi, Dede Ariandi dan Khrisna. Untuk posisi bek sayap, Suimin merekomendasikan Nopianto, Rozali, Erik, Mu'min, Mulyani Hadi dan Mas Fery Kasim.
Posisi gelandang bertahan merupakan pos paling ramai. Pemain yang direkomendasikan adalah Bona Simanjuntak, Alamsyah Nasution, Dian Irawan, Satria Ferry dan Wawan Susilo.

Gelandang serang bersaing nama-nama seperti Jarot, Tchana Cyril, Salim Alaydrus, Morgan, Ricky Ohorella dan Mardiansyah. Untuk lini depan baru diisi tiga nama yaitu Jibby Wuwungan, Septian Suharlan dan Imam.
"Untuk posisi striker, Abang masih menunggu pemain asing. Kalau Choi Dong Soo bergabung, itu kabar bagus dan Abang suka gaya permainannya. Untuk satu striker lokal, Abang menunggu kedatangan mantan pemain Persipasi Bekasi, Arif Kurniawan," pungkas Suimin.

Senin, 26 September 2011

Uji Coba Timnas Lawan Arab Diusahakan di Jakarta

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia sedang mengupayakan agar laga uji coba tim nasional Indonesia melawan Arab Saudi pada 7 Oktober mendatang bisa dimainkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
"Kami meminta agar pertandingan uji coba dengan Arab bisa di Jakarta," kata Bob Hippy, Anggota Komite Eksekutif PSSI yang menjadi koordinator timnas, ketika dihubungi, Minggu 25 September 2011.

Namun, Bob menambahkan tidak mudah bisa menggelar uji coba Indonesia versus Arab di tanah air karena Arab dijadwalkan juga akan bertanding melawan Singapura di Bukit Jalil, Malaysia. Jika usaha memindahkan pertandingan itu tidak berhasil, kata Bob, mau tidak mau rombongan tim merah putih akan berangkat ke negeri jiran dua hari sebelum jadwal pertandingan. "Kemungkinan ada 23-25 pemain yang akan diboyong ke sana," ujarnya.

Uji tanding lawan Arab bakal menjadi ajang pemanasan bagi Bambang "Bepe" Pamungkas dan rekan-rekannya sebelum menjamu Qatar pada Kualifikasi Pra Piala Duia 2014, 11 Oktober mendatang.
Bepe cs dijadwalkan kembali menjalani pemusatan latihan bersama di Jakarta bersama pelatih Wim Rijsbergen, pada 30 September atau 1 Oktober besok. Untuk memperlancar proses latihan, Wim akan didampingi pelatih senior Danurwindo.
"Danurwindo nanti akan membantu komunikasi pelatih dengan pemain. Liestiadi tetap sebagai asisten pelatih yang tugasnya lebih banyak di lapangan," terang Bob.
Sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara Bepe cs dengan pelatih Wim usai kekalahan dari Bahrain di laga kedua di Jakarta, 6 September lalu.

Penyegaran Wasit PSSI Digoyang Isu Aksi Demo

BolaDotNet - Penyegaran wasit Liga Super Indonesia dan Divisi Utama yang di gelar oleh Komite Wasit PSSI di Stadion atletik Pajajaran, Bandung, 26 September hingga 1 Oktober, digoyang isu aksi demo. Pasalnya, rekrutmen wasit tersebut dinilai menyalahi aturan dan tidak sesuai prosedural.

"Akibatnya, banyak wasit bersertifikat nasional yang selama ini berkecimpung aktif, tapi tidak dipanggil. Penunjukan atau undangan wasit tersebut, tidak sesuai prosedur," terang salah satu sumber Bola.net, yang mewanti-wanti untuk tidak di sebutkan namanya.
Wasit asal Pengcab PSSI Jakarta Selatan tersebut mengatakan, banyak wasit yang dipanggil ikut penyegaran tersebut, justru memiliki latar belakang dan jam terbang yang patut dipertanyakan.

"Banyak rekan-rekan yang senior dan matang jam terbang tidak diundang. Karena itu, Senin (26/9), rencananya mereka semua akan menggelar aksi demo ke Bandung (lokasi penyegaran wasit) untuk mempertanyakan hal tersebut," terang wasit asal Divisi Utama tersebut.
Rencananya, kursus penyegaran wasit tersebut, akan berlangsung sebanyak dua gelombang. Gelombang pertama kursus berlangsung pada 26-28 dan diikuti 100 peserta. Sedangkan gelombang kedua mulai 29-1 Oktober. "Sehingga, total peserta 200 orang."

"Kami perlu memprotes hal ini agar tidak terulang lagi kedepannya. PSSI harus bertindak adil dan menunjukan contoh yang baik," tutupnya.

Minimal 4 Lokal dalam Starting Eleven

Radar Bogor - Kabomania berharap Headcoach Suimin Diharja tetap konsisten dengan janjinya untuk memasukkan pemain putra daerah dalam starting eleven pada tiap laga yang bakal dilakoni. Tuntutan tersebut dinilai sangat wajar. Pasalnya, saat era Mayadi Rakasiwi hingga Maman Suryaman, pesepakbola lokal jarang dipercaya menjadi starter. Pentolan Kabomania Mak Lampir Gadog, Denny Acuy mengatakan, Laskar Padjajaran wajib memprioritaskan tiga hingga empat putra daerah dalam starting eleven karena dapat mempengaruhi antusias penonton datang ke stadion. Selain itu, pemain lokal merupakan ikon sebuah daerah, sehingga fanatisme akan lebih terpupuk.
“Tim ini kan namanya Persikabo Kabupaten Bogor, masak sih pemainnya dari luar semua. Minimal ada tiga pemain lokal dalam skuad inti, jadi unsur kedaerahan tetap ada,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut eks penggawa Laskar Pajajaran era 1980-an ini, hal tersebut harus dilakukan karena Persikabo sudah tak menggunakan dana APBD lagi. Maka dari itu, guna menopang klub supaya tidak kolaps harus didukung banyaknya penonton yang membeli tiket.
”Persikabo mengandalkan penjualan tiket, makanya penonton pun harus banyak. Caranya dengan memasang putra daerah. Saya jamin, Kabomania kawasan Puncak akan berbondongbondong ke stadion. Tidak seperti musim lalu. Kami malas ke sana karena pemain lokal jarang dimainkan,” jelas Denny lagi.

Hal senada diungkapkan Ketua Harian Kabomania, Kemal Pasya. Menurut dia, kehadiran putra daerah dalam tiap pertandingan akan memberikan warna tersendiri dan menguatkan identitas kedaerahan yang selama periode Mayadi Rakasiwi serta Maman Suryaman, nyaris luntur. ”Kan lucu kalau tim Kabupaten Bogor, tapi saat bermain tidak ada putra daerahnya. Tapi mudah-mudahan Bang Suimin akan memberi kesempatan lebih bagi putra daerah,” papar dia.
Menanggapi hal tersebut, Suimin menegaskan akan memasukkan dua hingga tiga putra daerah dalam starting eleven. Karena pada dasarnya, pria berjuluk Pelatih Kampung ini mempunyai misi untuk memajukan sepakbola Kabupaten Bogor.

”Saya ingin memajukan sepakbola di sini, makanya pemberian jam terbang untuk pemain lokal harus dilakukan. Kalau mau berkembang kan harus membuat fondasi dulu, caranya ya dengan memberi kesempatan mereka (pemain lokal, red),” tegasnya.
Lebih lanjut, kata Suimin, tidak menutup kemungkinan jika jumlah putra daerah dalam starting line up akan bertambah. Namun, itu semua tergantung konsistensi performa mereka di lapangan, baik saat latihan dan bertanding. ”Kalau banyak pemain yang bagus, jumlahnya akan ditambah. Diharapkan tahun depan, amunisi inti Persikabo didominasi pemain lokal,” pungkasnya.

Siap Datangkan Santiago Bianchi

Pakuan Raya - Kendati Persikabo belum bisa dipastikan berlaga di kompetisi level 1 PSSI, namun manajemen Persikabo tak ingin tanggung-tanggung dalam melakukan perburuan pemain yang bakal menghiasi skuad berjuluk Laskar Padjajaran tersebut. Buktinya, setelah nama-nama beken seperti Matsunaha Shoi, dan Choi Doong Soo jadi daftar bidikan Persikabo, kini giliran stiker asal Argentina, Santiago Bianchi yang masuk dalam daftar bidikan Persikabo.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Tranfer Persikabo, Rendie Arindra kepada Pakar, kemarin.
"Ya kita memang sedang berupaya untuk mendatangkan striker asal Argentina, Santiago Bianchi untuk bermain di Persikabo, dan kita sudah masuk tahap proses negosiasi, jika memang deal, kemungkinan pemain yang musim lalu merumput di Vallas, klub Divisi I Liga Argentina ini bisa memperkuat skuad Persikabo," ujar Rendie kepada Pakar kemarin.

Keputusan manajemen Persikabo untuk merekrut Bianchi memang bukan tanpa alasan. Pasalnya jika dilihat dari tiga pertandingan terakhirnya, kemarin, pemain Argentina ini memiliki gaya permainan yang khas dan cenderung stylish.
"Harga Bianchi jauh di bawah Choi Dong So dan Matsunaga, kita lihat kemampuannya juga di atas rata-rata, makanya kita sepakat untuk mendatangkannya ke Bogor," ulasnya.

Selain Bianchi, mantan bek Persikabo musim lalu, Edward Valusta dipastikan bakal kembali kePersikabo. Hal tersebut setelah terjadi kesepakatan antara pelatih dan manajemen yang masih memerlukan jasa mantan timnas Modolva ini untuk mengisi barisan pertahanan Persikabo.
"Kita sudah mengontak agen Edward untuk bisa bermain dengan Persikabo, dan rencananya Edward akan ke Bogor tanggal 3 Oktober mendatang," tukasnya.

Sabtu, 24 September 2011

Ridwan dan M Yusuf Ikut Hengkang

Radar Bogor - Setelah Saepulloh Maulana hengkang ke Semen Padang, kini giliran Ridwan Awaludin dan M Yusuf yang kabur meninggalkan Persikabo untuk merumput bersama Deltras Sidoarjo serta PSMP Magelang. Ketidakjelasan sikap manajemen Laskar Pajajaran menjadi salah satu faktor kepergian dua talenta muda tersebut.

“Ya, selama ini sikap manajemen Persikabo tak jelas kepada seluruh pemain lokal daerah sehingga memicu beberapa pemain kabur. Tidak menutup kemungkinan ada pemain lagi yang kabur kalau manajemen tidak peka,¨ tutur pemerhati sepakbola, Herson Hizkia, saat dihubungi Radar Bogor, kemarin.
Menurut dia, langkah tersebut wajar dilakukan oleh beberapa pemain asing. Sebab, nilai kontrak yang ditawarkan manajemen tak sepadan dibandingkan pesepakbola nonputra daerah. Padahal, skill mereka (pemain lokal, red) tak kalah dengan penggawa lain. “Coba lihat, pemain nasional kontraknya bisa di atas Rp150 juta, kalau pemain lokal paling berapa sih. Lihat saja sekarang Saepulloh dikontrak Rp200 juta, makanya mereka kabur ke tempat lain,” jelas Pengurus SSB Cibinong Putra ini.

Selain itu, sambungnya, kalaupun ada kenaikan gaji bagi pemain lokal daerah, tetap saja angkanya di bawah pesepakbola nasional atau asing yang belum tentu memberikan kontribusi maksimal. “Kalau begitu kan terlihat tidak adil, jadi wajar banyak talenta muda bermain di luar Bogor,” singkat dia.
Kendati demikian, Herson mengaku prihatin atas situasi ini sekaligus bangga. Sebab, ini adalah bukti keberhasilan pembinaan sepakbola di Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan terpisah, Headcoach Persikabo, Suimin Diharja tak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang negatif. Karena, diminatinya pemain lokal oleh klub besar adalah prestise tersendiri bagi Tegar Beriman.
“Saya justru bangga pemain kita laku, artinya Persikabo bisa memberi ruang bagi talenta muda baru untuk mengisi skuad dan merupakan acuan bagi kami untuk bisa melahirkan lebih banyak lagi,” paparnya.

Hal senada dikatakan Direktur Teknik Persikabo, Ridwan Ardiwinata.
Menurut dia, bergabungnya beberapa pemain dengan klub besar dapat memberikan manfaat untuk mengasah jam terbang talenta muda. “Bagus, itu kan buat nambah-nambah jam terbang mereka, lagipula Kabupaten Bogor akan lebih dikenal oleh luar karena suksesnya pembinaan,” pungkasnya.

Sementara itu, hari ini jajaran pelatih akan mulai menyusutkan sekaligus menyodorkan draf kontrak kepada 25 pemain lokal. Sedangkan, untuk legiun asing masih belum bisa ditentukan kapan akan disodori klausul tersebut.

Kisruh PSSI Semakin Panas

Radar Bogor - Kisruh di tubuh PSSI Kabupaten Bogor pasca muscab (17/9) semakin memanas. Kelompok 25 yang menjagokan Ridwan Ardiwinata yang menduga ada aksi money politic oleh Kelompok 29 pimpinan Maulana Alamsyah, kemarin resmi melayangkan surat ke Pengda PSSI Jawa Barat.

Koordinator K-25, Yudi Agus Sholeh mengatakan, surat pengaduan telah dilayangkan bersama surat pernyataan dari dua PS yang menerima suap, serta barang bukti empat amplop berisi masing-masing Rp250 ribu kepada pengda dan tinggal menunggu keputusan resmi PSSI Jabar terkait kisruh. “Kita sudah mengirimkan surat tuntutan, mudah-mudahan bisa dikabulkan. Toh bukti kami kuat kok,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Surat yang dilayangkan K-25 ke Pengda PSSI Jabar itu tak membuat ciut nyali K-29. Bahkan, juru bicara Maulana Alamsyah, Robby Rizakota menyatakan, tudingan yang diajukan tersebut tak beralasan dan terkesan direkayasa. ”Silakan mengirim surat, kami tak takut. Karena suap-menyuap itu tidak ada,” tegasnya.

Kekisruhan di tubuh PSSI Kabupaten Bogor, membuat Komunitas Insan Sepakbola (KIS) yang beranggotakan mantan pemain Persikabo geram. Pasalnya, KIS menuding Koordinator K-25, Yudi Agus Sholeh melakukan pembunuhan karakter terhadap dua oknum PNS Dispora, yang diduga terlibat money politic saat muscab berlangsung.

Anggota KIS, Agustinus Toisuta mengatakan, pendiskreditan seseorang melalui statement tak bertanggung jawab belum tentu kebenarannya. ”Yudi seharusnya jangan seperti itu, karena namanya membunuh karakter seseorang, lagipula andaikan betul pegawai Dispora itu menyuap, toh dia tak memakai uang negara, dan isu itu juga belum tentu benar,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, KIS tidak berada di belakang K-29 ataupun K-25, sebab siapa pun yang terpilih akan didukung total. Selain itu, KIS tak merasa mengacuhkan instruksi Bupati Rachmat Yasin (RY), terkait pencalonan salah satu jagoannya. ”Kami tak mendukung siapa-siapa, kami hanya tak suka dengan pendiskreditan teman kami oleh Yudi dan membawa embel-embel PNS. Nah kalau kami dibilang tak memedulikan instruksi bupati itu salah. Sebab RY merestui semua calon, kami ini tak mungkin mengkhianati RY, sebab kami pendukung setianya,” papar Agustinus lagi.

Lebih lanjut, kata dia, KIS telah menyiapkan tim pengacara untuk menggugat Yudi Agus Sholeh dengan tuduhan pencemaran nama baik tanpa dilandasi bukti kuat. ”Kami akan gugat dia (Yudi, red), ini pencemaran nama baik, kami kasihan dengan rekan kami sesama KIS,” singkat saudara kandung almarhum Ronny Toisuta ini.

Sementara itu, Yudi Agus Sholeh mengaku tak gentar dengan ancaman tersebut. Menurut dia, kendati oknum PNS itu melakukan suap tanpa memakai uang negara, tetap tak bisa dibenarkan karena masuk kategori pidana. ”Yang namanya suap, itu tak hanya memakai uang negara, menggunakan dana sendiri pun sama saja penyuapan,” tutur pemilik PS Prahara ini.

Selain itu, lanjutnya, ia mempersilakan jika KIS ingin melayangkan gugatan karena hal tersebut merupakan hak setiap warga negara. Namun yang jelas, apa yang dikatakan Yudi sudah berdasarkan bukti kuat serta saksi di lapangan. ”Terserah kalau mau menuntut saya silakan, saya tidak takut. Saya ini benar, kenapa mesti takut mengungkap kebenaran. Pokoknya kalau ada yang jual pasti saya beli, saya juga bisa menyewa pengacara,” pungkasnya.

Bupati Kecewa dan Prihatin

Jurnal Bogor - Bupati Rachmat Yasin memberikan pernyataannya terkait kisruh setelah Musya warah Cabang (Muscab) PSSI Kabupaten Bogor di Ruang Serba Guna II Pemkab, Sabtu (17/9) lalu. Pendukung Ridwan Ardiwinata (K-25) yang menggugat ketua terpilih Maulana Alamsyah yang terindikasi melakukan praktik money politics, membuat orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu kecewa dan prihatin.

“Saya tidak dalam posisi merestui seseorang. Semuanya kembali kepada Musta, sepanjang Mustanya bersih dan fair play tidak dinodai dengan money politics. Itu sama dengan penistaan terhadap masyarakat sepakbola Kabupaten Bogor. Saya kecewa dan prihatin,” ujar Bupati melalui pesan singkatnya, kemarin.

Pernyataan Bupati itu memupus opini yang berkembang sekarang ini bahwa siapa pun yang menjadi ketua umum telah mendapat restu pendopo. Opini tersebut dinilai tidak benar karena RY, panggilan akrabnya, justeru menginginkan Muscab berlangsung bersih dan tak ada intervensi. Pasalnya, Pengcab PSSI adalah organisasi olahraga yang mesti mengedepankan sportivitas.

Hal ini berkaca pada Muscab sebelumnya. RY yang dua kali aklamasi terbebas dari praktik-praktik kecurangan sehingga peserta Muscab memilih RY berdasarkan track-record dan kapasitasnya. Namun Muscab kali ini banyak ditentang. Mantan Sekretaris Umum Pengcab PSSI Didi Kurnia misalnya, juga menyayangkan indikasi money politics tersebut. “Secara kasat mata, memang Muscab berlangsung bai. Tapi sebaiknya peserta Muscab yang menerima suap atau pihak tertentu yang memberikan suap mengaku saja. Kejadian ini telah mencederai kita semua,” kata dia.

Sedangkan K-25 pada detik-detik Muscab mencium gelagat pengkondisian dari kubu lawan dan panitia. Dimana tata tertib (tatib) mengenai AD/ART PSSI tak lagi masuk hal penting sehingga calon tak diverifikasi berdasarkan tatib tersebut bahwa calon ketua umum itu mesti memenuhi persyaratan pernah jadi pengurus PSSI atau klub. “Kami perjuangan hal ini agar dunia sepakbola Kabupaten Bogor tak mundur. Kalau dimulai dari hal-hal salah akhirnya juga akan salah.,” ungkap Yudi dimana K-25 mendapat bukti-bukti indikasi tersebut karena banyak klub yang akhirnya gundah dan menyerahkan pelaporan.

Sementara Ketua Panitia Muscab Agustinus Toisuta tak mau disalahkan perihal adanya K-25 yang menggugat hasil Muscab. Mekanisme pelaksanaan diakuinya sudah sesuai sehingga dia menginginkan ketidakpuasan itu diselesaikan secara hukum. “Saya setuju dengan pernyataan Komisi D. Ya, mari kita buktikan siapa yang salah,” kata dia.

Ikon Bogor Raya FC Tersingkir

Jurnal Bogor - Dua pemain muda Persib Bandung yaitu Munadi (U-21) dan Yudi Khoerudin (U-23) akan bergabung dengan Laskar Padjajaran musim ini, jika berhasil melakukan negosiasi kontraknya dengan manajemen. Persikabo sudah mendapatkan 36 nama pemain hasil seleksi dan rekrutmen. Dari jumlah itu, nama Qodrat Maulana tak tercantum sehingga pemain yang jadi ikon Bogor Raya FC asal Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor itu dipastikan tersingkir, meskipun dia menaruh harapan bisa membela Persikabo.

“Mungkin bukan rejekinya. Ya, mungkin penilaian pelatih berbeda,” ucapnya, kemarin.
Pelatih Suimin Sendiri menyatakan visi bermain mantan pemain PSB Kota Bogor itu bagus, namun dia masih memiliki kekurangan sehingga Qodrat bukan termasuk pemain yang dipanggil latihan sejak Senin (19/9) lalu.

Sedangkan untuk pemain yang ada saat ini, pelatih asal Binjai, Sumatra Utara ini memastikan masih belum fix tergantung hasil negosiasi dengan komposisi pemain di posisi A, B dan C. Pemain di Posisi A adalah yang jadi prioritas. “Kalau hasil nego di A gagal, maka yang B naik begitu seterusnya. Jadi untuk semua posisi pemain semuanya ada tiga pemain,” ungkapnya usai memimpin latihan di lapangan Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, Babakan Madang.

Jumat, 23 September 2011

Kabomania Restui Kepindahan Saefulloh

Pakuan Raya - Tak seperti Bobotoh Persib, yang kecewa atas perginya ikon Persib Bandung, Eka Ramdani ke Persisam Samarinda, Hijrahnya mantan bek Muda Persikabo, Saefulloh Maulana ke Semen Padang ternyata tak membuat para Kabomania kecewa. Beberapa pentolan Kabomania justru mengaku bangga jika ada putra daerah asli Bogor yang mampu berkiprah di klub Indonesian Super League (ISL) seperti Semen Padang. Seperti yang diungkapkan Muhammad Dzikri, Kabomania asal Cibinong ini tidak menyesalkan kepindahan pria asal Ciampea ini ke Semen Padang.

Menurutnya, sebagai pemain profesional Saefulloh memang berhak memilih kemana Ia harus meretas karirnya di klub sepakbola.
"Kita sebagai Kabomania tidak ada hak untuk melarangnya ke Semen Padang, karena Saefulloh sejatinya adalah pemain profesional yang sudah bisa menentukan masa depannya sendiri, Kalau dia pindah ke Semen Padang terus dia menjadi lebih baik, tentu kita akan lebih senang," ucapnya kepada Pakar, kemarin.

Senada dengan Dzikri, Ketua Harian Kabomania Kemal Fasha juga berharap kepindahan Saefulloh bisa menjadi motivasi bagi para pesepakbola putra daerah Kabupaten Bogor untuk lebih menunjukkan kualitas permainan mereka di Persikabo nanti. Kendati demikian, Ia tetap berharap kepada Saefulloh agar pergi meninggalkan Persikabo dengan cara yang baik-baik.

"Saefulloh boleh saja pergi ke Semen Padang, tapa alangkah lebiknya jika dia juga pamit dengan Persikabo dengan baik agar tidak ada miss komunikasi dengan manajemen Persikabo karena bagaimanapun Saefull kan di besarkan di Persikabo," tuturnya.
Sementara itu, dihubungi Pakar kemarin, Saefulloh mengucapkan permohonan maaf sebesar -besarnya kepada seluruh jajaran Kabomania dan Persikabo atas hasratnya untuk hijrah ke Semen Padang. Hal tersebut Ia lakukan karena Ia ingin lebih berkembang dan mencoba sesuatu hal yang baru di klub Semen Padang tersebut.

"Sebenarnya berat meninggalkan Persikabo, namun sebagai seorang pemain tentu saya ingin berkembang, untuk itu saya minta restu kepada seluruh jajaran pengurus Persikabo dan Kabomania untuk bisa meniti karir di Semen Padang, tapi saya berjanji suatu saat saya akan kembali ke Persikabo, karena bagaimanapun Persikabo yang telah membesarkan saya," tukasnya.

Ridwan Pilih Seleksi ke Deltras

Pakuan Raya - Putra daerah Kabupaten Bogor lagi-lagi memilih untuk membela klub lain daripada Persikabo Bogor. Setelah mantan bek muda Persikabo, Saefulloh hijrah ke Semen Padang, kini giliran pemain muda Bogor, Ridwan Awalludin yang lebih memilih mengikuti seleksi di klub Deltras Sidoarjo ketimbang mengikuti latihan yang dipimpin oleh Suimin Diharja tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun Pakar, mantan pemain Timnas SAD ini masih mengikuti seleksi di Deltras yang saat ini tengah mengikuti turnamen Bangka Belitung Cup. Turnamen tersebut akan diikuti oleh tiga tim yakni Sriwijaya FC, Deltras Sidoarjo, dan Tim Amatir Bangka Belitung.

Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Headcoach Persikabo, Suimin Diharja mengatakan bahwa pihaknya memang sudah menerima informasi mengenai hal tersebut. Secara garis besar, Ia mengaku masih membutuhkan tenaga pemain muda tersebut. Namun, sebagai pelatih Ia tak ingin menghambat karir seorang pemain, dan lebih menyerahkan semuanya kepada pihak manajemen.

"Ya Abang sudah dengar kabar itu, tapi kan abang nggak ada hak untuk melarang dia ikut, karena secara karir dia mungkin bisa lebih berkembang meskipun sebenarnya abang masih butuh tenaganya, ya semua tergantung dengan manajemen lah," ucap Suimin kepada Pakar, kemarin.
Sementara itu, hingga saat ini Persikabo sudah mengantongi 36 nama pemain yang bakal memasuki proses negosiasi dengan manajemen. Beberapa nama pemain yang diprediksi masuk daftar rekrutan pemain seperti Kodrat justru secara mengejutkan dicoret dari daftar pemain yang akan mengisi skuad berjuluk Laskar Padjajaran itu.

"Kita sudah mengantongi 36 nama pemain, yang sudah kita urutkan berdasarkan posisinya masing-masing, masing-masing posisi diisi oleh 3 pemain, nanti di rangking, peringkat 1 dan 2 sudah masuk tahap negosiasi, kalau mereka deal, urutan ketiga pasti tercoret, tapi kalau peringkat 1, dan 2 ada salah satu yang tidak memenuhi kesepakatan, urutan ketiga kita ambil," jelasnya.

Alihkan Perburuan

Radar Bogor - Perburuan Laskar Padjajaran untuk mendapatkan Choi Dong So semakin melemah. Kekuatan finansial Persikabo yang terbatas tak mampu memboyong pemain asal Korea Selatan (Korsel) yang dibanderol Rp800 juta per musim tersebut. Namun, komunikasi manajemen Persikabo dengan agen Choi masih terjalin. Artinya, negosiasi masih berjalan alot. “Kami ingin Choi bergabung, tapi harganya jangan segitu. Kalau di bawah Rp800 juta masih bisa lah, makanya kita masih berupaya nego,” papar Direktur Operasional PT Karadenan Jaya, Rhendie Arindra.
Tingginya banderol Choi membuat manajemen mengalihkan buruannya ke eks penggawa Persib, Shohei Matsunaga, yang kini berada di Jepang. Pasalnya, kontrak pemain tersebut hanya berbanderol Rp250 juta per setengah musim saat membela Maung Bandung (sebutan Persib, red.

“Kalau setengah musim Rp250 juta, berarti satu musim kan Rp500 juta, jadi lebih baik kita ambil dia saja. Matsunaga punya skill bagus dan dari segi bisnis sangat menjual,” ungkap Rhendie.
Menurut dia, guna mengantisipasi Matsunaga diboyong klub lain, komunikasi intensif terus dilakukan. Bahkan, pemain berusia 21 tahun itu berjanji bakal bertemu langsung dengan Rhendie setibanya di Indonesia. “Saya terus berkomunikasi, dia janji setibanya di Indonesia dalam waktu dekat ini akan langsung bertemu membahas nilai kontrak,” tegas mantan CEO Bogor Raya FC ini.

Selain Matsunaga, Laskar Pajajaran masih punya alternatif buruan lainnya yakni Santiago Bianchi yang kini merumput bersama Vallas, klub Divisi I Liga Argentina. Pasalnya, legiun asing tersebut memiliki skill menawan dan berkarakter fighter.
“Saya sudah melihat tiga pertandingan terakhir Bianchi di Youtube, terus terang saya suka. Dia tak seperti pemain Argentina lainnya yang cenderung stylish, dan yang penting ia belum pernah bermain di Indonesia. Tapi semua itu dikembalikan lagi kepada selera pelatih,” jelas Rhendie lagi.

Lebih lanjut, kata dia, harga yang dipatok Bianchi pun jauh di bawah Choi Dong So dan Matsunaga. Sehingga, bila Persikabo mendatangkannya, Laskar Pajajaran dapat mendapat dua pemain lain. “Ya, yang pasti nominalnya masih di bawah Matsunaga, tapi bidikan utama kita tetap Choi dan Matsunaga,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam sesi latihan di Lapangan Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, terlihat empat legiun asing ikut bergabung. Di antaranya, Batang dan Noah asal Kamerun, serta kiper Klub Adelaide (Liga Australia), Takubi dan Dario.

Edward dan Cyril Dipertahankan

Radar Bogor - Manajemen Laskar Padjajaran bakal mempertahankan eks stoper Persikabo musim lalu, Edward Valuta. Penampilannya yang konsisten selama paruh musim, menjadi nilai plus bek berkebangsaan Maldova tersebut.
Selain itu, keahliannya dalam melepaskan passing diagonal serta bertipikal switch play, sangat sesuai dengan keinginan Headcoach Suimin Diharja.
Menurut Suimin, Edward memiliki switch play yang tak kalah baiknya dengan David Pagbe. Namun, sebutnya, ayah tiga putri itu kurang bagus saat melakukan tackling karena acap berbuah pelanggaran. Namun hal ini tak menjadi masalah, sebab masih bisa dibenahi dengan metode latihan yang ada.

“Edward tak kalah dengan Pagbe, dia pemain cerdik dengan visi bermain yang baik. Dia tahu kapan harus bertahan dan overlap, apalagi diduetkan dengan Tugi Hadi. Kurangnya, tekel dia terlalu kasar, tapi itu tak masalah,” ujar Suimin saat ditemui Radar Bogor, kemarin.
Ia mengatakan, pemain seperti Edward Valuta akan sangat cocok dengan skema 4-3-3 yang bakal diterapkan. Sebab dalam formasi tersebut, posisi sayap akan lebih dominan saat menyerang. Karena itu, plessing diagonal sangat diperlukan. ”Otomatis kalau sayap lebih berperan saat menyerang, bola-bola diagonal sangat dibutuhkan. Apalagi kalau counter attack,” jelas dia.

Selain itu, sambungnya, gelandang cerdik Cyril Tchana juga akan dipertahankan dalam skuad Laskar Pajajaran. Karena, legiun asal Kamerun ini mempunyai visi bermain sangat baik, khususnya ketika menyerang. Cyril pun ahli melakukan shooting dari jarak 16 meter. ”Banyak orang meragukan Cyril, katanya jelek lah. Tapi saya sudah lihat sendiri, menurut saya dia pemain bagus yang siap mengacak-acak lini pertahanan lawan, kemampuannya di atas rata-rata,” papar pria yang gemar menikmati kopi dan gorengan ini.
Kendati demikian, Suimin masih dipusingkan dengan sosok legiun asing yang akan mengisi lini depan. Pasalnya, salah satu pemain bidikannya, Choi Dong So, tidak ikut berlatih sejak dua hari terakhir, namun terlihat berlatih dengan Persija. ”Saya dapat informasi kalau Choi terlihat berlatih di Persija, tapi dia belum menandatangani kontrak. Karena itu, saya minta supaya manajemen Persikabo bergerak cepat memboyong Choi,” harapnya.

Lebih lanjut, sambung dia, jika striker bertubuh gempal itu gagal merumput bersama Laskar Pajajaran, ia terpaksa mengambil alternatif kedua, yaitu memboyong Carlos Schivati. ”Carlos juga bagus, ia pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi. Tapi belum bisa menunjukkan kelasnya. Dibandingkan sama Choi, ya lebih bagus Choi dong,” tutur Suimin.
Sementara itu, menanggapi keinginan Donny Fahamsyah untuk kembali membela Laskar Pajajaran, Suimin menegaskan, kesempatan Donny masih terbuka lebar, sebab posisi stoper masih rawan. ”Dia masih bisa bergabung dengan kita, asal tunjukkan loyalitasnya,¨ pungkas pria berjuluk Pelatih Kampung ini .

Rabu, 21 September 2011

Manajemen Gerecoki Program Latihan

Radar Bogor - Kebijakan manajemen Persikabo yang mengizinkan pemain ikut seleksi, membuat bingung pelatih Suimin Diharja. Dampaknya, hingga kini Pelatih Kampung (sebutan Suimin, red) itu belum menentukan skuad Laskar Pajajaran yang akan berlaga di Liga Profesional, Oktober mendatang.
Kebijakan manajemen tersebut sangat bertentangan dengan program seleksi dan latihan skuad Laskar Padjajaran. Pasalnya, Suimin telah menetapkan tidak ada lagi seleksi pemain. Akhirnya, pemain baru titipan manajemen pun terus berdatangan ikut seleksi.

“Saya belum menentukan pemain lokal yang bakal bergabung, sebab penambahan terus terjadi. Jadi, terpaksa jajaran pelatih memantau kemampuan fisik dan skill pesepakbola yang baru datang,” ujar Suimin saat ditemui Radar Bogor di Lapangan Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, kemarin.

Selain itu, sambung dia, untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, ia bakal menggunakan program rangking bagi seluruh pemain jelang penandatanganan kontrak 1 Oktober mendatang. “Saya kan punya rapor tentang kemampuan mereka, makanya akan saya rangkingkan semuanya. Mulai dari peringkat satu sampai empat,” jelas mantan arsitek Persijap Jepara ini

Menurut dia, kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi jika terjadi deadlock saat negosiasi nilai kontrak antara pemain dan manajemen. Sehingga, jika pesepakbola rangking pertama gagal didapatkan, masih ada alternatif pilihan yakni peringkat kedua, tiga dan empat. “Siapa tahu kita gagal dapat yang pertama, kan kami masih punya pilihan lain. Walau kualitasnya di bawah yang pertama,” papar Suimin lagi.

Ia menambahkan, di tiap posisi terdapat empat pemain pelapis yang bakal diseleksi sebagai pilihan utama. Jadi, Persikabo akan memiliki pilar terbaik di segala lini. “Jadi di posisi kiper sampai penyerang masing-masing ada empat pelapis, nanti kita bandingkan dan yang terbaik akan diambil,” ucap dia.

PSSI Lebur Pengelolaan Liga Pro dan Amatir

Bola Indo - PSSI melebur pengelolaan Liga Profesional dan Liga Amatir di bawah kewenangan Badan Liga Indonesia (BLI). Sebelumnya, pengelolaan kedua Liga tersebut dilakukan terpisah. Badan Liga Indonesia (BLI) bertugas mengelola Liga Profesional dan Badan Liga Amatir (BLAI) bertugas mengelola liga amatir.
PSB BOGOR
Sekjen PSSI, Tri Goestoro mengungkapkan peleburan ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas kerja lembaga terkait. BLI nantinya akan dipimpin oleh mantan Komite Pemilihan, Harbiyansyah Hanafiyah.

"Rapat Exco akhir pekan lalu memutuskan mengangkat Harbiyansyah sebagai Ketua BLI. Nanti beliau akan membawahi Liga Profesional dan Liga Amatir. Kalau dulu kan terpisah, antara BLI dan BLAI," ujar Tri Goestoro dalam jumpa pers di kantor PSSI, Selasa, 20 September 2011.

"Masalah (peleburan) BLI dan BLAI ini sebenarnya hanya soal manajerial. Komandan satu, tapi manajemen dua. Dengan disatukan seperti ini, diharapkan bisa lebih efektif kerjanya," papar Tri.

Selain memutuskan peleburan BLI dan BLAI, PSSI juga telah menetapkan jika liga profesional (LSI dan Divisi Utama) ditetapkan dilaksanakan oleh PT Liga Prima. "Dengan Widjayanto yang ditunjuk sebagai CEO PT Liga Prima," ujar Tri.

Alasan penggunaan PT Liga Prima dan bukan PT Liga Indonesia yang telah menjadi pelaksana kompetisi musim lalu? "PT Liga Indonesia sementara ini masih sedang dilakukan proses audit. Sambil menunggu audit selesai, sedangkan persiapan harus jalan terus, maka dibentuk PT Liga Prima," ujar Tri beralasan.

"Kepemilikan PT nantinya milik Federasi dan Klub anggota. Tapi komposisi kepemilikan masih dalam pembicaraan dengan klub," tandas Tri.

Saefullah Hengkang ke Semen Padang

Informasi Bogor - Pemain muda potensial asal Kabupaten Bogor, Saefullah Maulana memilih hengkang ke Semen Padang (SP) pada kompetisi musim ini. Pemain andalan Persikabo Bogor ini hengkang dengan alasan untuk menambah jam terbang bermain. “InsyaAllah kemungkinan besar saya akan merumput disini. Saya pilih Semen Padang lantaran untuk menambah pengalaman. Selain itu, kesempatan untuk menjadi starter sangat terbuka,” ujar Saefullah.

Pemain ini memang sangat ideal untuk sektor pertahanan, selain mempunyai postur tinggi, Saefullah sangat kuat dalam duel-duel bola atas dan susah dilewati pemain lawan. “Untuk sekarang tinggal menunggu proses teken kontrak. Jika benar-benar sudah deal, saya akan ke Bogor untuk pamit kepada pengurus. Persikabo adalah tim pertama saya di ajang professional. Saya bisa main bola di Persikabo,” lanjutnya.

Sementara itu, Persikabo dipastikan gagal merekrut mantan pemain Persisam Samarinda, Choi Dong Soo. Pemain asal Korea Selatan ini diketahui mengikuti seleksi pemain di klub Persija Jakarta. Tak hanya itu, mantan ikon Persikabo musim lalu, Zaenal Arief juga secara mengejutkan telah mengikuti seleksi pemain di Persiba Bantul.

Dua Pemain Persib Merapat ke Persikabo

Informasi Bogor - Dua mantan pemain Persib Bandung, Munadi (gelandang) dan Yudi Khaerudin (belakang) yang kontraknya diputus manajemen “Maung Bandung” mengadu nasib dan mengikuti seleksi di Lapangan JJC Sentul, Selasa (20/9) sore.
Selain kedatangan dua mantan Persib, seleksi Persikabo juga diramaikan dengan hadirnya mantan pemain belakang Persitara Jakarta Utara, Tugi Hadi, Kahudi Wahyu (Persih Tembilahan) dan pemain asing Patricio “Pato” Jimenez.

“Abang sangat senang dengan kehadiran mereka. Kita lihat saja kondisinya, Abang memberikan kesempatan sekali lagi untuk para pemain yang baru datang,” jelas pelatih Persikabo, Suimin Diharja.
Saat ini, pemain yang menjalani latihan lebih dari 30. Sementara, Suimin hanya akan merekomendasikan 25 pemain saja ke manajemen. “Sebentar lagi Abang mulai mengerucutkan nama-nama pemain yang akan direkomendasikan.

Abang membutuhkan empat pemain di masing-masing posisi. Hal ini dilakukan jika proses negoisasi menemui jalan buntu. Jadi Abang mempunyai opsi kedua, ketiga dan keempat,” lanjutnya.

Persikabo Restui Saefulloh ke Semen Padang

Pakuan Raya - Isu kepindahan mantan Bek Persikabo Saefulloh ke Semen Padang benar adanya. Melalui pelatihnya di PS Prahara Ciampea, Yudi Agus Soleh, Saefulloh mengatakan bahwa dirinya positif bakal menghuni klub yang musim lalu nyaris menjadi juara di ajang Indonesian Super League (ISL) tersebut. Yudi mengatakan, atas rekomendasi rekan sejawatnya David Pagbe, Saefulloh bisa bermain di Semen Padang dan akan segera dikontrak oleh manajemen Semen Padang.

Pria kelahiran Ciampea ini sejatinya sudah dipanggil Semen Padang sejak Rabu (15/9) lalu. Namun, karena menghormati Persikabo, Ia meminta dispensasi kepada pihak Semen Padang agar mengikuti seleksi pada Sabtu (18/9) lalu.

“Ya Saefulloh izin kepada saya untuk mengikuti seleksi di Semen Padang, sebagai bapak asuhnya tentu saya sangat mendukung keputusannya, karena mungkin karir dia di sana lebih terbuka lebar ," ucap Yudi kepada Pakar, kemarin.

Sementara itu, salah satu pengurus Persikabo, Didi Kurnia mengatakan bahwa pihaknya merestui kepergian Saefulloh ke Semen Padang. Apalagi mengingat saat ini status Persikabo adalah klub profesional, sehingga pihaknya harus rela melepas putra daerahnya agar berkembang di klub yang lebih maju. Hal senada juga diungkapkan Direktur Teknik Persikabo, Ridwan Ardiwinata. Menurutnya, Saefulloh layak bermain di Semen Padang dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, jika nanti Saefulloh berniat kembali ke Persikabo, mantan Kepala Inspektorat Kabupaten Bogor ini mengatakan bahwa Persikabo tetap akan menerima anak asuhnya untuk kembali kepangkuannya.

Format PSSI Bingungkan Persikabo

Pakuan Raya - Berubah-ubahnya format kompetisi yang akan digelar PSSI mulai Oktober mendatang mengacaukan persiapan klub yang akan menjadi peserta liga profesional tersebut. Persikabo Bogor yang sebelumnya hampir pasti menghuni level satu dengan format dua wilayah, saat ini terancam gagal setelah PSSI menyatakan liga profesional akan digelar dengan format satu wilayah dan hanya diikuti 18 tim.

Kendati demikian, COO Persikabo, Rudi Ferdian mengaku optimis Persikabo masih mempunyai peluang untuk bisa berlaga di kasta tertinggi kompetisi PSSI. Menurutnya, jika dilihat dari aspek kelegalan untuk lolos verifikasi kompetisi Level 1, klub berjuluk Laskar Padjajaran ini sudah memiliki semua persyaratan. Buktinya, hingga saat ini Persikabo merupakan salah satu klub yang sudah menyerahkan jaminan Bank garansi ke PSSI dan memperbaiki semua fasilitas Stadion sebagai syarat krusial untuk bisa berlaga di kompetisi level 1.

"Dari semua klub yang mendaftarkan untuk lolos verifikasi PSSI, baru tiga klub yang menyerahkan uang jaminan, Pro Duta dan Mojokerto jaminan 3 Miliar, sedangkan Persikabo jaminan 5 Miliar, Stadion kita juga sudah melakukan pembenahan, jadi peluang kita untuk bisa lolos di level 1 masih banyak," ujar Rudi kepada Pakar, kemarin.

Sementara itu, Headcoach Persikabo, Suimin Diharja memang mengaku dipusingkan dengan keputusan PSSI yang cukup membingungkan tersebut. Ia mengakui persiapan pembentukan tim menjadi agak kacau dengan keputusan terbaru PSSI tersebut. Hal itu dikarenakan perekrutan pemain menjadi terhambat.
“Memang agak kacau juga dengan adanya keputusan baru soal kompetisi itu. Tapi kami tetap fokus dan serius menyiapkan tim sebaik mungkin," ujarnya.
Dia mengatakan dengan adanya perubahan format kompetisi tersebut, perekrutan pemain menjadi terhambat lantaran sejumlah pemain yang menjadi buruan Persikabo Bogor masih menunggu keputusan resmi PSSI tentang klub mana saja yang akan berlaga di Level I.

"Melihat belum pastinya kompetisi mendatang, posisi kami jadi sulit mempersiapkan tim. Para pemain yang didekati lebih memilih kembali menunggu keputusan pasti PSSI tetapi saya kira juga di klub-klub lain yang tengah membentuk tim juga merasakan yang sama, tapi kita tetap fokus untuk mempersiapkan tim untuk level 1 dulu," jelasnya.

Dalam latihan Persikabo yang dilakukan di Lapangan JJC Sentul kemarin, Suimin dkk lebih memfokuskan latihan fisik dan memberikan porsi latihan komplet (compact exercise) yang selalu menjadi ciri khas Suimin dalam program latihannya.
"Kita memang masih memilah-milah dan mengawasi pemain yang akan direkrut oleh Persikabo, kita lihat saja perkembangan mereka nanti, mudah-mudahan minggu ini kita sudah punya kerangka tim," tukasnya.

Zaenal Arief Berlabuh di Bantul?

Pakuan Raya - Persikabo dipastikan gagal merekrut Choi Dong Soo untuk masuk ke dalam skuad Persikabo. Pasalnya mantan Striker Persisam Samarinda diketahui mengikuti seleksi pemain di klub Persija Jakarta di latihan perdana Persikabo, Senin (19/9) kemarin. Tak hanya itu, mantan ikon Persikabo musim lalu, Zaenal Arief juga secara mengejutkan telah mengikuti seleksi pemain di Persiba Bantul. Bersama pemain seleksi lainnya, yakni Eduardo Bizarro (stopper), Han Sang Min (gelandang), Peng Fei Zhu (stopper) maupun Yi Da Wong (striker), mantan bomber Timnas Piala Asia 2007 ini turut mengadu peruntungan di Stadion Sultan Agung, Senin (19/9) kemarin.

Sementara itu, Zaenal Arif saat dikonfirmasi Pakar mengaku jika dirinya memang kemarin mengikuti seleksi di klub kebanggaan Paserbumi tersebut. Namun, tawaran nilai kontrak yang tak sesuai dengan keinginannya membuat Kang Abo, sapaan akrab Zaenal Arief mengurungkan niatnya untuk berlabuh di klub yang optimis bakal berlaga di kompetisi tertinggi PSSI ini.

“Ya kemarin saya memang mengikuti seleksi, tapi waktu nego dengan manajemen nggak cocok dengan yang saya inginkan , ya sudah saya mundur saja dari Persiba," ujar Abo kepada Pakar, kemarin.
Keikutsertaan Abo dalam seleksi pemain Persiba dikarenakan hingga saat ini pihak Persikabo memang tak kunjung mengontak dirinya untuk segera bergabung dengan klub berkostum hijau-hijau ini. Untuk itu, Ia langsung mengambil langkah cepat untuk mengikuti seleksi ke klub lain.

“Ya saya memang tak kunjung di kontak sama Persikabo, ya daripada menunggu yang tidak pasti, lebih baik saya ikut seleksi di klub lain dulu, ya mungkin Persikabo tidak mau pakai tenaga saya lagi, walaupun sejujurnya saya masih ingin memperkuat Persikabo," paparnya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini Ia akan merumput di klub yang bakal berlaga di level 1. Namun, saat ditanya klub mana yang akan jadi akan disinggahinya musim ini, ayah satu anak ini masih enggan mengungkapkannya.
"Mungkin saya bakal main di level 1 teh, nanti kalau sudah pasti saya kabari,"tandasnya.

Kabomania Citeureup Dukung Maulana

Pakuan Raya - Terpilihanya sosok Maulana Alamsyah sebagai Ketum PSSI Kabupaten Bogor periode 2011-2015 ternyata mendapatkan dukungan dari sebagian Kabomania. Maulana yang lebih dikenal dengan nama Haji Edy ini dipercaya bisa membawa PSSI Kabupaten Bogor ke arah yang lebih baik. Hal tersebut yang diungkapkan salah satu pentolan Kabomania asal Citereup, Yusuf Kiat.

“Kita seharusnya menghargai pembaharuan, jangan orang-orang itu saja, berilah kesempatan kepada orang baru untuk menunjukkan kemampuannya, kalau belum mencoba kita kan tidak tahu," ucap Yusuf kepada Pakar, kemarin.
Yusuf yang lebih akrab di sapa Kang Jendral ini mengatakan, sosok Maulana Alamsyah dikenal orang yang loyal dan mau berkorban demi kepentingan orang lain. Buktinya, pada saat Ia menjabat sebagai manajer tim Piala Emas Rachmat Yasin (PERY) kemarin, Ia berani loyal dan sangat menjunjung yang namanya kesejahteraan pemain.
“Ya sebagai Kabomania kami sangat mendukung sosok Maulana, kami warga Citereup sudah cukup mengenalnya, dan kami berharap PSSI kedepannya bisa lebih baik di bawah kepemerintahannya," ucapnya.

Kendati ada yang mendukung, ada pula beberapa oknum yang mengaku ragu dengan kepengurusan PSSI Kabupaten yang baru ini. Pasalnya, Maulana Alamsyah adalah orang baru yang belum mengerti seluk-beluk PSSI dan sepakbola di Kabupaten Bogor. Apalagi jaringan untuk menembus pengda PSSI Jawa Barat dan PSSI pusat masih lemah. Bisa jadi, kepengurusan PSSI Kabupaten Bogor ini juga akan berpengaruh pada nasib Persikabo di kompetisi musim depan.

“Mengurus PSSI tidak hanya meliputi pendanaan saja, banyak aspek yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin, apalagi pemimpin PSSI Kabupaten Bogor, ya terus terang saja saya ragu dengan masa depan PSSI dan Persikabo musim depan dengan kepengurusan PSSI yang kemungkinan akan menggunakan orang-orang baru didalamnya," tukas salah satu kubu pendukung Ridwan yang enggan menyebutkan namanya. =UYE

Selasa, 20 September 2011

Fisik dan Teknik tak Cukup, Suimin Butuh Pemain Fighter

Radar Bogor - Teknik dan fisik saja tidak cukup bagi Headcoach Suimin Diharja untuk menentukan skuad Laskar Pajajaran. Mental juga menjadi salah satu faktor bagi Pelatih Kampung (sebutan Suimin Diharja, red) untuk memilih pemain.
Ya, baginya, fisik dan teknik jika tidak didukung dengan mental yang kuat, menjadi salah satu faktor kehancuran sebuah tim. Maka dari itu, selain teknik dan fisik, mental juga harus dimiliki pesepakbola.
¨Saya tak mau merekrut pemain yang hanya mengandalkan fisik dan teknik. Sementara mental bertandingnya lemah. Saya hanya akan merekomendasikan para pemain yang siap tempur. Karena kalau pemain yang bernyali kecil hasilnya tak bagus,” ujar Suimin Diharja kepada Radar Bogor.

Menurut dia, jajaran pelatih juga tidak akan merekomendasikan pemain berlevel bintang tapi bermental tempe, sebab kepopuleran pesepakbola tidak akan mengangkat prestasi sebuah tim. “Pemain yang akan direkomendasikan kepada jajaran direksi Persikabo adalah yang berjiwa petarung,” tegas Suimin lagi.
Dalam kesempatan berbeda, pengamat sepakbola, Yakub Habe mengaku optimis kalau Persikabo musim ini akan lebih punya karakter bertanding yang ngotot.

“Walau Persikabo musim lalu tidak gereget, saya yakin Suimin akan membangkitkan mental dan motivasi bertanding para pemain Persikabo untuk meraih kemenangan tandang dan kandang,” pungkas Yakub.
Sementara itu, dalam sesi latihan di Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, mantan bomber Persisam, Choi Dong Soo tak terlihat sama sekali di lapangan. Hal tersebut disinyalir karena PSSI masih plin-plan menggunakan format kompetisi.

“Sepertinya Choi sudah melihat berita mengenai format kompetisi PSSI yang belum jelas, jadi dia malas hadir di sini. Tapi yang jelas kita sudah tahu kualitasnya, mau tidaknya ia bergabung itu tergantung Choi,” jelasnya.
Dalam latihan serta seleksi asing perdana tersebut diikuti 36 pemain. Di antaranya, Kahudi Wahyu, Bona Simanjuntak, Cyril Tchana, Mulyani, Tugihadi (mantan stoper Batavia Union), Patricio Jimenez (eks PSIS Semarang), dan Etogo dari Manado United.

Zaenal Arief Ikut Seleksi Persiba

Paserbumi - Mantan Bomber Timnas di piala Asia 2007, Zeanal arief, Senin (19/9) sore secara mengejutkan ikut seleksi pemain Persiba. Bersama pemain seleksi lainnya, baik asing maupun lokal, mantan striker Persib Bandung tersebut, bersemangat mengikuti instruksi asisten pelatih Sajuri Syahid. Ditengah upaya mencari penyerang utama di lini depan Persiba, kedatangan Zaenal Arief tentu menjadi opsi lain bagi M Basri.

Ditemui sebelum latihan, M Basri memang menginginkan pemain berkelas yang mengikuti seleksi. “Setidaknya mereka tahu diri sebelum disini, Persiba-kan levelnya Liga Super,” ungkap sang Allenatore.
Selain Zaenal Arief, legiun asing seperti Eduardo Bizarro (stopper), Han Sang Min (gelandang), Peng Fei Zhu (stopper) maupun Yi Da Wong (striker) turut mengadu peruntungan di Stadion Sultan Agung.

Tak Ada Alasan Tolak Persikabo

Jurnal Bogor - Manajemen Persikabo Kabupaten Bogor masih yakin dapat masuk kasta tertinggi Liga Indonesia musim ini. PSSI tak memiliki alasan menolak Laskar Pajajaran setelah tim ini memenuhi semua persyaratan, mulai dari uang jaminan hingga ketersediaan stadion. “Persikabo termasuk tiga tim yang menyerahkan uang jaminan ke PSSI bersama Pro Duta dan Mojokerto Putro. Sedangkan klub lainnya tak sanggup,” ujar Direktur Umum Persikabo Rudi Ferdian.
Kalau memang Stadion Persikabo masih dipersoalkan, Rudi menegaskan mulai telah dilakukan perombakan dimana perbaikan rumput dan pembuatan lorong pemain yang tak langsung ke lapangan. “Jadi dimana letak tidak layaknya?,” tegas Rudi.

Persikabo juga memiliki pendukung fanatiknya, Kabomania hingga banyak pemain saat seleksi Persikabo dibuka berduyun-du-yun melamar. Namun perkembangan terakhir yang terjadi di PSSI, Persikabo mengaku aneh dengan format kompetisi yang berubah-ubah, semula dibuat dua wilayah (32 tim) dan diumumkan kembali jadi satu wilayah (18 tim). PSSI pun masih melakukan verifikasi ulang. “Keputusan ini juga memicu kontroversi baru. Tapi bagi Persikabo asal masuk kasta tertinggi tak masalah,” ungkap Rudi, kontraktor yang akrab dipanggil Rudi Bule itu.

Sementara latihan perdana Persikabo di Jakarta Japan Club (JJC) Sentul, Babakan Madang, Senin (19/9), tertunda karena hujan lebat yang mengguyur lapangan. Saat para pemain turun dari bus, latihan yang sedianya dilaksanakan pukul 15.00 WIB terpaksa belum bisa dimulai akibat hujan dan petir.

Sementara pemain yang mengikuti latihan adalah mereka yang lolos dari tahapan seleksi pertama. Suimin mengatakan, semua pemain yang lolos belum tentu akan mengisi skuad Persikabo musim ini. “Abang tidak akan mengakomodir semuanya, pasti akan ada penciutan pemain (lagi). Kita lihat saja pada latihan. Jika tidak memenuhi kriteria, pemain tersebut tidak akan terpilih,” ujar pelatih Suimin Diharja.

Kubu Maulana Puji RY

Jurnal Bogor - Pendukung ketua terpilih Maulana Alamsyah angkat bicara soal ketidakpuasan Kelompok 25, pendukung Ridwan Ardiwinata. Musyawarah Cabang (Muscab) PSSI Kabupaten Bogor dianggap telah berlangsung fair dan tak ada intervensi dari Bupati Rachmat Yasin. “Saya yakin kalau jagoan RY akan terpilih 100 persen kok, dan tak akan kalah,” ujar Roby Risakotta.

Mantan pemain Persikabo itu justeru mengaku senang karena RY seperti melepas Muscab agar memilih sesuai kehendak peserta Muscab. Karena jika calon RY maju, semua peserta akan memilihnya secara aklamasi. “Jangan bawa-bawa nama RY. Kami para mantan hanya ingin ada pembaharuan di tubuh PSSI,” kata dia.
Maulana Alamsyah atau yang dikenal Haji Edi, menurut Roby adalah orang yang tepat. Pengusaha muda asal Citeureup itu bakal membantu mengembangkan dunia sepakbola termasuk memberikan kesejahteraan terhadap insan olahraga.

Selama ini apresiasi terhadap para mantan pemain tidak terlihat. “Setelah Pak Haji Edi bekerja semua programnya bakal dijalankan. Jadi kenapa tidak kita dukung sama-sama,” tandas Roby.
Dia menegaskan, pada Muscab tersebut semua para mantan tidak menerima sinyal-sinyal kalau RY menurunkan jagoannya. “Atau barangkali apakah wartawan olahraga juga terperhatikan selama ini? Kami para mantan sama sekali tak pernah dilibatkan,” tandas Roby.

Senin, 19 September 2011

Pemain Lokal Merasa Gelisah

Pakuan Raya - Masih belumnya ada pembicaraan antara pelatih kepada pemain dan manajerial kepada pemain untuk membahas para pemain yang akan masuk skuad Persikabo musim depan, ternyata membuat gelisah para pemain lokal Kabupaten Bogor yang sudah tiga musim merumput di Persikabo Bogor. Kegelisahan para pemain lokal tersebut sangat wajar. Pasalnya, saat ini para pemain luar yang masuk rekomendasi masih hilir mudik mengikuti tahapan seleksi di Persikabo dibawah asuhan Suimin Diharja.

“Saya dan kawan kawan eks Tim Persikabo musim lalu sangat ingin memberikan prestasi yang terbaik bagi Persikabo Bogor. Karena selama ini, saya dan juga teman teman pemain lokal merasa belum bisa memberikan prestasi yang terbaik bagi Persikabo. Mudah mudahan, kalau Saya kembali diberikan kepercayaan untuk membela Persikabo. Saya bersama teman teman pemain lokal siap berjibaku dan all out memberikan prestasi yang terbaik bagi Persikabo," ujar Erik Ebol kepada Pakar kemarin petang.
Hal senada dikatakan Dian Irawan, pemain lokal Kabupaten Bogor yang sempat merumput di Persipasi dan Semen Padang ini siap memberikan kemampuan terbaiknya bagi Persikabo Bogor.

"Persikabo adalah darah daging warga Kabupaten Bogor. Makanya, kapanpun saya siap memberikan yang terbaik bagi Persikabo Bogor," jabarnya tegas.
Dilain pihak, Septian dan Mu' min Agunsa menandaskan impiannya kalau mereka ingin memperkuat selama mungkin. " Untuk masuk Persikabo bukan perkara mudah. Namun, kami sangat siap mengikuti semua rangkaian atau tahapan seleksi ketat yang akan dilakukan jajaran pelatih dan manajerial Persikabo Bogor musim ini," imbuh Mu Min Agunsa ( Anak Gunung Salak) kepada Pakar dengan nada tegas.

PSSI Harus Objektif

Pakuan Raya - Gonjang ganjing belum jelasnya format kompetisi PSSI yang akan bergulir pada tanggal 8 Oktober mendatang secara tidak langsung membuat resah semua pemain dan pengurus klub anggota PSSI. " Dua hari lalu saya baca PSSI akan melakukan format satu wilayah dengan nama kompetisi Liga Prima Indobnesia. Setelah berita itu muncul wacana yang memberitakan PSSI akan menggunakan format kompetisi satu wilayah dengan nama ISL lagi. Tidak jelasnya wacana Format kompetisi ini membingungkan publik bola di tanah air," ujar CEO Persikabo, H. Ruddy Ferdian kepada para wartawan kemarin petang.

Ruddy juga merasa bingung, karena belum lama ini PSSI mengumumkan Persikabo masuk nominasi tim yang akan berlaga dalam kancah Level I Liga Profesional.
Lebih jauh, tambah Ruddy, pihaknya tidak akan mengerti kalau tiba tiba ada keputusan baru dari PSSI yang bisa merubah peluang Persikabo tampil dalam kassta tertinggi dalam sepakbola nasional.

“Secara persyaratan, Persikabo sudah memenuhi semua aspek yang ditetapkan PSSI dan AFC terkait klub Profesional. Bahkan, saat ini kita terus melakukan pembenahan-pembenahan parasaran dan sarana di Stadion Persikabo. Saya dan masyarakat bola di Kabupaten Bogor akan merasa tidak habis pikir kalau nantinya PSSI tidak memasukan Persikabo ke Level I atau ISL. Saya berharap PSSI harus bersikap objektif. Karena prasarana yang ada di Persikabo ini jauh lebih baik dari stadion lain yang selama ini dipakai pertandingan kompetisi ISL," cetusnya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bogor, Sumarli mengaku mendukung kebijakan jajaran direksi Persikabo Bogor yang berjuang meloloskan Persikabo ke Level I atau kompetisi tertinggi dikancah nasional. Alasannya, Persikabo sudah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan AFC dan PSSI.

“Sebagai masyarakat Kabupaten Bogor, kami akan merasa bangga jika Persikabo masuk level I dan bisa tampil dalam tayangan televise terus. Makanya, kami dari jajaran wakil rakyat Kabupaten Bogor menginginkan Persikabo bisa tampil dalam kasta tertinggi. Tidak ada alasan bagi PSSI untuk tidak memasukan Persikabo dalam kasta tertinggi nasional. Mengingat masih banyak klub yang dinyatakan layak masuk level 1 tapi realitanya jauh dari harapan Profesional terutama dalam hal infrastruktur," ungkap Sumarli.

Suimin Harus Selektif

Pakuan Raya - Kehadiran Suimin Diharja di Kabupaten Bogor untuk menukangi Persikabo memang disambut antusias masyarakat bola di wilayah ini, lebih lebih Kabomania yang memang punya hubungan emosional bagus dengan pelatih kampung julukan bagi mantan arsitek Persijap Jepara musim lalu.
“Kami dari Kabomania merasa bangga dengan keberadaan Bang Suimin yang kembali menahkodai skuad Persikabo Bogor. Namun, kami berharap Bang Suimin lebih selektif kali ini dalam merekrut para pemain yang akan diproyeksikan masuk skuad Laskar Pajajaran. Kami menginginkan skuad Persikabo dihuni para pemain muda, petarung dan lolos kriteria yang ditetapkan jajaran pelatih dan manajemen terutama terkait kesehatan, fisik dan skillnya," ujar M Yusup Kiat, salah seorang pentolan Kabomania Citeureup.

Yusup yang kerap dipanggil Jenderal Kabo ini menegaskan, ia bersama para supporter Persikabo lainnya mendukung penuh rencana manajemen dan pelatih membidik Matsunaga dan para pemain lainnya.
Kabomania menginginkan manajemen segera memutuskan untuk mengontrak Choi Dong Soo eks bomber Persisam. Selain itu, jajaran Kabomania juga sangat setuju kalau para pemain yang sudah tua seperti Kahudi Wahyu, Harri Salisburi dll dikaji ulang sebelum mereka menandatangani kontrak dengan manajemen. Pasalnya, para pemain itu sudah termasuk tua.

“Mungkin masih banyak para pemain yang lebih segar dan muda dari pada dua pemain itu. Kita akui, kemampuan atau skill mereka sangat bagus. Namun, saya meragukan kemampuan dan kualitas fisik mereka. Apalagi, musim lalu kita juga sudah tahu sejauh mana kualitas mereka," bebernya.
Hal yang sama diutarakan Herzon Hezkia, pemerhati bola di Kabupaten Bogor yang meminta kepada jajaran pelatih dan manajerial Persikabo untuk melakukan peremajaan ditubuh skuad Persikabo.

“Saya masih ingat ucapan Bang Suimin yang akan menjadikan para pemain lokal Persikabo atau Kabupaten Bogor. Mudah mudahan janji itu bisa direalisasikan musim ini. Selain itu, sudah saatnya Bang Suimin dan jajaran manajerial Persikabo juga mulai melupakan para pemain tua. Kita berharap skuad Persikabo ini banyak dihuni para pemain muda yang memang berkualitas dan mampu bersaing dilevel I” ucap Herzon.
Sementara itu, Yudi Agus Soleh juga tampak kurang setuju kalau manajemen atau jajaran pelatih Persikabo merekrut para pemain tua seperti Harris Salisburi atau Kahudi Wahyu.

“Secara teknik kedua pemain ini memang oke. Namun saat pertandingan kandang saja, saya sering melihat kedua pemain ini keteteran ketika berhadapan dengan pemain lawan. Apalagi posisi untuk Kahudi Wahyu yang sangat vital. Berapa kali ia membuat kesalahan ketika masih memperkuat Persikabo. Ingat pula, ketika dia malah memilih dengan Persih Tembilahan dan akhirnya sedikit ada masalah waktu itu. Saya menginginkan manajerial lebih selektif lah dalam merekrut para pemain," paparnya tegas.

Minggu, 18 September 2011

Siap Depak Pemain Tarkam

Radar Bogor - Tindakan indi­sipliner bermain tarkam saat kompetisi masih bergulir yang sempat dilakukan beberapa pemain Persikabo pada musim kompetisi Divisi Utama 2010-2011, ternyata menjadi perhatian khusus Entrenador Suimin Diharja. Pasalnya, hal tersebut bisa memba­hayakan kondisi fisik pesepakbola serta mengurangi kemampuan mereka dalam mengolah si kulit bundar.

Suimin mengatakan, mengikuti tarkam dengan alasan apa pun tidak bisa dibenarkan sama sekali. Sebab sebagai pemain profesional tidak pantas bermain di ajang tersebut. Karena, dari segi kualitas permainan serta skill sangat jauh berbeda. “Namanya main tarkam itu tak bagus, saya tak suka. Karena takkan mengasah skill mereka, malah menurunkan kemampuan. Kan tak ada jenjang kompetisi antarpemain, jadi jika mau conditioning berlatihlah dengan pemain sekelas atau yang kelasnya di atas,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Bahkan, Suimin dengan tegas akan memecat dari tim jika ada pemain Persikabo yang main di kompetisi tarkam dengan alasan apa pun. “Saya akan buat perjanjian dengan mereka sebelumnya,” jelas pria asal Medan ini.

Untuk meningkatkan kedisiplinan, Suimin juga bakal memberikan hukuman potong gaji jika pemain terlambat mengikuti latihan atau melanggar peraturan yang telah ditetapkan. “Pemotongan gaji akan dilakukan kalau mereka terlambat latihan walaupun hanya satu menit. Apalagi kalau mereka keluar mess tanpa izin. Tetapi soal nominalnya saya belum mau menyebutkan. Karena harus koordinasi dulu dengan manajemen,” tegas mantan arsitek Pelita Jaya ini.

Lebih lanjut, kata Suimin, setiap pagi ia dan jajaran pelatih juga akan mengontrol berat badan para pemain untuk mengantisipasi kelebihan berat badan. ”Kalau berat badan tidak ideal, kita akan denda mereka dan harus segera menurunkan beratnya,” tegasnya.

Aturan tersebut dibuat untuk menjaga performa tim agar tidak turun drastis, sebab kedisiplinan adalah akar dalam meraih kesuk­sesan. Tetapi, hadiah juga akan diberikan kepada punggawa yang tak pernah melanggar peraturan dan bisa menjaga kondisi fisik ataupun konsisten mempertahankan performanya di tiap laga yang dijalani. Namun, Suimin enggan menyebutkan hadiah apa yang akan diterima oleh pesepakbola tersebut. “Kalau ada punishment tentunya ada reward biar stabil,” tutupnya.

Maulana Alamsyah Pimpin PSSI Kabupaten Bogor

Jurnal Bogor - Pengusaha asal Citeureup, Maulana Alamsyah terpilih menjadi Ketua Umum Pengcab PSSI Kabupaten Bogor periode 2011-2015 pada Musyawarah Cabang (Muscab) PSSI Kabupaten Bogor di Ruang Serba Guna II Pemkab, Sabtu (17/9). Maulana menggantikan Bupati Rachmat Yasin, alias RY, menyisihkan pesaingnya Ridwan Ardiwinata, Ketua Harian Pengcab PSSI sebelumnya.

Terpilihnya Maulana Alamsyah disebut-sebut di luar skenario. Dia mendaftar pada saat Muscab hingga Ridwan yang semula optimis bakal aklamasi karena mendapat restu RY, justeru kalah 4 suara. Pemilik suara dari persatuan sepakbola atau klub di Kabupaten Bogor rupanya terbelah hingga Maulana unggul 29 dan Ridwan 25 dari 51 suara yang sah meski pe-milik hak suara itu berjumlah 61, namun tak hadir.

“Hasilnya seperti itu, ya mau bagaimana lagi,” ungkap Ridwan yang menggarisbawahi Maulana yang maju itu mestinya gugur dengan aturan bahwa calon yang maju itu disyaratkan sebelumnya pernah jadi pengurus Pengcab PSSI. “Selama pemilik suara memilihnya dengan keinginan dia dan tak ada embel-embel lain, tentunya tak perlu dipersoalkan mengenai hal itu,” sambung pengamat sepakbola Edison Hutahean.
Pernyataannya itu menjelaskan terciumnya dukungan para mantan pemain sepakbola Persikabo ke Maulana Alamsyah.

“Kami maju karena ada harapan agar pembinaan sepakbola di Kabupaten Bogor itu tak hanya retorika. Ke depan akan diprogramkan kompetisi yang lebih intens dan ada perhatian terhadap pemain agar memiliki kehidupan yang layak,” jelas Maulana Alamsyah.

Dia menyayangkan hijrahnya Aliyudin ke Persija Jakarta dan kini ke Persib Bandung, padahal Persikabo sendiri kata dia memiliki kemampuan jika mau memboyong pemain asal Gunung Putri itu. “Kata siapa Kabupaten Bogor itu tak memiliki uang?,” kata dia. Sementara Muscab dibuka Kadispora Dadang Irfan dan dihadiri pengurus Pengda PSSI Jabar, Aji Subiat dan Junardi.

Sabtu, 17 September 2011

Pesimis Bisa Datangkan Choi

Radar Bogor - Kemampuan eks striker Persisam Samarinda, Choi Dong So, tak hanya memikat hati Entrenador Suimin Diharja. Namun juga pengamat sepakbola hingga mantan penggawa Laskar Pajajaran. Pasalnya, bomber berkebangsaan Korea Selatan ini memiliki skill serta naluri mencetak gol yang tajam.
Pengamat sepakbola, Yudi Agus Sholeh mengatakan, Laskar Padjajaran harus memiliki pemain asing seperti dia. Karena selainpintar mencetak gol, ia adalah tipikal pekerja keras dan petarung yang pandai mengacak-acak jantung pertahanan musuh.
Selain itu, sambungnya, Kim Sang Duk juga pesepakbola berkualitas yang cerdik mencari celah untuk memberikan umpan kepada ujung tombak tim.

“Choi pemain bagus, saya suka dengan dia. Striker seperti dialah yang memang dibutuhkan Persikabo saat ini. Kim Sang Duk juga bagus, tinggal bagaimana maunya saja. Toh dua-duanya legiun asing,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, manajemen Persikabo sebaiknya memboyong Choi atau Kim ke Persikabo. Sebab, kedua legiun asal Negeri Gingseng ini memiliki visi bermain yang baik, sehingga bisa menjadi kreator bagi tim untuk menampilkan permainan indah.
“Kalau bisa sih diambil saja duaduanya,
sebab dari dulu Persikabo tak punya striker seperti Choi dan playmaker seperti Kim. Terserah manajemen,” ucap Yudi.

Namun, ia pesimis apakah Choi dan Kim bisa bergabung bersama Laskar Pajajaran. Sebab, jika berkaca pada masa lalu, Persikabo selalu gagal mendapatkan pemain yang telah masuk menjadi daftar buruan.
“Saya kurang yakin Persikabo bisa memboyong Choi, walaupun ia hadir saat seleksi. Karena Choi ini dibanderol Rp800 juta, nanti begitu mau menandatangani kontrak, tahu-tahu uangnya nggak ada. Akhirnya gagal lagi, ujung-ujungnya dapat pemain kurang bagus seperti musim lalu. Sebab, dengan dana segitu, manajemen bisa mendapatkan tiga pemain,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan mantan pemain Persikabo era-1980-an, Denny Acuy. Menurut dia, impian Persikabo selalu kandas untuk mendapatkan pemain berkualitas karena minimnya bujet, seperti halnya saat ingin mendatangkan Pablo Frances. “Biasanya Persikabo ini awalnya saja menggebu-gebu mendapatkan pemain bagus, tapi pas hari H tak jadi membeli dengan alasan ’awis teuing’ (terlalu mahal,red),” sindirnya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra mengatakan, jadi atau tidaknya Choi Dong So dan Kim Sang Duk dikontrak, hanya tinggal menunggu kesepakatan antara manajemen dan agen kedua pemain itu.

“Jadi tidaknya, tergantung negoisasi harga antara kami dan agen. Jika pas dengan dana yang kami miliki, Choi dan Kim pasti bisa bergabung. Tapi kalau tidak, ya kita cari alternatif lain,” jelas mantan CEO Bogor Raya FC itu.
Sementara itu, seleksi terakhir yang digelar jajaran pelatih Laskar Padjajaran diikuti 45 pemain lokal maupun asing. Di antaranya, Charly Schivati, Herman Batak, Novianto, Jibby Wuwungan, Alamsyah Nasution, Chan Yong dan Salim Alaydrus.

Namun, pada tes akhir tersebut, Headcoach Suimin Diharja belum mengerucutkan pemain. Dengan alasan, baru berhasil mengumpulkan seluruh data pemain hari ini (kemarin, red).
“Kita belum bisa umumkan siapa saja, Senin baru kita bisa umumkan. Dengan cara menelepon pemain yang lolos, setelah itu kita langsung menggelar latihan,” tutup Suimin.

Klub ISL Diprioritaskan Masuk Level Tertinggi

Bola Indo - Klub Indonesia Super League (ISL) akan diprioritaskan untuk masuk kompetisi tertinggi di Tanah Air musim 2011/2012 yang rencananya dimulai 8 Oktober nanti setelah PSSI memutuskan format kompetisi tetap satu wilayah.
Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus di Jakarta, Jumat, mengatakan sesuai dengan rencana klub ISL itu akan dipanggil ke PSSI guna mempersiapkan semua persyaratan yang harus dipenuhi.

"Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah masalah keuangan," katanya di sela rapat Komite Eksekutif PSSI di Hotel Crowne Jakarta.
Menurut dia, klub ISL yang sanggup memenuhi persyaratan dipastikan akan bertahan. Jika tidak, maka akan digantikan oleh klub-klub di bawahnya.
Dengan demikian, kata dia, klub-klub yang pada musim lalu berada di kompetisi ISL belum tentu secara otomatis bisa bertahan di kompetisi tertinggi di Tanah Air itu.

"Kompetisi mensyaratkan tidak pakai APBD. Makanya siapa yang siap pasti akan bertahan. Jika ada lima klub ISL yang tidak memenuhi syarat maka akan diganti dengan klub baru yang bisa memenuhi persyaratan," katanya menambahkan.
Sihar menjelaskan khusus untuk verifikasi dipastikan akan tuntas pekan depan. Maka dari itu PSSI akan secepatnya mengirimkan surat panggilan bagi klub-klub ISL musim lalu karena hasilnya akan segeri dicek oleh AFC.
"Sebelum tanggal 26 September semuanya harus beres," kata salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI itu.

Untuk klub ISL yang akan diverifikasi sebanyak 18 klub yang diantaranya klub yang baru promosi yaitu Persiba Bantul, Persiraja Banda Aceh dan Persidafon Dafonsoro.
Sementara itu anggota Komite Eksekutif PSSI yang lain yaitu La Nyalla Mattalitti menegaskan dengan tidak ada perubahan format kompetisi maka tidak ada pula pergantian nama kompetisi.

"Tetap menggunakan nama Liga Super dan Divisi Utama. Kalau mau diganti harus melalui kongres," katanya saat dikonfirmasi.
Menurut dia, khusus untuk pengelola kompetisi pihaknya akan tetap mengusahakan PT Liga Indonesia bukan PT Liga Prima Indonesia seperti yang dicetuskan oleh beberapa anggota Komite Eksekutif termasuk Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin.
Sedang untuk dua klub yaitu Persema dan Persibo Bojonegoro, kata Nyalla, belum bisa masuk pada jajaran kompetisi tertinggi karena status keanggotaannya hilang. Guna mengembalikan haknya maka harus melalui kongres.