Bola Indo - Ketum PSSI, Djohar Arifin, menilai bahwa petasan dan kembang api yang banyak dibunyikan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) semalam sangat menguntungkan lawan, yaitu Bahrain. Untuk itu ia meminta suporter tim nasional Indonesia tidak mengulangi membawa petasan masuk ke dalam stadion.
Usai lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan serempak di SUGBK, petasan dan kembang api pun saling bersahutan. Petasan kembali bergaung lagi sepanjang pertandingan. Demi alasan keamanan, wasit asal Korea Selatan dan match commisioner, terpaksa menghentikan pertandingan di babak kedua. Beberapa menit usai Indonesia tertinggal 0-2.
Hal itulah yang dinilai Djohar sangat menguntungkan Bahrain. Sebab, Indonesia saat itu sedang bersemangat untuk mengejar ketertinggalan mereka. Namun, sesuai peraturan FIFA, match commisioner terpaksa menunda laga itu sampai 15 menit. Karena menunggu bunyi petasan dan kembang api mereda.
"Jelas Bahrain yang diuntungkan atas insiden ini. Selain kalah kita juga terancam terkena sanksi," kata Djohar kepada Bola.net.
"Ini sangat merugikan kita. Timnas kita sedang mencoba bangkit, namun harus terhalang oleh insiden ini."
Saat laga ditunda selama 15 menit itu, Djohar ikut turun tangan menenangkan penonton. Ia mengelilingi SUGBK dan meminta penonton bertindak sportif.
"Tolonglah, jangan ada lagi petasan dan insiden seperti ini," pesannya.
Sementara itu pelatih Bahrain, Peter Taylor, mengakui kalau bunyi petasan tidak mengganggu konsentrasi timnya. Ia malah senang dengan atmosfer pertandingan yang diciptakan suporter Merah Putih itu. Masuknya anak asuhnya ke kamar ganti saat pertandingan ditunda itu karena ia mengikuti aturan yang diberlakukan FIFA dan AFC.
"Saya sangat kagum dengan suporter Indonesia. Mereka memadati stadion dan sangat ramai. Suasana seperti itu bagus untuk sebuah pertandingan sepak bola," timpal Peter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar