Kekalahan Persikabo Kabupaten Bogor atas PSAP Sigli sebenarnya tak perlu terjadi, andai wasit bisa bersikap tegas. Banyak pelanggaran yang terjadi di lapangan, tapi hanya dua kartu kuning yang dikeluarkan dari kantong Puji Suprayitno. Dan itu diberikan kepada pemain Persikabo, Salim Alaydrus dan Jarot.
Kapten Laskar Pajajaran Zaenal Arief mengatakan, kekalahan ini tak perlu terjadi jika permainan berjalan normal. “Banyak pelanggaran keras dilakukan terhadap kami, tapi wasit tak mengeluarkAn peringatan keras kepada pemaiN lawan,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor usai laga, kemarin.
Mantan pemain Persisam Putera Samarinda ini menilai, secara keseluruhan permainan timnya berjalan cukup baik. Hanya, faktor ketidaktegasan wasit membuat Persikabo harus menyerah. “Mau protes keras toh nggak ada gunanya. Bisabisa malah kami diserang penonton Sigli,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan pemain depan Jibby Wuwungan. Menurut dia, faktor lapangan juga berpengaruh besar terhadap permainan tim. “Rumput tidak rata, sehingga umpan-umpan pendek kerap tak efektif,” bebernya.
Jibby juga mengeluhkan kepemimpinan wasit yang dinilainya terlalu berpihak kepada tuan rumah. Ia mengungkapkan, saat Persikabo melakukan pelanggaran, wasit bersikap tegas. Tapi sebaliknya, kepada pemain tuan rumah sang pengadil hanya memberi peringatan. “Saya lihat sendiri bagaimana sikap wasit. Ini tidak seharusnya terjadi di sepakbola,” pungkasnya.
Senin, 14 Maret 2011
Ulah Eleh Wae
Kekalahan yang dituai oleh Laskar Pajajaran di Sigli, Aceh saat kontra PSAP di lapangan Kuta Asan, Sigli sedikit disesalkan oleh Kabomania yang memantau dari Bogor mengenai hasil pertandingan Minggu (13/3) itu. Namun supporter fanatik Persikabo itu terus memberikan dukungan kepada Persikabo melalui akun facebook Persikabo Online dan Persikabo Bogor Lovers. Kabomania berharap, timnya bisa menang dalam laga selanjutnya saat menghadapi Persiraja, Kamis (17/3) mendatang.
"Mau kalah atau menang Persikabo tetap nu aing," seru salah Azzy, salah satu Kabomania. Sementara itu, di temapt terpisah, salah satu pencinta dan pemerhati Persikabo, Kusnadi mengatakan target ISL tampaknya akan semakin jauh dengan kondisi Persikabo saat ini. Bisa bertahan dalam Divisi Utama Liga Indonesia saat ini saja, sudah merupakan prestasi yang patut diapresiasi, mengingat Laskar Pajajaran yang pernah menemani Persires di papan bawah di awal musim ini.
"Tim ini belum bisa membuat kejutan, jadi memang agak berat buat ke ISL. Tapi saya tetap mengikuti dan menyemangati tim ini. Sudah terlanjur cinta sih," ujar Kusnadi sembari berseloroh.
Hasil laga Persiraja menjamu Persitara dengan hasil 5-1 di Stadion H. Dhimursala, Minggu (13/3) kemarin juga sedikit mengkhawatirkan. Kabomania mencemaskan pesta gol Laskar Rencong itu akan kembal terulang pada saat Persikabo bertandang ke sana.
"Terus terang kami sedikit cemas dengan aksi balas dendam Laskar Rencong. Karena mereka seakan tidak terima dengan hasil saat di Stadion Persikabo Cibinong. Jangan sampai pesta gol itu terulang lagi," ujar Dicky Dompas, Ketua Umum Kabomania.
"Mau kalah atau menang Persikabo tetap nu aing," seru salah Azzy, salah satu Kabomania. Sementara itu, di temapt terpisah, salah satu pencinta dan pemerhati Persikabo, Kusnadi mengatakan target ISL tampaknya akan semakin jauh dengan kondisi Persikabo saat ini. Bisa bertahan dalam Divisi Utama Liga Indonesia saat ini saja, sudah merupakan prestasi yang patut diapresiasi, mengingat Laskar Pajajaran yang pernah menemani Persires di papan bawah di awal musim ini.
"Tim ini belum bisa membuat kejutan, jadi memang agak berat buat ke ISL. Tapi saya tetap mengikuti dan menyemangati tim ini. Sudah terlanjur cinta sih," ujar Kusnadi sembari berseloroh.
Hasil laga Persiraja menjamu Persitara dengan hasil 5-1 di Stadion H. Dhimursala, Minggu (13/3) kemarin juga sedikit mengkhawatirkan. Kabomania mencemaskan pesta gol Laskar Rencong itu akan kembal terulang pada saat Persikabo bertandang ke sana.
"Terus terang kami sedikit cemas dengan aksi balas dendam Laskar Rencong. Karena mereka seakan tidak terima dengan hasil saat di Stadion Persikabo Cibinong. Jangan sampai pesta gol itu terulang lagi," ujar Dicky Dompas, Ketua Umum Kabomania.
Eleh Oge, Maman Puas
Kendati harus mengakui keunggulan PSAP Sigli 0-2 dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Ligina, Minggu (13/3), Pelatih Persikabo, Maman Suryaman mengaku tetap puas dengan masuknya beberapa muka baru di Laskar Pajajaran.
"Bagaimanapun juga masuknya mereka memberikan semangat yang bagus di tim. Walau pada awalnya kami mengincar pemain lain seperti Pablo Frances dan Gilang Angga," kata Maman kepada Pakar,kemarin.
Ketujuh pemain baru dalam tubuh Persikabo diantaranya, Harry Salisburi, Sony Kurniawan, Bachtiar, Edward Valusta, Emeka Obdiah, Maulana dan kipper gaek, Sukirmanto ditambah Ridwan Awaludin yang digadang menjadi salah satu bintang Persikabo di masa depan.
Maman juga memuji penampilan duet Bachtiar dan Edward Valuta sebagai pemain yang pas untuk memperkokoh lini belakang timnya. Meski belum menunjukan permainan yang optimal tapi setidaknya keduanya pemain tersebut mampu memberikan rasa aman bagi rekan-rekannya.
Khusus Valuta, Maman mengatakan kontribusinya dalam tim sangat baik bahkan proses adaptasi pemain asal Moldova tersebut cukup cepat untuk ukuran pemain asing asal Negara-negara Balkan yang notabene memiliki kesulitan dengan kondisi di Indonesia.
"Valuta menunjukan dirinya sebagai pemain professional. Bahkan diluar penampilannya yang sudah bisa menyatu dengan pola dan ritme permainan tim, ia sendiri sudah bisa adaptasi dengan makanan-makanan Indonesia," sebut Maman.
Mengenai Ridwan, Maman juga menilai pemain ini memiliki masa depan yang cerah. Visi bermain dan skilnya yang cukup mumpuni bisa menjadi modal bagi Ridwan untuk menunjukan kelasnya. Namun, Maman juga berpesan agar Ridwan tidak besar kepala untuk memuluskan karirnya di dunia sepak bola.
"Bagaimanapun juga masuknya mereka memberikan semangat yang bagus di tim. Walau pada awalnya kami mengincar pemain lain seperti Pablo Frances dan Gilang Angga," kata Maman kepada Pakar,kemarin.
Ketujuh pemain baru dalam tubuh Persikabo diantaranya, Harry Salisburi, Sony Kurniawan, Bachtiar, Edward Valusta, Emeka Obdiah, Maulana dan kipper gaek, Sukirmanto ditambah Ridwan Awaludin yang digadang menjadi salah satu bintang Persikabo di masa depan.
Maman juga memuji penampilan duet Bachtiar dan Edward Valuta sebagai pemain yang pas untuk memperkokoh lini belakang timnya. Meski belum menunjukan permainan yang optimal tapi setidaknya keduanya pemain tersebut mampu memberikan rasa aman bagi rekan-rekannya.
Khusus Valuta, Maman mengatakan kontribusinya dalam tim sangat baik bahkan proses adaptasi pemain asal Moldova tersebut cukup cepat untuk ukuran pemain asing asal Negara-negara Balkan yang notabene memiliki kesulitan dengan kondisi di Indonesia.
"Valuta menunjukan dirinya sebagai pemain professional. Bahkan diluar penampilannya yang sudah bisa menyatu dengan pola dan ritme permainan tim, ia sendiri sudah bisa adaptasi dengan makanan-makanan Indonesia," sebut Maman.
Mengenai Ridwan, Maman juga menilai pemain ini memiliki masa depan yang cerah. Visi bermain dan skilnya yang cukup mumpuni bisa menjadi modal bagi Ridwan untuk menunjukan kelasnya. Namun, Maman juga berpesan agar Ridwan tidak besar kepala untuk memuluskan karirnya di dunia sepak bola.
Mental Jeblok, Persikabo Tumbang
Maman Suryaman ternyata masih belum bisa memberikan hadiah kemenangan tandang bagi Persikabo. Hal ini sama seperti yang dilakukan pelatih terdahulunya yakni Meiyadi Rakasiwi. Dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama Ligina Wilayah Barat, Minggu (13./3) di Stadion Kuta Asan, Persikabo Kabupaten Bogor harus mengakui keunggulan PSAP Sigli dengan skore 0-2. Hal ini menandakan mental bertanding away Persikabo masih jeblok dan harus menjadi bahan evaluasi pengurus dan manajemen dimasa yang akan datang. Apalagi Persikabo belum satupun menggenggam kemenangan dalam laga tandang pada musim ini. Padahal, saat dipegang Iwan Setiawan atau Suimin Diharja, Persikabo termasuk tim yang kerap menang dalam laga tandang. Ada apa dengan semua ini ?
Kekalahan tersebut secara tidak langsung mematahkan rentetan kemenangan Persikabo dalam Divisi Utama karena harus terhenti ditangan PSAP Sigli. Dua gol tim berjuluk Aneuk Nanggroe tersebut dilesatkan pemain asingnya, Osas Saha masing-masing dimenit 60 dan 91.
Pertandingan yang berjalan dibawah teriknya matahari Aceh tersebut, tim tuan mampu mendonimasi permainan sejak awal peluit ditiupkan wasit Puji Syukur Supraitno. Hal tersebut dapat dilihat dari pressure yang dilakukan sayap kanan PSAP yang dikawal Suryadi Karmuddin.
Hasilnya sebuah solorun yang dilakukan penyerang asal kamerun, Osas Saha yang berhasil melewati Edward Valuta sempat mengancam gawang Persikabo. Namun tendangannya masih mampu disapu bersih Bachtiar dan melahirkan tendangn pojok pertama bagi PSAP. Beberapa kali PSAP mampu menekan Persikabo namun mampu diamankan kiper. Seakan tersentak oleh serangan cepat lawan, Persikabo yang menurunkan duet Jibby Wuwungan dan Zainal Arif ini langsung menekan pertahanan PSAP.
Arif mencoba mengambil inisiatif dengan melakukan tentang langsung ke gawang lawan namun saying bola sepakannya melebar jauh dari kiper PSAP yang dikawal Fahrur Rozi. Tendanganm arif tersebut menjadi satu-satunya peluang yang didapatkan Persikabo. Hingga peluit babak pertama dibunyikan pertandingan masih bertahan dengan skor kacamata.
Babak kedua berjalan, sadar dengan kurang gregetnya lini depan, pelatih PSAP, Anwar yang baru kembali dari kursus kepelatihan lisensi A Nasional di Magelang langsung mengganti strategi dengan memasukan Pondra dan menarik keluar Sayuti.
Semenit kemudian, PSAP kembali melancarkan serangan. Alhasil, dimenit enam puluh, lewat serangan balik cepat , sontekan Saha yang memanfaatkan umpan daerah Pondra mampu merobek jala Sukirmanto. Skor 1-0 untuk PSAP. Goal kembali dicetak Saha pada menit 90’. Kedudukan 2-0 pun bertahan hingga usai pertandingan.
Kekalahan tersebut secara tidak langsung mematahkan rentetan kemenangan Persikabo dalam Divisi Utama karena harus terhenti ditangan PSAP Sigli. Dua gol tim berjuluk Aneuk Nanggroe tersebut dilesatkan pemain asingnya, Osas Saha masing-masing dimenit 60 dan 91.
Pertandingan yang berjalan dibawah teriknya matahari Aceh tersebut, tim tuan mampu mendonimasi permainan sejak awal peluit ditiupkan wasit Puji Syukur Supraitno. Hal tersebut dapat dilihat dari pressure yang dilakukan sayap kanan PSAP yang dikawal Suryadi Karmuddin.
Hasilnya sebuah solorun yang dilakukan penyerang asal kamerun, Osas Saha yang berhasil melewati Edward Valuta sempat mengancam gawang Persikabo. Namun tendangannya masih mampu disapu bersih Bachtiar dan melahirkan tendangn pojok pertama bagi PSAP. Beberapa kali PSAP mampu menekan Persikabo namun mampu diamankan kiper. Seakan tersentak oleh serangan cepat lawan, Persikabo yang menurunkan duet Jibby Wuwungan dan Zainal Arif ini langsung menekan pertahanan PSAP.
Arif mencoba mengambil inisiatif dengan melakukan tentang langsung ke gawang lawan namun saying bola sepakannya melebar jauh dari kiper PSAP yang dikawal Fahrur Rozi. Tendanganm arif tersebut menjadi satu-satunya peluang yang didapatkan Persikabo. Hingga peluit babak pertama dibunyikan pertandingan masih bertahan dengan skor kacamata.
Babak kedua berjalan, sadar dengan kurang gregetnya lini depan, pelatih PSAP, Anwar yang baru kembali dari kursus kepelatihan lisensi A Nasional di Magelang langsung mengganti strategi dengan memasukan Pondra dan menarik keluar Sayuti.
Semenit kemudian, PSAP kembali melancarkan serangan. Alhasil, dimenit enam puluh, lewat serangan balik cepat , sontekan Saha yang memanfaatkan umpan daerah Pondra mampu merobek jala Sukirmanto. Skor 1-0 untuk PSAP. Goal kembali dicetak Saha pada menit 90’. Kedudukan 2-0 pun bertahan hingga usai pertandingan.
Langganan:
Postingan (Atom)