Laskar Padjajaran Persikabo Kabupaten Bogor kembali gagal meraih poin penuh dalam lanjutan Liga TiPhone Grup 1 2010/2011. Bermain menghadapi tuan rumah Persires Rengat, Persikabo hanya mampu bermain imbang tanpa gol. Dengan hasil posisi Persikabo semakin tertinggal dengan tim-tim yang berada di papan atas klasemen grup 1.
Sejak kick off babak pertama, pertandingan yang dipimpin wasit Suprapto asal Medan, para pemain Laskar Pajajaran langsung melancarkan serangan kelini belakang Persires. Namun gempuran Persikabo ini tidak membuahkan gol. Namun seiring berjalannya waktu, permainan Persikabo menjadi hilang ruhnya. Para pemain pilar yang biasanya menjadi andalan seperti Jibby dan Cyril, penampilannya kurang memuaskan. Akibatnya, Cyril langsung digantikan oleh Ilham Hasan pada pertengahan babak pertama. Sedangkan Emeka Obidiah mengambil tempat Jibby pada menit ke-75.
Setelah diberi arahan tambahan oleh pelatih dan ditekan untuk bermain lebih sabar, pemain akhirnya bisa menguasai tempo permainan pada babak ke-2. Setidaknya enam serangan bisa berbuah gol, nemun entah kenapa dewi fortuna seperti tidak berpihak kepada anak asuh Maman Suryaman itu.
Peluang-peluang tersebut dua kali diciptakan oleh Zaenal Arif saat bertarung dengan bek Persires Safarizal, Marlen dan Arferiansyah. Dua umpan yang diberikan oleh Sonny Kurniawan dari sisi kanan tersebut melesat begitu saja di atas mistar gawang. Setidaknya empat peluang juga diciptakan melalui tandukan dan sepakan Ilham Hasan. Ia sempat mencuri bola dari Ali Agam yang hendak mengoper ke Marlen, namun bola bergulir 20 cm di sisi kiri gawang.
Kesempatan lain gagal dimanfaatkan Ilham adalah di menit ke-56, saat itu, kiper Persires, Satria Arfiansyah maju hingga ke depan garis pinalti karena ingin mengamankan si kulit bundar, namun bola tergelincir dari tangannya dan jatuh ke kaki Ilham. Tapi sayangnya peluang emas itu lagi-lagi gagal dan bola dibuang ke luar lapangan.
Ditemui usai pertandingan, Sonny dan Ilham mengaku sangat kecewa karena tidak berhasil menciptakan gol yang sangat dinanti-nanti. "Padahal banyak peluang, tapi tidak bisa dimanfaatkan dengan baik," sesal Ilham.
Menurut CEO Weblog Persikabo Online, hasil ini merupakan hasil yang patut kita syukuri. Masih untung kita dapat 1 poin. Saya pribadi jujur inginnya persikabo meraih poin 3 pada pertandingan kemarin. Harapan Persikabo ke Superliga saya kira masih terbuka, namun peluang itu kecil sekali, ujar salah satu weblog persikabo online
Selasa, 01 Maret 2011
Eduard Valusta Belum Bisa Main
Bek asing Persikabo, Eduard Valutsa tertunduk lesu saat mengetahui ia masih belum bisa menggunakan kostum Persikabo untuk bermain bersama menghadapi lawan dengan skuad lainnya. Padahal saat berada di Tembilahan, ia bisa menerima kenyataan bahwa dirinya belum bisa bermain karena proses adminstrasi, dengan harapan semua bisa berjalan lancar menjelang pertandingan melawan Persires. Namun ternyata, harapan itu tidak bisa terwujud.
"Saya sangat kecewa, padahal saya berharap bisa bermain. Federasi saya dan Persikabo mengatakan sudah tidak ada masalah lagi. Tapi kenapa di PSSI masih saja suratnya ditahan-tahan. Padahal semua izin tinggal (kitas) dan persyaratan untuk bisa bergabung sudah dipenuhi. Saya tidak mengerti kenapa tidak bisa bermain? Saya sudah berlatih dan ikut sampai sejauh ini," ujarnya dengan raut muka sedih.
Ungkapan ingin cepat bermain itu semakin terlihat saat ia harus menyaksikan Laskar Pajajaran dari bangku penonton. Sejak awal ia sudah berjanji akan bermain all out. Bahkan semua prosedur latihan tambahan yang tidak diberikan oleh pelatih ia jalani demi proses adaptasi di Indonesia. Ia rajin melakukan latihan sendiri di kamarnya dan berenang di kolam hotel.
"Semua latihan yang ia lakukan itu adalah latihan professional yang memang sering dilakukan di luar negeri. Dia kan pemain timnas, jadi tahu standar apa yang harus dijalani, tanpa harus menunggu intruksi pelatih. Nafasnya juga sangat panjang dan bisa berlari dengan cepat, sayang masih belum bisa bermain," papar Emeka yang menjadi guide bagi Eduard untuk belajar bahasa Indonesia.
"Saya sangat kecewa, padahal saya berharap bisa bermain. Federasi saya dan Persikabo mengatakan sudah tidak ada masalah lagi. Tapi kenapa di PSSI masih saja suratnya ditahan-tahan. Padahal semua izin tinggal (kitas) dan persyaratan untuk bisa bergabung sudah dipenuhi. Saya tidak mengerti kenapa tidak bisa bermain? Saya sudah berlatih dan ikut sampai sejauh ini," ujarnya dengan raut muka sedih.
Ungkapan ingin cepat bermain itu semakin terlihat saat ia harus menyaksikan Laskar Pajajaran dari bangku penonton. Sejak awal ia sudah berjanji akan bermain all out. Bahkan semua prosedur latihan tambahan yang tidak diberikan oleh pelatih ia jalani demi proses adaptasi di Indonesia. Ia rajin melakukan latihan sendiri di kamarnya dan berenang di kolam hotel.
"Semua latihan yang ia lakukan itu adalah latihan professional yang memang sering dilakukan di luar negeri. Dia kan pemain timnas, jadi tahu standar apa yang harus dijalani, tanpa harus menunggu intruksi pelatih. Nafasnya juga sangat panjang dan bisa berlari dengan cepat, sayang masih belum bisa bermain," papar Emeka yang menjadi guide bagi Eduard untuk belajar bahasa Indonesia.
BLI Bujuk Persikabo Cabut Surat Protes
Tidak terima diprotes oleh Persikabo atas hasil pertandingan pertama putaran kedua pada saat melawan Tembilahan, Jumat (25/2) pekan lalu, Badan Liga Indonesia (BLI) melakukan intervensi dan berusaha untuk membujuk manajemen Persikabo untuk mencabut tuntutan tersebut. Persikabo menuntut Persih atas penurunan Kahudi Wahyu Widodo pada pertandingan yang membuahkan poin penuh bagi tim berjulukan Harimau Rawa itu.
Manajer Persikabo, Mas'an Djajuli baru ditemui oleh manajemen Persih setelah pertandingan untuk menandatangani surat transfer Kahudi dan Susanto. Padahal idealnya, surat itu sudah ada sebelum pertandingan dilaksanakan. Berarti saat itu Kahudi belum sah menjadi pemain Persih dan hasilnya juga tidak sah.
"BLI melalui salah satu stafnya berusaha membujuk saya untuk mencabut tuntutan tersebut. Padahal saya berusaha meminta keadilan dari peraturan yang dibuat oleh BLI juga. Kita sampau pontang-panting mendapatkan surat transfer dari semua manajer pemain baru sebelum pertandingan dimulai, untuk mengesahkan semua pemain. Tapi mereka seenaknya menurunkan pemain yang tidak sah. Itu kan kecurangan," beber Raja Midas tersebut.
Tidak hanya berusaha untuk membujuk, intervensi tersebut sudah mulai mengarah pada usaha pengancaman. Pasalnya, jika tuntutan tersebut dicabut, BLI akan langsung menurunkan surat izin bermain Eduard Valuta, bek asing Persikabo. Namun, karena Persikabo enggan menarik tuntutan, izin Eduard masih menggantung hingga saat ini di BLI dan PSSI.
"Sampai ke ujung langit pun akan saya tuntut, kalau mereka berusaha menahan Eduard, itu akan jadi tuntutan baru bagi saya. Masa pemain yang lengkap surat-suratnya tidak bisa bermain? Tapi pemain yang tidak lengkap malah bisa turun? Ini kan bukti kebobrokan BLI dan PSSI. Biarkan saja masyarakat tahu semua kebenarannya. Saya akan terus menuntut hingga kasus ini diproses," tegasnya.
Manajer Persikabo, Mas'an Djajuli baru ditemui oleh manajemen Persih setelah pertandingan untuk menandatangani surat transfer Kahudi dan Susanto. Padahal idealnya, surat itu sudah ada sebelum pertandingan dilaksanakan. Berarti saat itu Kahudi belum sah menjadi pemain Persih dan hasilnya juga tidak sah.
"BLI melalui salah satu stafnya berusaha membujuk saya untuk mencabut tuntutan tersebut. Padahal saya berusaha meminta keadilan dari peraturan yang dibuat oleh BLI juga. Kita sampau pontang-panting mendapatkan surat transfer dari semua manajer pemain baru sebelum pertandingan dimulai, untuk mengesahkan semua pemain. Tapi mereka seenaknya menurunkan pemain yang tidak sah. Itu kan kecurangan," beber Raja Midas tersebut.
Tidak hanya berusaha untuk membujuk, intervensi tersebut sudah mulai mengarah pada usaha pengancaman. Pasalnya, jika tuntutan tersebut dicabut, BLI akan langsung menurunkan surat izin bermain Eduard Valuta, bek asing Persikabo. Namun, karena Persikabo enggan menarik tuntutan, izin Eduard masih menggantung hingga saat ini di BLI dan PSSI.
"Sampai ke ujung langit pun akan saya tuntut, kalau mereka berusaha menahan Eduard, itu akan jadi tuntutan baru bagi saya. Masa pemain yang lengkap surat-suratnya tidak bisa bermain? Tapi pemain yang tidak lengkap malah bisa turun? Ini kan bukti kebobrokan BLI dan PSSI. Biarkan saja masyarakat tahu semua kebenarannya. Saya akan terus menuntut hingga kasus ini diproses," tegasnya.
Maman Mengaku Cukup Puas
Kendati Persikabo gagal mengulang sukses untuk merebut poin penuh dari Persires seperti putaran pertama di Cibinong. Namun, pelatih Kepala Persikabo, Maman Suryaman mengaku puas dengan poin satu yang diraih oleh tim besutannya. Akan tetapi, ia sangat kecewa dengan proses pertandingan yang ditampilkan oleh anak-anak asuhnya. Ia mengatakan, Laskar Pajajaran harusnya bisa menggenggam tiga poin dari laga Senin (28/2) di Stadion Narasinga, Rengat itu. Bahkan kemenangan tersebut harusnya adalah kemenangan besar dengan perolehan skor lebih dari 3-0. Tapi di lapangan, anak didiknya masih belum mampu memerawani gawang tim berjulukan Askar Narasinga itu.
"Dari segi poin, memperoleh satu poin di kandang lawan, itu adalah salah satu yang bisa dibanggakan. Tapi kalau dilihat prosesnya, harusnya kita bisa menang besar. Banyak peluang yang tidak bisa diselesaikan dengan baik. Harusnya mereka bisa bermain dengan lebih tenang dan sabar. Jangan sampau terpengaruh pada pola permainan lawan. Dengan hasil yang seperti ini, otomatis kita harus mengamankan poin penuh di kandang sendiri," ujarnya.
Mantan pemain timnas tahun 90-an itu menambahkan, ia sudah cukup puas dengan penampilan lini belakang polesannya. Mereka bisa tampil dengan dinding yang cukup kokoh. Ia juga memberi apresiasi kepada kiper anyar Persikabo, Sukirmanto yang memulai debutnya dengan menjaga gawang Persikabo tanpa kebobolan.
Sukirmanto memang sengaja diterbangkan oleh manajemen Persikabo, setelah blunder yang dilakukan Wawan Darmawan pada saat kontra Persires, Jumat (25/2) minggu lalu. Wawan kebobolan di menit 46, sesaat setelah babak kedua dimulai. Gol penentu terjadi pada injury time, 15 detik menjelang pertandingan usai.
"Sukirmanto bisa mengawali debutnya dengan bagus, itu patut diapresiasi. Lini depan tampaknya perlu penajaman lagi. Saya akan melakukan evaluasi menjelang pertandingan tanggal 4 Maret nanti. Kita harus bisa mengambil poin penuh," tandasnya.
"Dari segi poin, memperoleh satu poin di kandang lawan, itu adalah salah satu yang bisa dibanggakan. Tapi kalau dilihat prosesnya, harusnya kita bisa menang besar. Banyak peluang yang tidak bisa diselesaikan dengan baik. Harusnya mereka bisa bermain dengan lebih tenang dan sabar. Jangan sampau terpengaruh pada pola permainan lawan. Dengan hasil yang seperti ini, otomatis kita harus mengamankan poin penuh di kandang sendiri," ujarnya.
Mantan pemain timnas tahun 90-an itu menambahkan, ia sudah cukup puas dengan penampilan lini belakang polesannya. Mereka bisa tampil dengan dinding yang cukup kokoh. Ia juga memberi apresiasi kepada kiper anyar Persikabo, Sukirmanto yang memulai debutnya dengan menjaga gawang Persikabo tanpa kebobolan.
Sukirmanto memang sengaja diterbangkan oleh manajemen Persikabo, setelah blunder yang dilakukan Wawan Darmawan pada saat kontra Persires, Jumat (25/2) minggu lalu. Wawan kebobolan di menit 46, sesaat setelah babak kedua dimulai. Gol penentu terjadi pada injury time, 15 detik menjelang pertandingan usai.
"Sukirmanto bisa mengawali debutnya dengan bagus, itu patut diapresiasi. Lini depan tampaknya perlu penajaman lagi. Saya akan melakukan evaluasi menjelang pertandingan tanggal 4 Maret nanti. Kita harus bisa mengambil poin penuh," tandasnya.
Persikabo Masih Mandul, Target ke LSI Masih Jauh
Menghadapi tim juru kunci, Persires Rengat, skuad Persikabo hanya mampu bermain kaca mata 0-0 pada laga Divisi Utama Liga Ti-Phone Indonesia di Stadion Narasinga, Senin (28/2). Padahal target dengan Laskar Narasinga adalah menang dan dengan Persih Tembilahan (25/2) adalah draw, namun akhirnya kalah 2-3. Dengan hasil ini, Persikabo semakin jauh bisa mengejar target lolos ke Liga Super Indonesia (LSI) meski dengan hasil draw naik satu tingkat menjadi ke-7.
Pada laga itu, Persikabo tampil tidak ada greget. Kedua tim memang bermain seperti pertandingan antar kampung atau tarkam. Tim besutan pelatih Maman Suryaman ini turun seolah tanpa pola permainan atau strategi. Terbukti sampai menit 30, laga masih berjalan lamban tanpa adanya pergerakan yang berarti.
Jibby Wuwungan sempat membuka peluang pada menit 30 melalui sepakan kerasnya, namun masih melebar jauh di atas gawang Persires yang dikawal Satria Arfiansyah. Laga tersebut bertahan hingga peluit jeda ditiupkan wasit Suprapto.
Memasuki babak kedua, Persikabo mulai memberikan serangan. Pada menit 48, tendangan bebas Jibby nyaris membuat Persikabo unggul 1-0. Namun, bola melesat tipis di atas mistar gawang. Zaenal Arief dkk terus memberikan serangan ke jantung pertahanan Persires, namun tak satu pun yang berbuah gol.
Menit 80, Jibby digantikan striker anyar Emeka Obidiah. Namun masuknya striker asal Nigeria itu tak meberikan perubahan banyak bagi Persikabo. Justeru, serangan Laskar Pajajaran sering terjadi melalui umpan-umpan matang Sonny Kurniawan yang dilanjutkan Zaenal Arief, namun lagi-lagi masih gagal.
Tak lama, wasit meniupkan peluit panjang pertanda laga usai. Dengan demikian, Persikabo hanya memperoleh hasil satu angka kontra Persires. “Anak-anak tampil tak tenang. Mereka terbawa permainan lawan,” kata Maman Suryaman dengan ekspresi penuh sesal.
Meski Persires gagal mengalahkan Persikabo di markasnya sendiri, namun tim asal Indragiri, Riau itu mampu mengacak-acak konsentrasi anak-anak Persikabo. “Kami cukup puas dengan hasil imbang ini. Kami akan terus berusaha mencari poin,” ungkap Sekretaris Persires Rengat, Virgo Ritno.
Pada laga itu, Persikabo tampil tidak ada greget. Kedua tim memang bermain seperti pertandingan antar kampung atau tarkam. Tim besutan pelatih Maman Suryaman ini turun seolah tanpa pola permainan atau strategi. Terbukti sampai menit 30, laga masih berjalan lamban tanpa adanya pergerakan yang berarti.
Jibby Wuwungan sempat membuka peluang pada menit 30 melalui sepakan kerasnya, namun masih melebar jauh di atas gawang Persires yang dikawal Satria Arfiansyah. Laga tersebut bertahan hingga peluit jeda ditiupkan wasit Suprapto.
Memasuki babak kedua, Persikabo mulai memberikan serangan. Pada menit 48, tendangan bebas Jibby nyaris membuat Persikabo unggul 1-0. Namun, bola melesat tipis di atas mistar gawang. Zaenal Arief dkk terus memberikan serangan ke jantung pertahanan Persires, namun tak satu pun yang berbuah gol.
Menit 80, Jibby digantikan striker anyar Emeka Obidiah. Namun masuknya striker asal Nigeria itu tak meberikan perubahan banyak bagi Persikabo. Justeru, serangan Laskar Pajajaran sering terjadi melalui umpan-umpan matang Sonny Kurniawan yang dilanjutkan Zaenal Arief, namun lagi-lagi masih gagal.
Tak lama, wasit meniupkan peluit panjang pertanda laga usai. Dengan demikian, Persikabo hanya memperoleh hasil satu angka kontra Persires. “Anak-anak tampil tak tenang. Mereka terbawa permainan lawan,” kata Maman Suryaman dengan ekspresi penuh sesal.
Meski Persires gagal mengalahkan Persikabo di markasnya sendiri, namun tim asal Indragiri, Riau itu mampu mengacak-acak konsentrasi anak-anak Persikabo. “Kami cukup puas dengan hasil imbang ini. Kami akan terus berusaha mencari poin,” ungkap Sekretaris Persires Rengat, Virgo Ritno.
Langganan:
Postingan (Atom)