Bola.net - Meski Kementerian Dalam Negeri telah memastikan akan menghentikan kucuran dana APBD bagi klub profesional, namun masalah ini masih menjadi tarik ulur bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kali ini, giliran CEO PT. Liga Indonesia, Djoko Driyono, yang angkat bicara. Menurutnya, APBD bagi klub profesional bukan hal yang tabu.
Seperti dikutip dari Inilah.com, menurut Djoko tidak semua penggunaan APBD bagi klub profesional adalah tabu. Yang tabu, menurut anggota Komite Normalisasi ini, adalah penggunaan dalam bentuk hibah.
“Kita ingin uang APBD masuk ke klub bukan hal tabu, tapi diolah secara komersial. Yang dilarang itu sebenarnya uang masuk ke APBD dengan bantuan hibah. Itu tidak masuk akal, kok klub profesional terima uang hibah,” ungkap Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PSSI ini.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan bahwa ada beberapa skema lain penggunaan dana APBD, yang 'legal'. Pilihan pertama, adalah hubungan sponsorship antara klub dengan pemerintah.
Yang kedua, imbuh pria asal Ngawi Jawa Timur ini, adalah hubungan kepemilikan. “Jadi uang yang masuk ke klub harus menjadi penyertaan ekuiti. Itu berarti pemerintah akan menjadi pemegang saham.”
Yang ketiga adalah hubungan partnership atau rekanan. Untuk skenario ketiga ini, Djoko menjadikan Arema Indonesia sebagai contoh. “Pemerintah daerah terlibat interaksinya dengan Arema dengan skenario untung bagi-bagi, rugi tanggung bersama,” jelas Djoko.
“Sehingga, kita ingin jelaskan kepada semua orang, uang APBD itu yang disebut tabu itu sebenarnya untuk skenario hibah. Karena itu tidak pantas untuk tim profesional,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar