Pakuan Raya - Jika kesulitan memenuhi persyaratan menjadi klub pofesional, terutama dalam memenuhi lima aspek sebagai syarat tim professionalseperti, legal, keuangan, infratruktur, sumber daya danusia (SDM) dan sporting. Termasuk harus deposit Rp 5 miliar ke kas PSSI jkika ingin berlaga di kancah liga level satu, Persikabo disarankan bermain dikompetisi level dua di kompetisi yang akan dimulai pada awal Oktober mendatang.
"Saya yakin Persikabo tidak sanggup, karena itu saya menyarankan kepada pengurus untuk mengambil langkah bijak tetapi tetap mengikuti aturan yang ditekankan oleh AFC turun di kompetisi level dua,"kata Ridwan Ardiwinata, Ketua Harian PSSI pengcab Kab Bogor kepada Pakar, Selasa (9/8).
Menurutnya, kenapa tim berjuluk Laskar Padjajaran harus memilih untuk berkompetisi di level dua. Di kompetisi ini tidak jauh berbeda gengsinya dengan liga level satu, hanya ukuran depositnya saja yang beda, jika level satu nominal depositnya Rp 5 miliar untuk kompetisi level dua Rp 2 miliar.
"Kompetisi level dua tetap sama pamornya dengan liga level satu. Para pemain yang akan membela klubnya pun diperbolehkan yang berstatus bintang, baik itu nasional maupun legiusn asing. Asalkan, sesuai kuota yang sudah ditentukan PSSI,"katanya.
Lebih lanjut, Ridwan menguraikan, untuk level dua setiap tim boleh diperkuat 3 pemain asing, 2 pemain senior nasional dan 16 pemain lokal muda.
"Jadi, jangan mengkhawatirkan gebyar dan nilai kompetitif pada kompetisi level dua tidak ada. Justru ini menjadi peluang bagi klub peserta untuk lebih mengedepankan para pemain muda lokal yang selama ini selalu tersisihkan,"tandas mantan kepala dinas disalah satu SKPD dilingkungan Pemkab Bogor itu.
Karena itu, untuk musim depan, Manajerial Persikabo harus pandai mencari pelatih yang mau berkomitmen dan memiliki karakter membina para pemain muda, terutama yang berasl dari lokal.
"Jangan malah menunjuk pelatih yang membawa gerbong. Sah-sah saja membawa pemain, tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan tim. Yang terjadi kan seperti pada musim lalu, banyak pemain bintang tapi hasilnya kurang memuaskan, sementara pemain lokal yang potensial ditepikan. Yang pasti, jangan sampai lagi ada terdengar nada mau dibawa kemana nasib pemain lokal,"pintanya.
Dalam hal ini juga, Ridwan meminta, agar kompetisi level kedua marak dan bisa dinikmati masyarakat luas, pengurus PSSI harus menggandeng salah satu stasiun televisi untuk menayangkan langsung pertandingan tim level kedua.
"Persikabo sudah mendarah daging di masyarakat Bogor. Karena itu kami yakin, Kabomania akan tetap setia menyaksikan pertandingan Persikabo meski itu pertandingan level kedua," tandasnya.
Sementara, pada bagian lain, Ridwan menentang keras wacana merger antara Persikabo dengan Bogor Raya FC.
"Persikabo adalah Persikabo, milik masyarakat Kabupaten Bogor. Tadi siang kalau tidak salah pengurus Persikabo sudah menyerahkan berkas yang akan di verifikasi. Merger mudah diucapkan, tapi praktiknya akan sulit direalisasikan karena menggabungkan dua rumah tangga itu tidak semudah membalikan telapak tangan,"ulasnya.
Sebelumnya diberitakan, salah seorang petinggi Laskar Pajajaran, Zaenal Syafrudin menyatakan Persikabo siap menjadi klub professional dan terjun di kompetisi profesional.
"Kalau mau berlaga diajang kompetisi profesional, tentunya Persikabo harus menjadi sebuah klub profesional terlebih dahulu. Tapi, saya optimis Persikabo bakal lolos pada tahap verifikasi dan tampil di kompetisi tertinggi di Indonesia,"kata Camat Babakan Madang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar