Hasil positif kembali diraih Persikabo dalam laga kontra Perseman Manokwari di Stadion Persikabo Cibinong, kemarin. Skor 2-0 menutup laga eksibisi tersebut. Namun, penampilan skuad Laskar Padjajaran kembali jadi sorotan. Kolektivitas tim belum terjalin baik. Bahkan, dua gol kemenangan terlahir dari aksi bunuh diri pemain lawan George Oyedepo di menit 28 dan 84. Kondisi tersebut jelas membuat headcoach Suimin Diharja tidak puas.
“Abang tidak melihat skor, tapi yang dilihat itu kolektivitas permainan. Pada babak pertama memang anak-anak bermain kurang maksimal, tapi di babak kedua setelah merotasi pemain senior ke junior menjadi lebih baik,” jelas Suimin kepada Radar Bogor usai pertandingan.
Menurut dia, kesalahan delapan kali passing saat pertandingan baru berjalan 17 menit adalah murni karena kurang berjalannya kolektivitas. Karena itu, kata dia, selama satu minggu ini akan diadakan evaluasi hingga laga uji coba terakhir melawan Pro Titan, Sabtu (3/12) mendatang.
“Ya, memang banyak kesalahan dari beberapa pemain. Makanya akan kita lihat perkembangan dalam minggu ini,” tegas pria berjuluk Pelatih Kampung itu.
Dua gol yang bersarang ke gawang Perseman, lanjutnya, tak bisa dikatakan sebagai keberuntungan walau lahir akibat bunuh diri.
Sebab, keduanya tercipta melalui proses matang para gelandang Laskar Padjajaran. “Semua itu kan terlahir karena proses, jadi tak bisa dikatakan sebagai keberuntungan,” singkat Suimin lagi.
Saat disinggung mengenai performa Pepito yang belum menunjukkan peningkatan, Suimin menegaskan jika mantan bomber Persitara itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Pasalnya, ia baru saja bergabung dengan Erik Ebol cs. “Pepito butuh adaptasi.
Abang memang sengaja menyuruhnya untuk bekerja sendiri, kan belum Abang setting. Nah, seminggu ke depan baru digembleng,” tuturnya.
Ia menambahkan, Pepito telah memenuhi beberapa kriteria, seperti screnning ball. Hanya, tinggal memolesnya untuk bola intersep dan heading. “Abang optimis performa dia bisa meningkat. Makanya sekarang jangan dulu dijustifikasi kalau Pepito tidak layak membela Persikabo,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat Sepakbols, Yudi Agus Soleh memaparkan, kehadiran Pepito selama dua kali 45 menit tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi tim.
Seharusnya, jika dia memang pemain hebat, tentu akan dengan mudah beradaptasi. “Lihat saja dia harusnya bisa bikin gol, tapi karena tidak bisa menempatkan posisi dan naluri golnya kurang, akhirnya tak maksimal,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, Pepito hanya terkesan sebagai pemanis lapangan. Ia jarang sekali memegang bola apalagi menciptakan peluang berbahaya. “Saya mencatat dia hanya membuat satu peluang berbahaya, selebihnya selalu kehilangan bola,” pungkasnya.
(radarbogor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar