Jumat, 10 Desember 2010

Apakah ISL hanya mimpi?

LASKAR Pajajaran harus kembali pulang ke kandang dengan menundukan kepala setelah ditumbangkan Pesitara Jakarta Utara dengan skor 1-2 dalam laga away ketiga dikandang Persitara. Kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi Bos Persikabo, Drs. H. Rachmat Yasin, MM. Karena jauh jauh haru ia mentargetkan Laskar Pajajaran harus tampil di kasta Superliga tahun 2011 setelah empat tahun berendan di Divisi Utama Ligina. Namun, tiga kali kekalahan Persikabo ini bisa menjadi mimpi buruk dari target RY yang juga sebagai orang nomor satu di Kabupaten Bogor ini. Selain itu, rentetean tiga kali kekalahan dalam melakoni partai tandang ini mulai menyembulkan sikap kurang percaya dari Kabomania dan juga pecinta Persikabo lainnya terhadap kualitas Meiyadi Rakasiwi dalam meracik timnya. Padahal, kehadiran Meiyadi Rakasiwi di Persikabo ini diharapkan bisa membuat sejarah positif bagi dunia sepakbola Kabupaten Bogor . Namun, tiga kali hasil jeblok ini tidak menutup kemungkian malah akan membuat sejarah negatif bagi Persikabo dan juga bagi Meiyadi Rakasiwi. Secara teori dan teknik kepelatihan mantan pemain PSMS Medan ini tidak kalah dari para pelatih terkemuka di tanah air. Satu hal yang membuat Meiyadi mulai diragukan publik bola di Kabupaten Bogor karena Meiyadi Rakasiwi terkesan kurang tegas dalam mengambil kebijakan dilapangan. Selaku pelatih kepala seharusnya ia lebih tahu soal pemain yang siap tampil dan tidak layak tampil. Pelatih sekaliber Meiyadi jangan labil dan minta pendapat dari kanan kiri soal pemain yang akan diturunkan atau akan diganti. Rasanya, tidak enak didengar ketika ada celotehan celotehan yang tak sedap ketika Meiyadi menggantikan Salim Alaydrus dalam pertandingan di kandang Si Pitung belum lama ini. " Kenapa harus Salim yang diganti," ini komentar dari Mas an Djajuli, Edison Hutahean dan Ridwan Ardiwinata saat Meiyadi memasukan Zainal Arif dengan mengganti Salim Alaydrus. Suasana semakin tak sedap, ketika Raja Midas julukan Mas an Djajuli ini ngoceh ngoceh pergantian Salim Alaydrus ini atas desakan salah satu asisten pelatih. Apakah digantinya Salim Alaydrus ini benar benar atas keinginan asisten pelatih? Lantas sejauh mana kewenangan dari pelatih kepala di Persikabo. Kekalahan 1-2 yang diderita Zainal Arif dkk ini benar benar menjadi petaka tersendiri bagi Persikabo. Bisa saja suasana hubungan antara manajer Persikabo dan jajaran pelatih kian runyam ibarat gelas retak. Kondisi seperti ini harus segera disikapi secara serius oleh Ketua Umum Persikabo kalau memang masih ingin menyelamakan target masuk ke Superliga tahun 2011 mendatang. Jangan biarkan gelas retak ini pecah berantakan dan bisa menajdi duri ditengah perjalanan Persikabo musim ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar