MANAJER Persikabo, Mas’an Djajuli tersulut emosinya ketika mendengar surat pemecatan Nanmi Hughes dan Boumsong ternyata belum sampai ke PSSI. Ia mengaku sudah menandatangani surat itu dua minggu yang lalu. Kemudian surat tersebut diberikan kepada salah satu manajemen lainnya dengan tujuan akhir PSSI. Namun ternyata surat itu malah jatuh ke tangan agen yang mensponsori Boumsong dan Nanmi.
“Agen pasti merobek surat itulah. Tidak akan disampaikan kepada PSSI. Karena dia ingin pemain bawaannya tetap bermain di Persikabo dan tidak dipecat. Saya kaget, saat agen Eduard dan Emeka mendaftarkan pemain ke PSSI, mereka terganjal Nanmi dan Boumsong. PSSI mengaku belum mendapatkan suratnya. Sementara pemain baru belum bisa didaftarkan, sebelum yang lama resmi dicoret. Ini cukup bikin pusing juga, karena waktu udah mepet sekali. Pusing saya,” curhatnya ketika dihubungi Pakar via ponsel, kemarin.
Lelaki yang mempunyai julukan Raja Midas itu mengaku akhirnya menyelesaikan semua masalah administrasi tersebut sendiri. Ia juga mengaku kerepotan dengan terhentinya aktivitas PSSI karena banyak aksi demonstrasi. Sehingga tidak memungkinkan baginya berinteraksi langsung dengan kantor pusat tersebut.
“Ramai sekali tadi di PSSI, jadi tidak bisa mengurus langsung. Saya langsung menghubungi orang PSSI ke sana sini dan akhirnya mereka bisa menerima surat tersebut melalui faksimili. Bagaimana saya tidak jadi manajer tukang cukur kalau begini caranya? Kalau sudah mepet kan harus turun tangan langsung. Untung saya manajer tukang cukur jadi Alhamdulillah semua bisa diatasi,”tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar