“Kalau begini caranya saya usulkan ke Bupati, Persikabo ke LPI (Liga Primer Indonesia-red) saja,” ungkap manajer Persikabo, Mas’an Djadjuli dengan nada marah. Hal itu diungkapkan Mas’an menanggapi pertandingan Persikabo versus Persipasi dengan kemenangan tuan rumah 2-1.
Mantan Kepala Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Pemkab Bogor itu dongkol karena wasit memberikan keputusan kontroversial, mulai dari off-side, pelanggaran dan handsball yang dinilainya tak adil lebih memihak Persipasi. Namun apakah pemain sudah bermain dengan maksimal? “Wasitnya saja kok. Pemain sudah bagus semua mainnya,” kata dia. “Memang off-side, ada dua pemain Persipasi di depan,” sambung kapten Salim Alaydrus.
Mas’an juga menyindir Kabomania yang tak menyanyikan,” Pindah, pindah, pindah LPI. Pindah LPI sekarang juga,” saat dicurangi wasit. Hasil kalah 1-2 membuat 500 Kabomania pulang dengan lemas dan dikawal polisi karena terjadi bentrokan antara sesama pendukung Persipasi, Soebex dengan Patriot Mania di luar stadion.
Sementara pengurus Pengcab PSSI dan Persikabo, Didi Kurnia, Rudi Ferdian dan Ridwan Ardiwinata yang menyaksikan laga menanggapi kekecewaan Mas’an dengan senyuman lebar. “Itu komentar emosional saja. Persikabo tetap harus menyelesaikan pertandingan hingga putaran kedua,” ungkap Rudi Ferdian.
Persikabo kata dia, masih memiliki peluang di putaran kedua. Target putaran pertama ini hanya mendapat 18 poin. Persikabo hanya terpeleset saat home dengan PSAP Sigli dengan hasil draw 2-2. “Yang wajib menang itu laga home dan di away asal tidak kalah saja. Tetapi memang dengan hasil ini sekarang, nanti di away harus ada yang menang atau draw. Jadi agak berat,” jelasnya.
Persikabo diuntungkan di putaran kedua dengan 7 home dan 5 away. Kondisi terbalik di putaran pertama dengan 5 home dan 7 away dari masing-masing putaran sebanyak 12 pertandingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar