Selasa, 14 Desember 2010

Pemain Shock, Mes Pusdai Haru-Biru

Suasana mes Pusdai haru-biru. Sebagian besar pemain berkaca-kaca saat pelatih Meiyadi Rakasiwi pamitan ke pemain pada pukul 13.41 WIB. Satu per satu pemain dipeluknya, bahkan ada pemain yang tak kuasa menahan tangis dengan mata memerah meneteskan air mata. Pemandangan yang tak lazim. Ini setelah bel panjang dibunyikan sebagai tanda panggilan, semua pemain turun ke lobi mes. Padahal sebelumnya mes lengang karena pemain berada di kamar masing-masing sehabis latihan dan dipanggil ke pendopo bupati. “Saya sudah tidak lagi melatih sejak hari ini,” ucap Meiyadi mengawali pembicaraan. Meiyadi sendiri tampak menahan kesedihannya, saat berpesan mesti ada prilaku profesional pemain. Gaji yang diterima adalah selain untuk dirinya, untuk keluarga, istri dan anak-anak tercinta. “Sikapi kejadian ini dengan positif. Jangan patah arang. Sebab keputusan hari ini mungkin yang terbaik,” kata dia. Situasi semakin haru saat kata-kata maaf terucap dari mantan pelatih Persikad Depok asal Medan itu. Dari awal kedatangan yang mengajak pemain untuk sama-sama berkomitmen, direspon pemain dengan sikap menunduk. Sebab visi untuk mencapai tujuan kata dia, adalah upaya menyatukan pemikiran untuk mencapai satu tujuan. Namun kepergian Meiyadi Rakasiwi dari mes Pusdai tak dihadiri pengurus Persikabo, situasi yang sama saat Persikabo memulai laga. Tak ada lauching team di awal-awal prakompetisi meski pada musim sebelumnya dilakukan manajemen dan pengurus Persikabo. “Saya menerima ini dengan lapang dada,” tandas Meiyadi. Semua pemain bahkan tak menyangka Meiyadi berlalu begitu cepat. “Saya kaget dan shock. Tapi itu adalah keputusan pengurus kami profesional saja soal ini,” ujar kapten Kahudi Wahyu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar