Jurnal Bogor - Bupati Rachmat Yasin memberikan pernyataannya terkait kisruh setelah Musya warah Cabang (Muscab) PSSI Kabupaten Bogor di Ruang Serba Guna II Pemkab, Sabtu (17/9) lalu. Pendukung Ridwan Ardiwinata (K-25) yang menggugat ketua terpilih Maulana Alamsyah yang terindikasi melakukan praktik money politics, membuat orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu kecewa dan prihatin.
“Saya tidak dalam posisi merestui seseorang. Semuanya kembali kepada Musta, sepanjang Mustanya bersih dan fair play tidak dinodai dengan money politics. Itu sama dengan penistaan terhadap masyarakat sepakbola Kabupaten Bogor. Saya kecewa dan prihatin,” ujar Bupati melalui pesan singkatnya, kemarin.
Pernyataan Bupati itu memupus opini yang berkembang sekarang ini bahwa siapa pun yang menjadi ketua umum telah mendapat restu pendopo. Opini tersebut dinilai tidak benar karena RY, panggilan akrabnya, justeru menginginkan Muscab berlangsung bersih dan tak ada intervensi. Pasalnya, Pengcab PSSI adalah organisasi olahraga yang mesti mengedepankan sportivitas.
Hal ini berkaca pada Muscab sebelumnya. RY yang dua kali aklamasi terbebas dari praktik-praktik kecurangan sehingga peserta Muscab memilih RY berdasarkan track-record dan kapasitasnya. Namun Muscab kali ini banyak ditentang. Mantan Sekretaris Umum Pengcab PSSI Didi Kurnia misalnya, juga menyayangkan indikasi money politics tersebut. “Secara kasat mata, memang Muscab berlangsung bai. Tapi sebaiknya peserta Muscab yang menerima suap atau pihak tertentu yang memberikan suap mengaku saja. Kejadian ini telah mencederai kita semua,” kata dia.
Sedangkan K-25 pada detik-detik Muscab mencium gelagat pengkondisian dari kubu lawan dan panitia. Dimana tata tertib (tatib) mengenai AD/ART PSSI tak lagi masuk hal penting sehingga calon tak diverifikasi berdasarkan tatib tersebut bahwa calon ketua umum itu mesti memenuhi persyaratan pernah jadi pengurus PSSI atau klub. “Kami perjuangan hal ini agar dunia sepakbola Kabupaten Bogor tak mundur. Kalau dimulai dari hal-hal salah akhirnya juga akan salah.,” ungkap Yudi dimana K-25 mendapat bukti-bukti indikasi tersebut karena banyak klub yang akhirnya gundah dan menyerahkan pelaporan.
Sementara Ketua Panitia Muscab Agustinus Toisuta tak mau disalahkan perihal adanya K-25 yang menggugat hasil Muscab. Mekanisme pelaksanaan diakuinya sudah sesuai sehingga dia menginginkan ketidakpuasan itu diselesaikan secara hukum. “Saya setuju dengan pernyataan Komisi D. Ya, mari kita buktikan siapa yang salah,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar