Bola Indo - Masalah terberat yang dihadapi Timnas Indonesia ternyata bukanlah masalah fisik, seperti yang dibicarakan banyak orang. Menurut pelatih Timnas Indonesia, Wim Rijsbergen, masalah terbesar para pemain Indonesia justru pada masalah mental.
"Beberapa pemain Indonesia sangat layak untuk bermain di Eropa. Mereka memiliki teknik yang sangat bagus. Namun, mereka sangat kurang dalam hal mental. Mereka kerap merasa minder di lapangan," ungkap pelatih yang bernama lengkap Wilhelmus Gerardus Rijsbergen namun akrab disapa Wim ini, seperti dituturkan lagi oleh General Manager Timnas, Arya Abhiseka.
"Mereka melihat permainan Andres Iniesta dan hanya bisa terkagum-kagum tanpa memiliki keyakinan bahwa mereka bisa melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik dari Iniesta," sambung Arya, menirukan Wim.
Lebih lanjut, Arya mengatakan bahwa untuk mengatasi permasalahan ini memerlukan sebuah proses dan tidak bisa dilakukan secara instan.
Pasalnya, menurut pria yang juga merupakan General Manager Bidang Liga Liga Primer Indonesia ini, perlu tahapan-tahapan khusus untuk bisa mengubah pola pikir seseorang.
Sementara itu, terkait masalah fisik, Arya mengaku bahwa pihaknya kini tidak lagi merasa cemas. Pasalnya, mereka telah memboyong pelatih fisik asal Belanda, yang sempat menjadi kepercayaan Guus Hiddink, kala menangani Timnas Korea Selatan.
Kamis, 04 Agustus 2011
Lima Laga Uji Coba Menanti Timnas U-23
Bola Indo - Sejumlah uji coba telah direncanakan untuk mengasah permainan para penggawa Timnas U-23 dalam menghadapi ajang SEA Games dan Piala AFF U-23. Paling tidak, menurut Manajer Timnas U-23, Roso Daras, paling tidak akan ada lima laga uji coba yang bakal dilakoni para penggawa Timnas U-23
"Selama menjalani TC di Batu ini, kami merencanakan dua kali uji coba. Mungkin satu kali uji coba melawan Persema, sementara yang satu lagi masih belum diketahui akan melawan siapa," ungkap Roso Daras.
"Selain dua laga ini, kami juga berencana akan menjajal tim-tim lain di luar negeri. Kami akan berangkat ke Hong Kong untuk melakukan uji coba melawan Timnas Senior Hong Kong, Korea Utara U-23 dan Cina U-23," imbuhnya.
Lebih lanjut, Roso berharap agar laga uji coba ini bisa menjadi ukuran bagi tim pelatih dalam memoles para penggawa Garuda Muda. Hal ini dirasa penting untuk mempersiapkan kekuatan dalam melakoni ajang SEA Games dan Timnas U-23.
"Tentu saja, kita berharap bisa menjadi yang terbaik di kedua ajang tersebut. Karena itulah, kita harus bekerja keras untuk bisa mewujudkan mimpi itu," tandasnya.
"Selama menjalani TC di Batu ini, kami merencanakan dua kali uji coba. Mungkin satu kali uji coba melawan Persema, sementara yang satu lagi masih belum diketahui akan melawan siapa," ungkap Roso Daras.
"Selain dua laga ini, kami juga berencana akan menjajal tim-tim lain di luar negeri. Kami akan berangkat ke Hong Kong untuk melakukan uji coba melawan Timnas Senior Hong Kong, Korea Utara U-23 dan Cina U-23," imbuhnya.
Lebih lanjut, Roso berharap agar laga uji coba ini bisa menjadi ukuran bagi tim pelatih dalam memoles para penggawa Garuda Muda. Hal ini dirasa penting untuk mempersiapkan kekuatan dalam melakoni ajang SEA Games dan Timnas U-23.
"Tentu saja, kita berharap bisa menjadi yang terbaik di kedua ajang tersebut. Karena itulah, kita harus bekerja keras untuk bisa mewujudkan mimpi itu," tandasnya.
PSSI Upayakan Bantu Klub Dapatkan Legalitas Badan Hukum
Bola Indo - Kesulitan klub-klub dalam mendapatkan legalitas badan hukum di Kementrian Hukum dan HAM menjadi permasalahan penting bagi klub sepak bola Indonesia saat ini. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin akan mengoptimalkan kinerjanya untuk membantu klub-klub mengusahakan legalitas sebagai badan hukum agar kompetisi bisa dilaksanakan sebelum tanggal 14 Oktober 2011.
“Semampunya, kita akan atur. Jangan sampai klub di Indonesia tidak terdaftar di AFC. Kita mau go internasional, kita mau profesional, dan kita mau maju. Kita mau mendapatkan sponsor dari luar. Untuk itu, kita harus memenuhi syarat-syarat itu,” kata Johar Arifin di Hotel Grand Sahid Jayab, Jakarta, Rabu (3/7/2011).
Johar berharap minimal 12 klub yang bisa memenuhi persyaratan untuk menjadi klub profesional yang ditetapkan AFC diantaranya berbadan hukum dan punya laporan keuangan. “Saya harapkan di atas 12 klub (lolos verifikasi klub profesional). Karena minimal harus 12 klub untuk AFC memberikan izin untuk menggelar kompetisi,” kata ketua PSSI ini.
Ke depan semua saham PT liga akan dikembalikan kepada klub supaya klub-klub bisa terus hidup dan berkembang. “Kami akan merubah saham PT Liga. 90 pesen itu kompetisi milik klub, jadi akan kami kembalikan ke klub. Klub akan berebut cari posisi, karena semakin tinggi posisinya akan semakin besar mereka mendapatkan saham," paparnya.
“Semampunya, kita akan atur. Jangan sampai klub di Indonesia tidak terdaftar di AFC. Kita mau go internasional, kita mau profesional, dan kita mau maju. Kita mau mendapatkan sponsor dari luar. Untuk itu, kita harus memenuhi syarat-syarat itu,” kata Johar Arifin di Hotel Grand Sahid Jayab, Jakarta, Rabu (3/7/2011).
Johar berharap minimal 12 klub yang bisa memenuhi persyaratan untuk menjadi klub profesional yang ditetapkan AFC diantaranya berbadan hukum dan punya laporan keuangan. “Saya harapkan di atas 12 klub (lolos verifikasi klub profesional). Karena minimal harus 12 klub untuk AFC memberikan izin untuk menggelar kompetisi,” kata ketua PSSI ini.
Ke depan semua saham PT liga akan dikembalikan kepada klub supaya klub-klub bisa terus hidup dan berkembang. “Kami akan merubah saham PT Liga. 90 pesen itu kompetisi milik klub, jadi akan kami kembalikan ke klub. Klub akan berebut cari posisi, karena semakin tinggi posisinya akan semakin besar mereka mendapatkan saham," paparnya.
Malaysia Batal, Indonesia Kesulitan Uji Coba
Bola Indo - Tim nasional Indonesia dipastikan batal menggelar laga uji coba melawan Malaysia. Padahal, Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin sempat memastikan Malaysia akan menjadi lawan uji coba pertama Timnas pada 14 Agustus 2011.
"Mereka (Malaysia) tadi pagi mengabarkan untuk membatalkan laga uji coba 14 Agustus mendatang tanpa alasan yang jelas," ujar Koordinator Timnas yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI, Bob Hippy di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2011.
Sementara itu, rencana untuk menggelar uji coba melawan Australia belum mendapat kepastian. Karena hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari Australia terkait pengajuan dari PSSI. "Australia belum menjawab hingga saat ini," ujarnya.
Hingga saat ini, baru dua negara yang menyatakan kesediaan menggelar laga uji coba melawan Indonesia, yakni Korea Utara dan Oman. Namun sayangnya, kedua laga uji coba tersebut masih sulit untuk direalisasikan karena ada beberapa kendala yang mengganjal.
"Untuk Korea Utara, mereka yang menawarkan laga uji coba. Laga uji coba diperkirakan tanggal 15-18 Agustus. Tapi, kami masih melakukan negosiasi, karena fee yang mereka minta kami nilai masih kemahalan," ujarnya.
"Sedangkan untuk Oman, kami diminta untuk bermain di sana (Oman). Tapi, itu tidak mungkin dengan waktu yang singkat saat ini. Kami maunya bermain di sini (Indonesia)," papar Bob.
Bob pun berharap Timnas Indonesia segera mendapat kepastian untuk mendapatkan dua lawan uji coba. Hal ini mengingat Indonesia akan melakoni laga perdana yang sengit melawan Iran pada Putaran III Pra Piala Dunia 2014, 2 September mendatang.
"At least, Timnas harus menggelar laga ujicoba, 2 kali," tandas Bob.
"Mereka (Malaysia) tadi pagi mengabarkan untuk membatalkan laga uji coba 14 Agustus mendatang tanpa alasan yang jelas," ujar Koordinator Timnas yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI, Bob Hippy di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis 4 Agustus 2011.
Sementara itu, rencana untuk menggelar uji coba melawan Australia belum mendapat kepastian. Karena hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari Australia terkait pengajuan dari PSSI. "Australia belum menjawab hingga saat ini," ujarnya.
Hingga saat ini, baru dua negara yang menyatakan kesediaan menggelar laga uji coba melawan Indonesia, yakni Korea Utara dan Oman. Namun sayangnya, kedua laga uji coba tersebut masih sulit untuk direalisasikan karena ada beberapa kendala yang mengganjal.
"Untuk Korea Utara, mereka yang menawarkan laga uji coba. Laga uji coba diperkirakan tanggal 15-18 Agustus. Tapi, kami masih melakukan negosiasi, karena fee yang mereka minta kami nilai masih kemahalan," ujarnya.
"Sedangkan untuk Oman, kami diminta untuk bermain di sana (Oman). Tapi, itu tidak mungkin dengan waktu yang singkat saat ini. Kami maunya bermain di sini (Indonesia)," papar Bob.
Bob pun berharap Timnas Indonesia segera mendapat kepastian untuk mendapatkan dua lawan uji coba. Hal ini mengingat Indonesia akan melakoni laga perdana yang sengit melawan Iran pada Putaran III Pra Piala Dunia 2014, 2 September mendatang.
"At least, Timnas harus menggelar laga ujicoba, 2 kali," tandas Bob.
Mantan Pemain Tunggu Seleksi PSB
Pakuan Raya - Meskipun PSB bukanlah tim bonafit dan diperhatikan oleh pemerintah daerahnya, namun klub berjuluk Laskar Pakuan ini lumayan banyak peminatnya. Buktinya, beberapa pemain PSB yang pernah bermain di musim lalu, sudah mulai menanyakan kapan seleksi Divisi 1 PSB kembali dibuka. Pasalnya, hingga saat ini memang belum terlihat pergerakan dari PSB sendiri terkait wacana seleksi pemain PSB. Justru, yang terlihat usai bulan Ramadhan ini, PSB dan PSSI berencana menggelar kompetisi antar PS untuk menjaring pemain-pemain yang akan dipersiapkan untuk PSB. Jamaludin, salah satu gelandang PSB Divisi 1 musim lalu, misalnya. Ia justru menanyakan seleksi PSB kepada Pakar, karena hingga saat ini memang tidak pernah ada kabar dari PSB akan wacana seleksi.
"Usai membela PSB, saya memang tidak membela klub mana pun, terakhir saya mengikuti seleksi Bogor Raya, saya sempat lolos hingga putaran terakhir, namun karena hasrat saya untuk bermain di klub PSSI masih besar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri, hingga saat ini saya masih berharap memperkuat PSB, makanya saya masih menunggu kapan seleksi pemain PSB digulirkan," ujar Jamal kepada Pakar, baru-baru ini.
Sama halnya dengan Jamaludin, Asharudin, mantan pemain Bogor Raya juga menanyakan kapan seleksi PSB kepada Pakar. Pria yang kerap di sapa Black oleh rekan-rekannya musim lalu memang salah satu pemain inti bersama Jamal di PSB. Kendati PSB belum mampu lolos ke babak penyisihan di Blitar, Ia kembali mencari klub baru, dan pilihannya jatuh ke Bogor Raya FC. Berada di bawah naungan LPI, beberapa kali Black kerap masuk ke daftar line up utama. Namun, entah kenapa memasuki putaran kedua, nama Asharudin mendadak dicoret dengan alasan dalam tim Bogor Raya akan mengalami perombakan total untuk memperbaiki posisi klasemen yang pada waktu itu masih menempati posisi ke 13. Karena, keinginannya untuk tetap bermain di Bogor, Ia berharap PSB masih bisa memberikan ruang baginya.
"Saya sudah cocok dengan atmosfer Bogor, saya berharap masih bisa bermain di klub Bogor, entah PSB atau Persikabo," tukasnya.
"Usai membela PSB, saya memang tidak membela klub mana pun, terakhir saya mengikuti seleksi Bogor Raya, saya sempat lolos hingga putaran terakhir, namun karena hasrat saya untuk bermain di klub PSSI masih besar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri, hingga saat ini saya masih berharap memperkuat PSB, makanya saya masih menunggu kapan seleksi pemain PSB digulirkan," ujar Jamal kepada Pakar, baru-baru ini.
Sama halnya dengan Jamaludin, Asharudin, mantan pemain Bogor Raya juga menanyakan kapan seleksi PSB kepada Pakar. Pria yang kerap di sapa Black oleh rekan-rekannya musim lalu memang salah satu pemain inti bersama Jamal di PSB. Kendati PSB belum mampu lolos ke babak penyisihan di Blitar, Ia kembali mencari klub baru, dan pilihannya jatuh ke Bogor Raya FC. Berada di bawah naungan LPI, beberapa kali Black kerap masuk ke daftar line up utama. Namun, entah kenapa memasuki putaran kedua, nama Asharudin mendadak dicoret dengan alasan dalam tim Bogor Raya akan mengalami perombakan total untuk memperbaiki posisi klasemen yang pada waktu itu masih menempati posisi ke 13. Karena, keinginannya untuk tetap bermain di Bogor, Ia berharap PSB masih bisa memberikan ruang baginya.
"Saya sudah cocok dengan atmosfer Bogor, saya berharap masih bisa bermain di klub Bogor, entah PSB atau Persikabo," tukasnya.
Ambisi Tukangi PSB Bogor
Pakuan Raya - Kendati Ketua Umum PSB Bambang Gunawan (BG), bertekad akan menggunakan pelatih lokal untuk menangani PSB di kompetisi Divisi 1 musim depan, ternyata mantan pelatih PSB musim lalu, Kustiono masih berambisi untuk kembali menukangi tim berjuluk Laskar Pakuan tersebut. Melalui pesan singkatnya kepada Pakar, Ia berharap jajaran manajemen PSB masih bisa memberikan kesempatan kepadanya untuk memperbaiki prestasi PSB yang sempat terpuruk di musim lalu.
"Jujur saya masih ingin menangani PSB musim depan, saya lihat sekarang ini PSB sedang dalam kondisi yang kondusif tidak seperti musim lalu, ya kalau masih diberi kesempatan dan kepercayaan untuk kembali menangani PSB saya dengan senang hati sangat menerima," ujar Kustiono lewat pesan pendeknya kepada Pakar, kemarin.
Pria yang pernah menukangi PSMS Medan ini yakin, jika PSB dalam kondisi yang kondusif ditambah skuad pemain yang mumpuni seperti musim kemarin, PSB bisa mewujudkan impian mereka untuk naik kasta ke Divisi Utama.
"Musim kemarin, sebenarnya skuad kita sudah sangat bagus, dari lima pertandingan kita sebenarnya hanya kalah satu kali, seri dua kali, dan menang sekali, dan menurutnya saya kita bisa memenangkan pertandingan tersebut asalkan faktor non teknis tak membayang-bayangi kita, makanya jika beri dikesempatan oleh PSB, saya ingin memperbaiki semua itu," bebernya.
Namun, apakah impian pria asal Medan ini dapat terwujud? Ya, kecil kemungkinan Kustiono kembali menangani PSB. Pasalnya, jika melihat hasil pertandingan musim lalu, dan minimnya dana yang dihibahkan untuk PSB musim ini, dikhawatirkan PSB tidak mampu membayar gaji pelatih dari luar. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa BG lebih memilih mempercayakan PSB pada pelatih lokal.
Berbicara mengenai pelatih lokal, bisa dibilang hingga saat ini belum ada satu pelatih lokal di Bogor yang mampu membawa timnya menjadi juara dalam sebuah kompetisi tingkat nasional. Lalu, dengan keinginan kuat BG yang lebih percaya pada pelatih lokal untuk melatih PSB, mampukah BG kembali membawa masa kejayaan PSB yang sudah lama hampir tak terdengar?. Jawaban tersebut dapat terjawab saat kompetisi Divisi 1 bergulir, dan masyarakat bisa menilai apakah keputusan BG tersebut tepat atau justru semakin membenamkan PSB ke kasta yang lebih rendah.
"Jujur saya masih ingin menangani PSB musim depan, saya lihat sekarang ini PSB sedang dalam kondisi yang kondusif tidak seperti musim lalu, ya kalau masih diberi kesempatan dan kepercayaan untuk kembali menangani PSB saya dengan senang hati sangat menerima," ujar Kustiono lewat pesan pendeknya kepada Pakar, kemarin.
Pria yang pernah menukangi PSMS Medan ini yakin, jika PSB dalam kondisi yang kondusif ditambah skuad pemain yang mumpuni seperti musim kemarin, PSB bisa mewujudkan impian mereka untuk naik kasta ke Divisi Utama.
"Musim kemarin, sebenarnya skuad kita sudah sangat bagus, dari lima pertandingan kita sebenarnya hanya kalah satu kali, seri dua kali, dan menang sekali, dan menurutnya saya kita bisa memenangkan pertandingan tersebut asalkan faktor non teknis tak membayang-bayangi kita, makanya jika beri dikesempatan oleh PSB, saya ingin memperbaiki semua itu," bebernya.
Namun, apakah impian pria asal Medan ini dapat terwujud? Ya, kecil kemungkinan Kustiono kembali menangani PSB. Pasalnya, jika melihat hasil pertandingan musim lalu, dan minimnya dana yang dihibahkan untuk PSB musim ini, dikhawatirkan PSB tidak mampu membayar gaji pelatih dari luar. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa BG lebih memilih mempercayakan PSB pada pelatih lokal.
Berbicara mengenai pelatih lokal, bisa dibilang hingga saat ini belum ada satu pelatih lokal di Bogor yang mampu membawa timnya menjadi juara dalam sebuah kompetisi tingkat nasional. Lalu, dengan keinginan kuat BG yang lebih percaya pada pelatih lokal untuk melatih PSB, mampukah BG kembali membawa masa kejayaan PSB yang sudah lama hampir tak terdengar?. Jawaban tersebut dapat terjawab saat kompetisi Divisi 1 bergulir, dan masyarakat bisa menilai apakah keputusan BG tersebut tepat atau justru semakin membenamkan PSB ke kasta yang lebih rendah.
Klub Profesional Wajib Berbadan Hukum
Pakuan Raya - Enam perwakilan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang diundang untuk mengikuti Workshop PSSI telah datang ke Indonesia Rabu (3/8), sore kemarin. Kedatangan mereka untuk menyampaikan standar dan format kompetisi musim depan yang dihadiri oleh klub-klub professional di Indonesia.
Workshop yang digelar di Hotel Sahid Jakarta ini, diharapkan dapat memberi gambaran jelas mengenai format kompetisi Liga Indonesia musim depan.
Selain itu, dari kegiatan itu, diharapkan PSSI mendapatkan masukan-masukan maupun format kompetisi yang tepat untuk kompetisi di Indonesia sesuai dengan aturan AFC maupun FIFA.
Media Officer PSSI Asep Saputra mengatakan bahwa enam wakil AFC yang hadir adalah Suzuki Tokuaki (Direktur Kompetisi AFC), Maksat Klych Mamedov (Manajer Pengembangan Sepakbola Profesional AFC), Alisher Nikimbaev (Manajer Riset dan Penilaian Sepakbola Profesional AFC), Benjamin Tan (Manajer Kompetisi AFC), Mahajan Vasudevan Nair (Departemen Legal AFC) dan Avin Tee Er Wee (Ofisial AFC).
Dengan didapatkannya format kompetisi musim depan, diharapkan kompetisi di Indonesia tidak akan tertinggal dengan sistem kompetisi di negara-negara yang lain. Koordinator Bidang Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus diberi kesempatan untuk memberikan presentasi pada "AFC Club Assessment Workshop". Dalam bahan presentrasinya, Sihar menyebutkan bahwa klub-klub yang mengikuti kompetisi nasional sebaiknya sudah berbadan hukum.
Sihar menjelaskan, status badan hukum sebuah klub merupakan satu dari lima aspek profesional yang harus dipenuhi oleh klub yang akan berlaga di liga profesional pada musim depan. Kelima aspek itu meliputi, aspek sporting, legal, keuangan, infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Ketentuan klub sebagai badan hukum menurut Sihar juga sudah mulai disosialisasikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun menurut Sihar, hingga saat ini baru 7 klub yang sudah mendapat pengesahaan dari Menkumham. Seluruhnya adalah klub ISL, yakni Bontang FC, Persijap, Arema, Pelita, PSPS, Sriwijaya FC, dan Persiwa.
Sedangkan beberapa klub ISL lainnya masih sedang dalam proses menuju badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
"Hasil yang diharapkan setelah Workshop ini adalah mewajibkan semua klub sepakbola memiliki badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi atau Yayasan," tulis Sihar pada bahan presentasinya. AFC Club Assessment Workshop diikuti oleh klub-klub dari Divisi Utama, Liga Super Indonesia (ISL), Liga Primer Indonesia (LPI), dan Pengprov PSSI.
Workshop yang digelar di Hotel Sahid Jakarta ini, diharapkan dapat memberi gambaran jelas mengenai format kompetisi Liga Indonesia musim depan.
Selain itu, dari kegiatan itu, diharapkan PSSI mendapatkan masukan-masukan maupun format kompetisi yang tepat untuk kompetisi di Indonesia sesuai dengan aturan AFC maupun FIFA.
Media Officer PSSI Asep Saputra mengatakan bahwa enam wakil AFC yang hadir adalah Suzuki Tokuaki (Direktur Kompetisi AFC), Maksat Klych Mamedov (Manajer Pengembangan Sepakbola Profesional AFC), Alisher Nikimbaev (Manajer Riset dan Penilaian Sepakbola Profesional AFC), Benjamin Tan (Manajer Kompetisi AFC), Mahajan Vasudevan Nair (Departemen Legal AFC) dan Avin Tee Er Wee (Ofisial AFC).
Dengan didapatkannya format kompetisi musim depan, diharapkan kompetisi di Indonesia tidak akan tertinggal dengan sistem kompetisi di negara-negara yang lain. Koordinator Bidang Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus diberi kesempatan untuk memberikan presentasi pada "AFC Club Assessment Workshop". Dalam bahan presentrasinya, Sihar menyebutkan bahwa klub-klub yang mengikuti kompetisi nasional sebaiknya sudah berbadan hukum.
Sihar menjelaskan, status badan hukum sebuah klub merupakan satu dari lima aspek profesional yang harus dipenuhi oleh klub yang akan berlaga di liga profesional pada musim depan. Kelima aspek itu meliputi, aspek sporting, legal, keuangan, infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Ketentuan klub sebagai badan hukum menurut Sihar juga sudah mulai disosialisasikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun menurut Sihar, hingga saat ini baru 7 klub yang sudah mendapat pengesahaan dari Menkumham. Seluruhnya adalah klub ISL, yakni Bontang FC, Persijap, Arema, Pelita, PSPS, Sriwijaya FC, dan Persiwa.
Sedangkan beberapa klub ISL lainnya masih sedang dalam proses menuju badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
"Hasil yang diharapkan setelah Workshop ini adalah mewajibkan semua klub sepakbola memiliki badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi atau Yayasan," tulis Sihar pada bahan presentasinya. AFC Club Assessment Workshop diikuti oleh klub-klub dari Divisi Utama, Liga Super Indonesia (ISL), Liga Primer Indonesia (LPI), dan Pengprov PSSI.
Persikabo U-15 Fokus Latihan Teknik
Pakuan Raya - Kendati kompetisi Liga Medco U-15 baru akan digulirkan pada September nanti, Persikabo U-15 tetap mempersiapakan diri. Sebagai bentuk kesiapannya, mulai pekan depan tim yang di asrsiteki Yayan Mulyana ini akan mulai menggelar latihan rutin mulai tanggal 9 Agustus mendatang. "Meski waktu kompetisi masih jauh, kami tetap mempersiapkan diri, dan ini merupakan bentuk profesionalisme dan keseriusan kami menghadapi kompetisi,"kata Yayan Mulyana kepada Pakar, kemarin.
Dijelaskannya, sejak awal ramadhan lalu, sebanyak 30 orang pemain yang menghuni skuad Persikabo U-15 di pulangkan kerumahnya masing-masing untuk berkumpul dan berisitirahat bersama keluarganya.
"Mereka akan kami panggil lagi satu hari sebelum latihan rutin dimulai lagi,"jelasnya. Lebih lanjut, saat menggelar latihan nanti, dirinya tidak akan memberikan porsi latihan yang berat kepada para pemain. "Kita sesuaikan dengan kondisi, latihan akan dimulai jam 4 sore dengan mengutamakan kepada teknik passing, driblling dan shooting,"tandas Yayan.
Disisi lain, Yayan mengakui, jika sampai saat ini timnya masih kesulitan mencari seorang pemain yang berperan mengatur ritme permainan (playmaker). Dia mengatakan, posisi pengatur ritme permainan sangat krusial perannya didalam tubuh tim, karena itu saat ini dirinya dan jajaran pelatih sedang memantau pemain yang tepat untuk mengisi pos itu.
"Kami masih mencari-cari, sekarang masih ada dua nama yang akan kita pertimbangkan untuk posisi itu,"akunya. Persikabo U-15 saat ini menjadi tumpuan harapan pencinta sepakbola Kabupaten Bogor meraih prestasi. Sebelumnya Persikabo U-18 yang ditargetkan membawa Piala Suratin ke bumi tegar beriman gagal karena disingkirkan Persikab banging di babak semifinal. Sementara Persikabo senior gagal total mengarungi kompetisi Divisi Utama.
Dijelaskannya, sejak awal ramadhan lalu, sebanyak 30 orang pemain yang menghuni skuad Persikabo U-15 di pulangkan kerumahnya masing-masing untuk berkumpul dan berisitirahat bersama keluarganya.
"Mereka akan kami panggil lagi satu hari sebelum latihan rutin dimulai lagi,"jelasnya. Lebih lanjut, saat menggelar latihan nanti, dirinya tidak akan memberikan porsi latihan yang berat kepada para pemain. "Kita sesuaikan dengan kondisi, latihan akan dimulai jam 4 sore dengan mengutamakan kepada teknik passing, driblling dan shooting,"tandas Yayan.
Disisi lain, Yayan mengakui, jika sampai saat ini timnya masih kesulitan mencari seorang pemain yang berperan mengatur ritme permainan (playmaker). Dia mengatakan, posisi pengatur ritme permainan sangat krusial perannya didalam tubuh tim, karena itu saat ini dirinya dan jajaran pelatih sedang memantau pemain yang tepat untuk mengisi pos itu.
"Kami masih mencari-cari, sekarang masih ada dua nama yang akan kita pertimbangkan untuk posisi itu,"akunya. Persikabo U-15 saat ini menjadi tumpuan harapan pencinta sepakbola Kabupaten Bogor meraih prestasi. Sebelumnya Persikabo U-18 yang ditargetkan membawa Piala Suratin ke bumi tegar beriman gagal karena disingkirkan Persikab banging di babak semifinal. Sementara Persikabo senior gagal total mengarungi kompetisi Divisi Utama.
Langganan:
Postingan (Atom)