Rabu, 13 Juli 2011

Tanpa Bantuan APBD Merger Sebuah Solusi

Pakuan Raya - Pasca terpilihnya kepengurusan PSSI periode 2011-2015 lewat Kongres Luar Biasa yang digelar di Kota Solo tanggal 9 Juli lalu, semua pengurus klub sepakbola Profesional yang ada di Divisi Utama Ligina, Superliga dan Liga Primer Indonesia sudah mulai kembali mengurusi rencana persiapan timnya untuk mengikuti kompetisi masing masing. Namun, bagi sejumlah klub Divisi Utama Ligina dan Superliga yang sudah dihentikan tetesan" Susu" APBD nya, pasti akan mengalami kesulitan finansial untuk belanja pemain, operasional tim dan lain-lain.
Tak heran, jika saat ini mulai kembali muncul soal wacana merger antara klub-klub yang ada di Divisi Utama Ligina, Superliga dan Liga Primer Indonesia. Persoalan merger bukan perkara mudah dan bukan perkara sulit. Apalagi, bagi klub yang notebene sebagai klub mantan anggota Perserikatan seperti Persikabo. Bagi sebagian orang rencana merger antara klub Divisi Utama Ligina dengan klub-klub LPI memang akan berdampak positif. Apalagi bagi Persikabo yang sudah punya pendukung yang banyak dan fanatik. Namun, banyak pula yang melarang Persikabo dimerger dengan klub anggota LPI seperti Bogor Raya FC.
"Sekarang PSSI sudah berwajah baru. Perubahan besar-besaran soal kompetisi dan finansial klub anggota kompetisi Profesional akan menjadi persyaratan utama bagi klub yang dulunya mengandalkan APBD. Kami dari Bogor Raya merasa senang, kalau pihak Persikabo bisa melakukan merger dengan kami. Namun, apakah pihak Persikabo bisa menerima tawaran kami. Sampai sejauh ini memang belum ada pembicaraan serius dari pihak Bogor Raya FC dan Persikabo soal merger ini," tukas Chief Operating Officer PT Bogor Raya FC, Rhendie Arindra kepada Pakar kemarin petang via ponselnya.
Lebih lanjut, kata Rhendie, kalau memang ada kebijakan baru dari PSSI soal beberapa tim yang harus melakukan merger terkait kesulitan finansial karena sudah tak ada lagi bantuan APBD, maka Bogor Raya FC akan senang hati melakukan merger dengan Persikabo. " Sebenarnya bagi Persikabo tanpa APBD juga sangat bisa eksis, kalau semua elemen yang ada di Kabupaten Bogor punya rasa kepedulian dan memiliki Persikabo. Apalagi, kalau Persikabo dikelola secara Profesional, saya yakin akan banyak pihak sponsor masuk ke Persikabo," paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM belum bisa mengomentari secara jauh soal wacana merger ini. Karena RY belum tahu persis kebijakan pengurus PSSI yang baru terkait penataan dan pelaksanaan kompetisi. Apalagi, pengurus PSSI yang baru masih berpikir keras tentang keberadaan LPI.
"Saya tidak mau bicara soal wacana merger. Karena saya masih ingin tahu perkembangan tentang sepakbola nasional terkait adanya kepengurusan PSSI yang baru. Selain itu, perlu diingat pula kalau Persikabo itu klub milik 4 juta rakyat Kabupaten Bogor. Hingga tidak mudah untuk mewujudkan wacana merger. Kecuali kalau memang ada aturan dari pengurus PSSI yang baru. Kalaupun terjadi merger pasti akan terkendala soal nama. Pasalnya, nama Persikabo sudah melegenda dan menjadi nama kebanggaan masyarakat Kabupaten Bogor," tukas RY kepada Pakar belum lama ini di Cibinong.
Dalam kesempatan terpisah, Koordinator Bogor Sport Journalist (BSJ), Asep Syahmid Pangrango menilai, wacana merger sebenarnya salah satu hal yang sangat bagus. Apalagi disaat Persikabo sudah tidak menete lagi kepada APBD.
"Persoalan nama yang akan dipakai saat merger nanti memang akan menjadi masalah. Sebab Persikabo punya rakyat Kabupaten Bogor. Namun, untuk demi kelangsungan klub sepakbola milik 4 juta rakyat Kabupaten Bogor itu apa salahnya pengurus kedua klub mulai melakukan pembahasan atau obrolan yang lebih menjurus. Kalau boleh saya mengusulkan untuk sebuah netralitas soal nama apabila Persikabo dan Bogor Raya FC melakukan merger, nama yang pas adalah Bogor United FC," kilahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar