Pakuan Raya - Lagi lagi supporter Persiraja berulah. Kekalahan yang diderita Persiraja saat bertandang ke markas Persipasi Bekasi dengan skor 1-0, Selasa (23/3), kemarin membuat beberapa dari mereka naik darah. Dari komentar yang dilayangkan salah satu supporter Persiraja lewat account Facebook Persiraja, disebutkan bahwa Bens bangku cadangan pemain Persiraja dilempari botol mineral oleh penonton. Namun, ada beberapa dari mereka justru menuduh supporter Persikabo (Kabomania) yang melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut dengan tuduhan bahwa Kabomania berniat membalas dendam akan perlakuan anarkis para supporter Persiraja kepada skuad Persikabo beberapa waktu lalu.
"Menurut info teman-teman kita di ambil dari web Persikabo, supporter Persikabo akan datang ke Bekasi untuk membalas perlakuan penontin atas tim mereka di Banda Aceh, bisa jadi mereka yang melakukannya," ujar salah satu pendukung Persiraja, Iskandar Muda dalam account facebook Persiraja, kemarin.
Hal senada pun diungkapkan supporter lainnya, Jhonny Afrizal. Ia menyebutkan bahwa yang melakukan aksi pelemparan tersebut bukan supporter Persipasi, melainkan Kabomania yang menyelundup ke bangku penonton Persipasi, karena Ia melihat di web Persikabo jika Kabomania bakal menyaksikan pertandigan tersebut.
"Hati-hati, itu supporter Persikebow yang menyusup ke bangku spporter Persipasi, mereka ingin balas dendam," ujarnya.
Sementara itu, Kabomania, Yusuf Kiat yang mendapat kabar langsung dari supporter Persipasi menjamin seratus persen bahwa Kabomania tidak ada yang melakukan aksi pelemparan botol kearah bens pemain. Apalagi dari pihak manajemen dan Kabomania sudah sepakat untuk tidak melakukan aksi balas dendam pada tim berjuluk Laskar Rencong tersebut.
"Tidak ada dari kami yang menyusup, kita kan berada di tribun festival, dan tidak ada yang berada di tribun yang berada di atas bens pemain, lagian buat apa kita melakukannya, toh dari manajemen sendiri dan kita sepakat untuk tidak membalas dendam, apalagi kita berharap juga Persiraja menang, kalau masalah ditimpuk sama penonton, mungkin supporter Persipasi yang juga tidak terima dengan perlakuan supporter Persiraja, karena mereka juga kurang sopan dengan Persipasi pada saat bertandang ke Aceh" jelasnya.
Rabu, 23 Maret 2011
Emeka Masih Mandul
Pakuan Raya - Pembelian Oyoke Emeka Obidiah, salah seorang bomber asing Persikabo pada putaran kedua benar benar belum berdampak signifikan pada produktifitas gol Laskar Pajajaran. Lumbung gol tim besutan Maman Suryaman ini masih bertumpu pada Zaenal Arif, Jibby Wuwungan, Ilham Hasan dan Salim Alaydrus yang kerap menyumbangkan gol bagi tim Plat Merah milik masyarakat Kabupaten Bogor ini. Padahal, kehadiran Emeka ini diharapkan bisa menggantikan peran JP Boumsoung yang dinilai kurang greget di Persikabo karena masih cedera lutut. Namun kualitas Emeka ternyata masih jauh dibawah Boumsong, yang mampu menyumbangkan 2 gol bagi Persikabo pada putaran pertama lalu.
Masih mandulnya Emeka Obidiah sebagai bomber Persikabo saat ini mulai menuai protes dari para bobotoh Persikabo yang dikenal dengan Kabomania. Para Kabomania mengatakan, pembelian Emeka adalah hal yang aneh dan tidak masuk akal. Karena kualitas Emeka sendiri masih jauh dari tiga bomber lokal yang ada di Persikabo seperti Zaenal Arif, Jibby Wuwungan dan Ilham Hasan.
"Persikabo selalu gagal dalam pembelian bomber asing. Kenapa pemain sekelas Emeka ini masuk dalam skuad Persikabo yang noteben punya target Superliga. Kalau memang dari awal Ketua Umum Persikabo, Rachmat Yasin menginginkan Persikabo masuk Superliga, kenapa beliau tidak membeli Fortune Udo (Persiba Bantul), Pablo Frances (Persikab). Alberto Gonzalves (Persijap) ataupun bomber lainnya yang kualitasnya lebih bagus dan punya insting gol yang tinggi. Sekarang Fortune Udo menjadi top skore Divisi Utama Ligina dengan 23 gol bersama Persiba Bantul. Sementara Pablo Frances dan Beto saat ini mampu menjadi meteor baru di klubnya masing masing," ujar M. Yusuf Kiat, jenderal Kabomania kepada Pakar dengan tegas.
Sementara itu, Ronny Kusmaya, salah seorang PNS Disdik Kabupaten Bogor yang saat ini menjadi anak kesayangan Kadisdik menegaskan, Emeka sebenarnya tidak layak masuk dalam skuad Persikabo. Kualitasnya berada dibawah bomber lokal Persikabo. Bahkan, ia melihat sosok Emeka saat ini untuk lari saja sulit, karena badanya terlalu berat. " Kok, bisa yah manajemen, merekrut pemain seperti Emeka. Padahal, masih banyak bomber lain yang kualitasnya diatas Emeka," ujar Jubir Disdik Kabupaten Bogor.
Lebih lanjut, kata lelaki penggemar kerupuk udang ini mengatakan, kedepannya siapapun yang akan duduk dalam manajemen Persikabo, minimal mereka harus bisa lebih teliti lagi dalam melakukan pembelian pemain asing. " Pembelian pemain asing yang dinilai berhasil untuk pemain asing tahun ini mungkin hanya Eduard Valuta, karena sepintas saja ia mampu menujukan kualitasnya. Selain itu, saya melihat sosok Eduard termasuk pemain yang tidak manja atau tidak rewel. Ia mampu beradaptasi dengan baik di Persikabo," pungkas juragan angkot kelahiran Kabupaten Subang ini.
Sementara itu, arsitek Persikabo, Maman Suryaman masih menaruh harapan besar kepada Emeka untuk enam pertandingan tersisa. Bahkan, Maman mengaku akan menurunkan Maman dalam laga lawan PSLS nanti. Namun, apakah ia akan main sebagai stater atau cadangan, maman tidak mau menyebutkan secara detail.
Maman sendiri tidak mau membahas soal pembelian pemain terutama Emeka pada awal putaran kedua lalu. Sebab Maman saat ini hanya ingin fokus memenangkan semua laga tersisa yang akan dihadapi Persikabo. " Saya hanya akan fokus dalam menghadapi semua laga tersisa yang akan dihadapi. Karena saya ingin Persikabo menyapu bersih semua poin kandang dan tandang. Saya menginginkan semua pemain punya target memenangkan semua laga," ujar Maman Suryaman.
Lebih lanjut, kata Maman, ia bersama para pasukannya saat ini tidak memikirkan soal masih ada atau tidaknya peluang Persikabo menuju Superliga. Karena menurut dia hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah memenangkan semua partai kandang dan tandang. " Buat apa kita berandai andai soal target, lebih baik kita main bagus dan memenangkan semua partai yang akan kita hadapi baik kandang ataupun tandang. Kalau kita memikirkan target tapi hasilnya jeblok malah akan menimbulkan situasi yang tak sedap bagi tim dan para pemain. Lebih baik saat ini menangkan semua partai yang akan Persikabo lakoni," bebernya dengan tegas, yang mengaku masih siap menukangi Persikabo musim depan kalau memang ada kepercyaan dari pengurus Persikabo.
Dalam kesempatan yang sama, Maman juga tampak optimis laga melawan PSLS Lhoksemawe bisa dimenangkan dengan poin penuh oleh Persikabo. Selain itu, Maman juga telah mengintruksikan kepada para pemainnya untuk bermain all out dan membuat gol sebanyak banyaknya. Hal ini akan menjadi modal kepercayaan Kabomania kepada Persikabo.
Masih mandulnya Emeka Obidiah sebagai bomber Persikabo saat ini mulai menuai protes dari para bobotoh Persikabo yang dikenal dengan Kabomania. Para Kabomania mengatakan, pembelian Emeka adalah hal yang aneh dan tidak masuk akal. Karena kualitas Emeka sendiri masih jauh dari tiga bomber lokal yang ada di Persikabo seperti Zaenal Arif, Jibby Wuwungan dan Ilham Hasan.
"Persikabo selalu gagal dalam pembelian bomber asing. Kenapa pemain sekelas Emeka ini masuk dalam skuad Persikabo yang noteben punya target Superliga. Kalau memang dari awal Ketua Umum Persikabo, Rachmat Yasin menginginkan Persikabo masuk Superliga, kenapa beliau tidak membeli Fortune Udo (Persiba Bantul), Pablo Frances (Persikab). Alberto Gonzalves (Persijap) ataupun bomber lainnya yang kualitasnya lebih bagus dan punya insting gol yang tinggi. Sekarang Fortune Udo menjadi top skore Divisi Utama Ligina dengan 23 gol bersama Persiba Bantul. Sementara Pablo Frances dan Beto saat ini mampu menjadi meteor baru di klubnya masing masing," ujar M. Yusuf Kiat, jenderal Kabomania kepada Pakar dengan tegas.
Sementara itu, Ronny Kusmaya, salah seorang PNS Disdik Kabupaten Bogor yang saat ini menjadi anak kesayangan Kadisdik menegaskan, Emeka sebenarnya tidak layak masuk dalam skuad Persikabo. Kualitasnya berada dibawah bomber lokal Persikabo. Bahkan, ia melihat sosok Emeka saat ini untuk lari saja sulit, karena badanya terlalu berat. " Kok, bisa yah manajemen, merekrut pemain seperti Emeka. Padahal, masih banyak bomber lain yang kualitasnya diatas Emeka," ujar Jubir Disdik Kabupaten Bogor.
Lebih lanjut, kata lelaki penggemar kerupuk udang ini mengatakan, kedepannya siapapun yang akan duduk dalam manajemen Persikabo, minimal mereka harus bisa lebih teliti lagi dalam melakukan pembelian pemain asing. " Pembelian pemain asing yang dinilai berhasil untuk pemain asing tahun ini mungkin hanya Eduard Valuta, karena sepintas saja ia mampu menujukan kualitasnya. Selain itu, saya melihat sosok Eduard termasuk pemain yang tidak manja atau tidak rewel. Ia mampu beradaptasi dengan baik di Persikabo," pungkas juragan angkot kelahiran Kabupaten Subang ini.
Sementara itu, arsitek Persikabo, Maman Suryaman masih menaruh harapan besar kepada Emeka untuk enam pertandingan tersisa. Bahkan, Maman mengaku akan menurunkan Maman dalam laga lawan PSLS nanti. Namun, apakah ia akan main sebagai stater atau cadangan, maman tidak mau menyebutkan secara detail.
Maman sendiri tidak mau membahas soal pembelian pemain terutama Emeka pada awal putaran kedua lalu. Sebab Maman saat ini hanya ingin fokus memenangkan semua laga tersisa yang akan dihadapi Persikabo. " Saya hanya akan fokus dalam menghadapi semua laga tersisa yang akan dihadapi. Karena saya ingin Persikabo menyapu bersih semua poin kandang dan tandang. Saya menginginkan semua pemain punya target memenangkan semua laga," ujar Maman Suryaman.
Lebih lanjut, kata Maman, ia bersama para pasukannya saat ini tidak memikirkan soal masih ada atau tidaknya peluang Persikabo menuju Superliga. Karena menurut dia hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah memenangkan semua partai kandang dan tandang. " Buat apa kita berandai andai soal target, lebih baik kita main bagus dan memenangkan semua partai yang akan kita hadapi baik kandang ataupun tandang. Kalau kita memikirkan target tapi hasilnya jeblok malah akan menimbulkan situasi yang tak sedap bagi tim dan para pemain. Lebih baik saat ini menangkan semua partai yang akan Persikabo lakoni," bebernya dengan tegas, yang mengaku masih siap menukangi Persikabo musim depan kalau memang ada kepercyaan dari pengurus Persikabo.
Dalam kesempatan yang sama, Maman juga tampak optimis laga melawan PSLS Lhoksemawe bisa dimenangkan dengan poin penuh oleh Persikabo. Selain itu, Maman juga telah mengintruksikan kepada para pemainnya untuk bermain all out dan membuat gol sebanyak banyaknya. Hal ini akan menjadi modal kepercayaan Kabomania kepada Persikabo.
Saatnya Pemain Lokal Pindah Klub
Pakuan Raya - Berkurangnya jam terbang para pemain muda Persikbo pada musim ini seperti Mum'min, Erik Ebol, Septian Encek, Kresna, Wawan Susilo, Dian Irawan dan Rojali secara tidak langsung akan berpengaruh pada mental atau psikologi para pemain masa depan Persikabo tersebut yang era Suimin Diharja lalu kerap mendapatkan kepercayaan penuh untuk menjadi stater tiap pertandingan. Untuk menjaga mental dan motivasi bertanding para pemain muda tersebut tidak ngedrop, lebih baik para pemain muda Persikabo itu mencari tantangan baru kebeberapa klub yang ada di Divisi Utama Ligina atau ISL. Mereka bisa mengikuti serangkaian seleksi dibeberapa klub yang ada di sekitar Jabar atau di Pulau Jawa seperti Pelita Jaya, Persita Tangerang, Persib Bandung, Persiba Bantul ataupun PSIS Semarang dll.
"Saya pikir para pemain muda Persikabo ini kualitasnya tidak jelek jelek amat. Namun, karena selera pelatih dan lain lain, maka para pemain muda ini saat ini lebih banyak diparkir . Bahkan, ada beberapa pemain muda yang sudah jarang pakaian dalam setiap pertandingan. Lebih baik para pemain muda ini mulai berpikir mencari klub baru pada musim depan. Karena ini akan menjadi tantangan dan bisa berdampak bagus dalam nilai kontrak mereka. Sebab kalau masih bergabung di Persikabo, mungkin nilai mereka masih tetap rendah. Hal yang wajar dan manusiawi kalau mereka dimusim depan mencari tantangan di klub baru dan menjanjikan uang kontrak yang lebih dari Persikabo," ujar Ketua Bogor Sport Journalis ( BSJ), Asep Syahmid Pangrango kepada Pakar dengan tegas.
Ia menambahkan, mininmnya jam terbang para pemain lokal Kabupaten Bogor ini harus menjadi catatan penting bagi pengurus Persikabo. Apalagi, saat ini manajemen dan pengurus Persikabo sudah menambah para pemain muda lainnya dengan status pemain magang. Hingga banyak sekali tenaga pemain muda di Persikabo ini yang kurang diberdayakan dalam setiap pertandingan.
"Sangat wajar, jika pelatih menentukan pemain yang akan diturunkan setiap pertandingan itu disesuaikan dengan strategi yang akan dilakukan. Namun, untuk terus menjaga kualitas pemain lokal terebut, saya berharap pengurus bisa memberikan kebijakan kepada para pemain muda Persikabo untuk mencari tantangan di klub lain. Kalau mereka diterima di klub lain dan bisa masuk stater , minimal hal itu juga akan menjadi kebanggan Persikabo dan masyarakat Kabupaten Bogor, karena putra terbaiknya bisa berkiprah diklub yang lebih besar . Tidak menutup kemungkinan, kalau tingginya jam bermain diberikan kepada para pemain muda Persikabo ini, maka para pemain ini akan dipantau oleh klub klub besar atau pemandu bakat dari PSSI," ujar Syahmid yang juga dikenal sebagai pengamat sepakbola Kabupaten Bogor ini.
Sementara itu, Herzon Hezkia , mantan Ketua FKSSB Kabupaten Bogor ini mengatakan, ia sangat setuju kalau para pengurus Persikabo mulai melakukan tambal sulam dalam proses magang di Persikabo. Ia berharap para pemain muda yang ada di Persikabo ini punya keberanian untuk mencari tantangan di klub luar Bogor atau luar Jawa. Terus, posisi mereka digantikan para pemain magang yang baru. Pengurus Persikabo Kabupaten Bogor harus memberikan kesempatan kepada para pemain mudanya yang sudah tiga musim di Persikabo untuk mengembangkan karirnya di luar Bogor. Saya akan merasa bangga kalau ada pemain muda di Bogor ini bisa tampil diklub klub besar Divisi Utama Ligina dan ISL," jabarnya.
"Saya pikir para pemain muda Persikabo ini kualitasnya tidak jelek jelek amat. Namun, karena selera pelatih dan lain lain, maka para pemain muda ini saat ini lebih banyak diparkir . Bahkan, ada beberapa pemain muda yang sudah jarang pakaian dalam setiap pertandingan. Lebih baik para pemain muda ini mulai berpikir mencari klub baru pada musim depan. Karena ini akan menjadi tantangan dan bisa berdampak bagus dalam nilai kontrak mereka. Sebab kalau masih bergabung di Persikabo, mungkin nilai mereka masih tetap rendah. Hal yang wajar dan manusiawi kalau mereka dimusim depan mencari tantangan di klub baru dan menjanjikan uang kontrak yang lebih dari Persikabo," ujar Ketua Bogor Sport Journalis ( BSJ), Asep Syahmid Pangrango kepada Pakar dengan tegas.
Ia menambahkan, mininmnya jam terbang para pemain lokal Kabupaten Bogor ini harus menjadi catatan penting bagi pengurus Persikabo. Apalagi, saat ini manajemen dan pengurus Persikabo sudah menambah para pemain muda lainnya dengan status pemain magang. Hingga banyak sekali tenaga pemain muda di Persikabo ini yang kurang diberdayakan dalam setiap pertandingan.
"Sangat wajar, jika pelatih menentukan pemain yang akan diturunkan setiap pertandingan itu disesuaikan dengan strategi yang akan dilakukan. Namun, untuk terus menjaga kualitas pemain lokal terebut, saya berharap pengurus bisa memberikan kebijakan kepada para pemain muda Persikabo untuk mencari tantangan di klub lain. Kalau mereka diterima di klub lain dan bisa masuk stater , minimal hal itu juga akan menjadi kebanggan Persikabo dan masyarakat Kabupaten Bogor, karena putra terbaiknya bisa berkiprah diklub yang lebih besar . Tidak menutup kemungkinan, kalau tingginya jam bermain diberikan kepada para pemain muda Persikabo ini, maka para pemain ini akan dipantau oleh klub klub besar atau pemandu bakat dari PSSI," ujar Syahmid yang juga dikenal sebagai pengamat sepakbola Kabupaten Bogor ini.
Sementara itu, Herzon Hezkia , mantan Ketua FKSSB Kabupaten Bogor ini mengatakan, ia sangat setuju kalau para pengurus Persikabo mulai melakukan tambal sulam dalam proses magang di Persikabo. Ia berharap para pemain muda yang ada di Persikabo ini punya keberanian untuk mencari tantangan di klub luar Bogor atau luar Jawa. Terus, posisi mereka digantikan para pemain magang yang baru. Pengurus Persikabo Kabupaten Bogor harus memberikan kesempatan kepada para pemain mudanya yang sudah tiga musim di Persikabo untuk mengembangkan karirnya di luar Bogor. Saya akan merasa bangga kalau ada pemain muda di Bogor ini bisa tampil diklub klub besar Divisi Utama Ligina dan ISL," jabarnya.
Kabomania: Manajemen Persikabo gak Beres, Terkait Praktik Jual-Beli Pertandingan
Radar Bogor - Dugaan adanya jual-beli pertandingan di tubuh Persikabo juga dicurigai Kabomania. Pendukung setia Laskar Pajajaran tersebut menilai, ada yang tidak beres dalam manajemen Persikabo, dan harus segera diselesaikan.
Sekretaris Umum Kabomania, Sujiyono mengatakan, delapan kali kalah dari sebelas laga yang dilakoni pasukan Maman Suryaman memang menimbulkan tanda tanya besar. Kalau dilihat dari materi pemain, Laskar Pajajaran merupakan momok menakutkan bagi tiap tim yang tergabung dalam Grup Barat.
“Persikabo ini kan dihuni pemain bintang yang tak perlu diragukan lagi determinasinya, tapi kenapa prestasinya kian merosot. Padahal banyak tim yang menghindari bertemu Laskar Pajajaran. Ini kan berarti ada yang janggal dalam tubuh tim yang harus segera disikapi dengan cermat,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.
Praktik jual-beli pertandingan itu bisa saja terjadi karena skuad yang selama ini dikenal solid, sebenarnya rapuh. Bahkan, ungkapnya, komunikasi antarpengurus dengan jajaran tim pun sudah nyaris terputus, sehingga memberikan peluang oknum untuk berbuat demikian.
“Ya semua itu kan bisa saja terjadi, entah siapa yang melakukan. Tapi yang pasti bisa bermuara dari oknum pemain atau pengurus,” tegas dia.
Lebih lanjut ia memaparkan, kecurigaan Kabomania muncul dilandasi oleh hasil minor yang didapat Zaenal Arief dkk selama sebelas kali laga tandang. Serta, pemberitaan salah satu media nasional yang sempat mengulas transaksi jual-beli pertandingan oleh oknum di Ekalokasari Plaza, beberapa waktu lalu.
“Kami curiga kenapa sebelas kali main, tiga seri dan kalahnya sampai delapan kali. Jumlah kekalahan itu rasanya lebih dari batas kewajaran sebuah tim besar. Memang betul bola itu bundar, tapi ini kan aneh,” tuturnya.
Sujiyono menambahkan, saat ini jajaran pengurus kabomania akan berkonsolidasi membahas polemik itu, serta mengadakan penyelidikan terkait kecurigaan adanya praktik tercela itu.
“Kalau benar ada, artinya merugikan masyarakat kabupaten. Buat apa menghamburkan uang ratusan juta untuk main bola guna menaikan prestise daerah, tapi hasilnya nihil. Lebih baik dibagikan kepada warga yang membutuhkan,” ucap dia.
Kabomania juga berencana bertemu Ketua Umum Persikabo Rahmat Yasin (RY) guna mempertanyakan keseriusan Laskar Pajajaran lolos ke kancah Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Sekretaris Umum Kabomania, Sujiyono mengatakan, delapan kali kalah dari sebelas laga yang dilakoni pasukan Maman Suryaman memang menimbulkan tanda tanya besar. Kalau dilihat dari materi pemain, Laskar Pajajaran merupakan momok menakutkan bagi tiap tim yang tergabung dalam Grup Barat.
“Persikabo ini kan dihuni pemain bintang yang tak perlu diragukan lagi determinasinya, tapi kenapa prestasinya kian merosot. Padahal banyak tim yang menghindari bertemu Laskar Pajajaran. Ini kan berarti ada yang janggal dalam tubuh tim yang harus segera disikapi dengan cermat,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.
Praktik jual-beli pertandingan itu bisa saja terjadi karena skuad yang selama ini dikenal solid, sebenarnya rapuh. Bahkan, ungkapnya, komunikasi antarpengurus dengan jajaran tim pun sudah nyaris terputus, sehingga memberikan peluang oknum untuk berbuat demikian.
“Ya semua itu kan bisa saja terjadi, entah siapa yang melakukan. Tapi yang pasti bisa bermuara dari oknum pemain atau pengurus,” tegas dia.
Lebih lanjut ia memaparkan, kecurigaan Kabomania muncul dilandasi oleh hasil minor yang didapat Zaenal Arief dkk selama sebelas kali laga tandang. Serta, pemberitaan salah satu media nasional yang sempat mengulas transaksi jual-beli pertandingan oleh oknum di Ekalokasari Plaza, beberapa waktu lalu.
“Kami curiga kenapa sebelas kali main, tiga seri dan kalahnya sampai delapan kali. Jumlah kekalahan itu rasanya lebih dari batas kewajaran sebuah tim besar. Memang betul bola itu bundar, tapi ini kan aneh,” tuturnya.
Sujiyono menambahkan, saat ini jajaran pengurus kabomania akan berkonsolidasi membahas polemik itu, serta mengadakan penyelidikan terkait kecurigaan adanya praktik tercela itu.
“Kalau benar ada, artinya merugikan masyarakat kabupaten. Buat apa menghamburkan uang ratusan juta untuk main bola guna menaikan prestise daerah, tapi hasilnya nihil. Lebih baik dibagikan kepada warga yang membutuhkan,” ucap dia.
Kabomania juga berencana bertemu Ketua Umum Persikabo Rahmat Yasin (RY) guna mempertanyakan keseriusan Laskar Pajajaran lolos ke kancah Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Langganan:
Postingan (Atom)