Radar Bogor - Persikabo mengklaim telah bermetamorforsis menjadi klub profesional karena telah berbentuk perseroan terbatas (PT). Namun pada kenyataannya, hal itu belum terjadi. Sebab, Laskar Padjajaran masih belum memiliki beberapa faktor penunjang. Misalnya, talent scouting, akademi, manajer pertandingan hingga SDM yang ahli di bidangnya. Hal tersebut kontan membuat pecinta sepakbola Kabupaten Bogor bertanya-tanya. Apakah benar Laskar Padjajaran adalah tim profesional yang memiliki visi untuk menjadi jawara dan terus eksis di kancah nasional. Jika demikian, seharusnya Persikabo segera membenahi diri guna memikirkan profit benefit-nya.
Pengamat sepakbola Kabupaten Bogor, Herson Hizkia mengatakan, bila Persikabo ingin terus eksis dan menjadi klub yang ditakuti, mau tak mau sistem dalam tubuh tim segera dibenahi. Jika tidak, jangan pernah bermimpi Persikabo bakal maju.
”Kalau memang targetnya jelas, ya faktor itu dipenuhi. Perbaiki sistemnya, jika tidak, akan menghabiskan uang saja melalui pembelian pemain dari luar. Maksimalkan pula potensi lokal melalui pemandu bakat. Jika tidak ya akan stagnan selamanya, dan takkan menjadi industri,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin.
Menurut Herson, jika Persikabo tidak memiliki hal tersebut, jangan pernah mengklaim sebagai tim profesional yang menjanjikan juara kepada masyarakat. ”Persikabo itu tim semiprofesional, kalau benar-benar profesional, ambil SDM yang ahli di bidangnya. Bentuk akademi, staf ahli bidang teknik dan talent scouting untuk mencari bakat. Tapi orangnya harus diambil dari luar daerah supaya tak ada pemain titipan lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata dia, bongkar pasang pemain yang dilakukan hampir setiap musim tidak akan banyak berpengaruh teradap performa tim secara keseluruhan. Akan lebih baik jika Persikabo bisa memaksimalkan potensi yang ada dengan membangun akademi U-15 yang dapat diberdayakan dan dijual. Sehingga dapat mendatangkan income bagi perusahaan.
”Profesional murni harus seperti itu, daripada kita beli pemain terus dari luar, hasilnya nihil. Hanya menghamburkan uang, tapi tidak mendatangkan pemasukan. Kalau kita punya akademi seperti Barcelona dan Arsenal kan bagus, pemain punya, pemasukan ada. Tapi tentunya SDM harus diisi oleh profesional dan didukung oleh finansial,” papar dia.