Pelatih Persikabo, Suimin Diharja membuat kejutan pada laga kandang ketiga Persikabo melawan PSSB Bireun, Sabtu (11/2) lalu. Setelah sebelumnya tidak pernah menurunkan para punggawa muda untuk masuk dalam starter line-up, secara mengejutkan mantan pelatih Persitara Jakarta Utara ini menurunkan pemain mudanya, Andi Sofyan.
Suimin yang mempercayakan barisan lini depan kepada mantan pemain PSB Suratin tahun 2008 ini, memang tidak salah memilih Andi Sofyan. Debut perdana Andi di Kompetisi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) memang tak mengecewakan. Buktinya beberapa peluang gol sering kali diciptakan pesepakbola asal Gunung Putri ini. Walaupun pada akhirnya, belum bisa dikonversikan menjadi sebuah gol.
Kecepatannya dalam mengontrol bola di lapangan hijau, dan memberikan umpan dari sayap membuat pemain yang juga sempat dipanggil PSSI untuk mengikuti seleksi timnas U-21 ini dimainkan 90 menit penuh.
Ya, Suimin Diharja beberapa waktu lalu memang pernah berjanji untuk menurunkan pemain mudanya jika kondisi tim sudah stabil, dan laga keenam Persikabo dirasanya cukup pantas untuk menguji mental bertanding Andi. Hasilnya Andi memang tampil cukup percaya diri, dan mampu mengimbangi para seniornya di Persikabo.
"Secara keseluruhan penampilan Persikabo kemarin tidak mengecewakan, para pemain sudah bisa menerapkan taktik yang Abang mau, termasuk para pemain muda kita. Mereka pemain muda yang Abang turunkan memang sudah sepantasnya mendapat kesempatan, hal itu tak lepas dari usaha keras mereka selama latihan, hasilnya bisa lihat sendiri," ujar Suimin.
Ia berharap masuknya Andi dalam starter line-up bisa dijadikan motivasi pemain muda lainnya agar bisa lebih bekerja keras lagi pada saat latihan.
(pakuanraya)
Senin, 13 Februari 2012
Keputusan Kontroversial, Persikabo Minta PSSI Evaluasi Wasit
Tim Persikabo kecewa berat. Bendera Fair-Play yang selalu dikibarkan di awal pertandingan laga Divisi Utama, Liga Prima Sportindo (LPIS) ternoda keputusan kontroversial wasit asal Bantul, M.Nur Muikhinfar yang memberikan penalti kepada PSSB Bireun, pada pertandingan di Stadion Persikabo, Cibinong, Sabtu (11/2) lalu.
Hadiah penalti yang mengundang emosi para pemain termasuk pelatih Suimin Diharja di menit ke-88 ini membuat Laskar Kota Juang berhasil menahan imbang Persikabo yang sempat unggul sementara dengan skor 2-1.
Keputusan yang menuai protes dari para pemain Persikabo pun membuat pertandingan sempat terhenti sejenak. Bona dan kawan-kawan langsung menghampiri wasit karena tak terima dengan keputusan yang membiarkan situasi dimana seharusnya bola fair-Play kembali diberikan untuk tim Persikabo, justru dimanfaatkan menjadi peluang gol PSSB Bireun.
Suimin Diharja yang sempat naik darah dan menghampiri wasit diakhir pertandingan mengungkapkan rasa kekecewaanya. Mantan pelatih Persijap Jepara ini mengaku sangat kecewa dengan PSSI yang mengirimkan wasit tak berkompeten dalam memimpin jalannya pertandingan.
"Skor kemarin sepertinya sudah direncanakan wasit, katanya kita disuruh bermain fair play, tapi kenyataanya bukan pertandingan fair play yang kita dapatkan, kami semua kecewa, bukan hanya kecewa terhadap wasit, tapi juga kepada PSSI yang menugaskan wasit tak berkompeten dalam memimpin pertandingan, kalau begini trus bagaimana kita mau menghormati PSSI," ujar Suimin, Minggu (12/2).
Suimin yang kecewa berat dengan kapasitas wasit Divisi Utama IPL ini berharap PSSI bisa segera dievaluasi. Ia pun meminta perwakilan dari PSSI bisa datang langsung untuk menyaksikan pertandingan Divisi Utama IPL supaya bisa mengetahui kinerja dari wasit yang mereka kirimkan tersebut.
"Saya berharap ada perubahan, PSSI juga harusnya bisa melihat sendiri kejadian-kejadian seperti ini, sehingga mereka bisa segera mengevaluasi kinerja para wasit mereka, kalau niat fair play ya harus total, jangan kirimkan wasit yang tidak tahu aturan sepakbola untuk pimpin pertandingan," pungkasnya.
Pada kesempatan terpisah, Pelatih PSSB Bireuen Bachtiar Juli yang dicecar pertanyaan soal proses gol kedua yang mencerminkan tindakan tidak fair-play tersebut tak mau ambil pusing dan lebih menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada wasit.
"Kita tidak mungkin protes dengan keputusan wasit, atas keputusan bola fair play atau tidak itu semua kan keputusan wasit, dan kita tidak menganggap keputusan wasit adalah hadiah bagi kami," pungkasnya.
Dalam pertandingan yang hanya ditonton ratusan Kabomania tersebut, Cyril yang baru tampil setelah didera cedera yang cukup parah berhasil menciptakan dua gol di menit ke 40, dan menit 45. Gol balasan dari PSSB Bireun diciptakan di menit ke 75 lewat tendangan Revaldi, dan hingga akhirnya wasit memberikan penalti kepada anak asuh Bachtiar July yang kemudian dieksekusi kapten PSSB Bireun, Muarif di menit ke-88, sehingga skor akhir pertandingan 2-2.
(pakuanraya)
Hadiah penalti yang mengundang emosi para pemain termasuk pelatih Suimin Diharja di menit ke-88 ini membuat Laskar Kota Juang berhasil menahan imbang Persikabo yang sempat unggul sementara dengan skor 2-1.
Keputusan yang menuai protes dari para pemain Persikabo pun membuat pertandingan sempat terhenti sejenak. Bona dan kawan-kawan langsung menghampiri wasit karena tak terima dengan keputusan yang membiarkan situasi dimana seharusnya bola fair-Play kembali diberikan untuk tim Persikabo, justru dimanfaatkan menjadi peluang gol PSSB Bireun.
Suimin Diharja yang sempat naik darah dan menghampiri wasit diakhir pertandingan mengungkapkan rasa kekecewaanya. Mantan pelatih Persijap Jepara ini mengaku sangat kecewa dengan PSSI yang mengirimkan wasit tak berkompeten dalam memimpin jalannya pertandingan.
"Skor kemarin sepertinya sudah direncanakan wasit, katanya kita disuruh bermain fair play, tapi kenyataanya bukan pertandingan fair play yang kita dapatkan, kami semua kecewa, bukan hanya kecewa terhadap wasit, tapi juga kepada PSSI yang menugaskan wasit tak berkompeten dalam memimpin pertandingan, kalau begini trus bagaimana kita mau menghormati PSSI," ujar Suimin, Minggu (12/2).
Suimin yang kecewa berat dengan kapasitas wasit Divisi Utama IPL ini berharap PSSI bisa segera dievaluasi. Ia pun meminta perwakilan dari PSSI bisa datang langsung untuk menyaksikan pertandingan Divisi Utama IPL supaya bisa mengetahui kinerja dari wasit yang mereka kirimkan tersebut.
"Saya berharap ada perubahan, PSSI juga harusnya bisa melihat sendiri kejadian-kejadian seperti ini, sehingga mereka bisa segera mengevaluasi kinerja para wasit mereka, kalau niat fair play ya harus total, jangan kirimkan wasit yang tidak tahu aturan sepakbola untuk pimpin pertandingan," pungkasnya.
Pada kesempatan terpisah, Pelatih PSSB Bireuen Bachtiar Juli yang dicecar pertanyaan soal proses gol kedua yang mencerminkan tindakan tidak fair-play tersebut tak mau ambil pusing dan lebih menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada wasit.
"Kita tidak mungkin protes dengan keputusan wasit, atas keputusan bola fair play atau tidak itu semua kan keputusan wasit, dan kita tidak menganggap keputusan wasit adalah hadiah bagi kami," pungkasnya.
Dalam pertandingan yang hanya ditonton ratusan Kabomania tersebut, Cyril yang baru tampil setelah didera cedera yang cukup parah berhasil menciptakan dua gol di menit ke 40, dan menit 45. Gol balasan dari PSSB Bireun diciptakan di menit ke 75 lewat tendangan Revaldi, dan hingga akhirnya wasit memberikan penalti kepada anak asuh Bachtiar July yang kemudian dieksekusi kapten PSSB Bireun, Muarif di menit ke-88, sehingga skor akhir pertandingan 2-2.
(pakuanraya)
Manajemen Siap Layangkan Surat Protes
Keputusan kontroversial wasit yang memimpin jalannya pertandingan pada laga lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) antara Persikabo vs PSSB Bireun, Sabtu lalu sehingga membuat Persikabo kehilangan poin penuh di laga keenam, bakal ditindaklanjuti Manajemen Laskar Pajajaran.
COO Persikabo, Rudi Ferdian berjanji bakal mengajukan surat protes kepada PSSI atas keputusan wasit yang merugikan tersebut.
"Kita akan mencoba untuk melayangkan surat protes kepada PSSI, meskipun sebenarnya kurang berpengaruh terhadap hasil akhir dari pertandingan kemarin, itu sebagai bentuk protes kita dengan perangkat pertandingan yang kurang berkompeten untuk memimpin sebuah pertandingan," ungkap Rudi Ferdian, kemarin.
Pengusaha asal Bogor ini pun mengaku kecewa dengan hasil pertandingan kemarin. Bukan kecewa mengenai performa pertandingan anak asuh Suimin Diharja, melainkan kinerja wasit yang menurutnya kurang berkompeten. Ia berharap agar PSSI bisa membuka mata dan membenahi perangkat pertandingan yang mereka sediakan untuk memimpin laga di kompetisi Divisi Utama.
"Kalau kualitas wasitnya seperti itu, dunia persepakbolaan di Indonesia tidak akan pernah maju sampai kapanpun, ya kita akan tetap jalan di tempat seperti sekarang ini. Tolong lah kepada PSSI agar segera mengevaluasi wasit pertandingan, jangan sampai integritas PSSI turun hanya karena kualitas wasit yang meragukan seperti kemarin," ujarnya.
Senada dengan Rudi, Direktur Operasional Persikabo, Rendie Arindra pun mengaku sangat kecewa. Ia bahkan enggan berkomentar usai menyaksikan laga antara Persikabo kontra Bireun yang berakhir dengan skor imbang 2-2 tersebut. Hanya saja, via ponselnya, Ia menyatakan bahwa Persikabo berencana untuk mengirim protes mengenai kepemimpinan wasit dan tim PSSB Bireuen yang tidak menghargai Fair-Play.
"Hal ini kami lakukan semata-mata untuk kemajuan sepakbola Indonesia." tegasnya.
Sementara itu, beberapa Kabomania berharap agar Persikabo juga dapat bersikap tegas dengan keputusan Manajemen untuk mengajukan surat protes. Tak hanya itu, jika PSSI tak juga merespon surat protes tersebut, Kabomania berharap agar Persikabo bisa segera mengambil sikap.
"Dua kali kita tidak mendapat perlakuan wasit, manajemen Persikabo harus tegas, jika PSSI tidak merespon, segera ambil sikap, misalnya saja pindah ISL, apalagi dengan situasi seperti ini, jangan sampai kita diakali wasit untuk yang ketiga kalinya, kami Kabomania yang datang langsung ke stadion tidak rela," tutur Muhammad Ridwan, Kabomania Tajur.
(pakuanraya)
COO Persikabo, Rudi Ferdian berjanji bakal mengajukan surat protes kepada PSSI atas keputusan wasit yang merugikan tersebut.
"Kita akan mencoba untuk melayangkan surat protes kepada PSSI, meskipun sebenarnya kurang berpengaruh terhadap hasil akhir dari pertandingan kemarin, itu sebagai bentuk protes kita dengan perangkat pertandingan yang kurang berkompeten untuk memimpin sebuah pertandingan," ungkap Rudi Ferdian, kemarin.
Pengusaha asal Bogor ini pun mengaku kecewa dengan hasil pertandingan kemarin. Bukan kecewa mengenai performa pertandingan anak asuh Suimin Diharja, melainkan kinerja wasit yang menurutnya kurang berkompeten. Ia berharap agar PSSI bisa membuka mata dan membenahi perangkat pertandingan yang mereka sediakan untuk memimpin laga di kompetisi Divisi Utama.
"Kalau kualitas wasitnya seperti itu, dunia persepakbolaan di Indonesia tidak akan pernah maju sampai kapanpun, ya kita akan tetap jalan di tempat seperti sekarang ini. Tolong lah kepada PSSI agar segera mengevaluasi wasit pertandingan, jangan sampai integritas PSSI turun hanya karena kualitas wasit yang meragukan seperti kemarin," ujarnya.
Senada dengan Rudi, Direktur Operasional Persikabo, Rendie Arindra pun mengaku sangat kecewa. Ia bahkan enggan berkomentar usai menyaksikan laga antara Persikabo kontra Bireun yang berakhir dengan skor imbang 2-2 tersebut. Hanya saja, via ponselnya, Ia menyatakan bahwa Persikabo berencana untuk mengirim protes mengenai kepemimpinan wasit dan tim PSSB Bireuen yang tidak menghargai Fair-Play.
"Hal ini kami lakukan semata-mata untuk kemajuan sepakbola Indonesia." tegasnya.
Sementara itu, beberapa Kabomania berharap agar Persikabo juga dapat bersikap tegas dengan keputusan Manajemen untuk mengajukan surat protes. Tak hanya itu, jika PSSI tak juga merespon surat protes tersebut, Kabomania berharap agar Persikabo bisa segera mengambil sikap.
"Dua kali kita tidak mendapat perlakuan wasit, manajemen Persikabo harus tegas, jika PSSI tidak merespon, segera ambil sikap, misalnya saja pindah ISL, apalagi dengan situasi seperti ini, jangan sampai kita diakali wasit untuk yang ketiga kalinya, kami Kabomania yang datang langsung ke stadion tidak rela," tutur Muhammad Ridwan, Kabomania Tajur.
(pakuanraya)
Persikabo Layangkan Protes
Manajemen Persikabo Bogor mengirimkan surat protes, Senin (13/2), ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang ditunjuk PSSI mengelola kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011-2012. Protes tersebut atas keputusan wasit M.Nur Mulkhinfar dari Bantul yang tetap menunjuk penalti menit ke-85 untuk PSSB Bireuen. Seperti disebutkan sebelumnya, PSSB mencetak gol penyama 2-2 dari bola fairplay. Persikabo yang memimpin 2-1 akhirnya bermain draw 2-2 di Stadion Persikabo, Sabtu (11/2). Hasil draw ini tak mengubah klasemen sementara dengan tetap di peringkat ketiga.
“Tak hanya wasit, PSSB juga tidak fairplay makanya kami kirim protes,” ujar Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra. Ini terlihat dari sikap kapten PSSB, Muarif yang tetap mengambil hadiah penalti.
Padahal pemain Persikabo protes, Kabomania bingung dan penonton heran seraya mencibir. Usai laga, pemain PSSB dengan bangga melakukan sujud syukur. Tapi tak biasanya, pelatih Suimin Diharja marah sekali dan langsung menghampiri wasit. “Sudah tak betul. Itu bola fairplay,” ucapnya. Pelatih yang sudah malang-melintang di dunia sepakbola merasa ‘dikerjain’ meski Persikabo tampil di kandang sendiri.
Namun angkat topi untuk publik sepakbola Kabupaten Bogor yang tetap bersikap dewasa. Tak ada lemparan terhadap pemain, dan ofisial PSSB, serta wasit. Meski proses terjadinya gol mestinya tak ada pelanggaran yang menyebabkan penalti. Situasi dimana seharusnya bola fairplay kembali diberikan untuk Persikabo, malah berbalik dimanfaatkan menjadi gol oleh Bireuen. “PSSI mestinya tak mengirim wasit yang kapasitasnya memalukan,” ungkap Suimin.
Direktur Utama Persikabo, Rudi Ferdian juga tak percaya. Bola fairplay ke area pertahanan Persikabo diambil penyerang PSSB, Jawalandi, namun saat dihadang Dian Irawan, justeru wasit menunjuk titik putih dan dieksekusi Muarif. “Ya, protes dilakukan untuk pembelajaran,” kata dia dimana Persikabo selama ini mengikuti aturan PSSI dan menghormati sportivitas dan sikap fairplay. “Itu keputusan kepada wasit,” sambung pelatih PSSB, Bachtiar Juli yang membantah telah main mata dengan pengadil lapangan. “Hasil ini bukan hadiah, tapi berkat permainan yang bagus. Kami main bagus, begitu juga Persikabo.”
Namun Persikabo pada laga sebelumnya di kandang lawan, juga dikecewakan wasit Srimitro dari Medan saat turun di Stadion Tunas Bangsa, Aceh Utara, Jumat (27/1). Gol kemenangan PSLS Lhokseumawe 1-0 diperoleh ketika Raul Carlos sudah dalam posisi offside dan bola yang memantul dikontrol tangannya. Namun anehnya wasit tetap mensahkan gol itu.
(jurnalbogor)
“Tak hanya wasit, PSSB juga tidak fairplay makanya kami kirim protes,” ujar Direktur Operasional Persikabo, Rhendie Arindra. Ini terlihat dari sikap kapten PSSB, Muarif yang tetap mengambil hadiah penalti.
Padahal pemain Persikabo protes, Kabomania bingung dan penonton heran seraya mencibir. Usai laga, pemain PSSB dengan bangga melakukan sujud syukur. Tapi tak biasanya, pelatih Suimin Diharja marah sekali dan langsung menghampiri wasit. “Sudah tak betul. Itu bola fairplay,” ucapnya. Pelatih yang sudah malang-melintang di dunia sepakbola merasa ‘dikerjain’ meski Persikabo tampil di kandang sendiri.
Namun angkat topi untuk publik sepakbola Kabupaten Bogor yang tetap bersikap dewasa. Tak ada lemparan terhadap pemain, dan ofisial PSSB, serta wasit. Meski proses terjadinya gol mestinya tak ada pelanggaran yang menyebabkan penalti. Situasi dimana seharusnya bola fairplay kembali diberikan untuk Persikabo, malah berbalik dimanfaatkan menjadi gol oleh Bireuen. “PSSI mestinya tak mengirim wasit yang kapasitasnya memalukan,” ungkap Suimin.
Direktur Utama Persikabo, Rudi Ferdian juga tak percaya. Bola fairplay ke area pertahanan Persikabo diambil penyerang PSSB, Jawalandi, namun saat dihadang Dian Irawan, justeru wasit menunjuk titik putih dan dieksekusi Muarif. “Ya, protes dilakukan untuk pembelajaran,” kata dia dimana Persikabo selama ini mengikuti aturan PSSI dan menghormati sportivitas dan sikap fairplay. “Itu keputusan kepada wasit,” sambung pelatih PSSB, Bachtiar Juli yang membantah telah main mata dengan pengadil lapangan. “Hasil ini bukan hadiah, tapi berkat permainan yang bagus. Kami main bagus, begitu juga Persikabo.”
Namun Persikabo pada laga sebelumnya di kandang lawan, juga dikecewakan wasit Srimitro dari Medan saat turun di Stadion Tunas Bangsa, Aceh Utara, Jumat (27/1). Gol kemenangan PSLS Lhokseumawe 1-0 diperoleh ketika Raul Carlos sudah dalam posisi offside dan bola yang memantul dikontrol tangannya. Namun anehnya wasit tetap mensahkan gol itu.
(jurnalbogor)
Langganan:
Postingan (Atom)