Pakuan Raya - Rencana atau rumor Persikabo memboyong pelatih berkebangsaan Jerman, Peter Jorg, ternyata menimbulkan pro kontra di kalangan pecinta sepak bola Kabupaten Bogor. Pasalnya, keberadaan headcoach asing belum tentu bisa mengangkat prestasi Laskar Pajajaran di kancah persepakbolaan nasional.
Ketua Forum Komunikasi Sekolah Sepak Bola (FKSSB) Kabupaten Bogor, Yadi Mulyadi AR mengatakan, apabila masih ada pelatih lokal berkualitas untuk apa mengambil arsitek dari luar negeri yang belum teruji kredibilitasnya dalam menukangi sebuah tim. Karena, masih banyak pribumi bertangan dingin dan mampu mengangkat prestasi sebuah klub.
"Ngapain kita pakai pelatih asing, sudah gajinya mahal, belum tentu juga bisa memajukan Persikabo. Toh masih banyak pelatih Indonesia yang lihai memoles tim," ujarnya kepada para wartawan.
Yadmul menambahkan, Persikabo dapat mencontoh Semen Padang yang menggunakan pelatih lokal, namun bisa membuat tim tersebut disegani lawan dan mampu mengangkay prestasi klub debutan Indonesia Super League (ISL) itu. "Kalau mau dicontoh itu Semen Padang, pelatihnya lokal, Nel Meizar. Jangan mencontoh Arema, buktinya mereka tak mampu mengangkat tropi ISL. Kalau masalah mudah diintervensi atau tidak, itu berbalik ke diri sendiri dan kesepakatan kontrak," tegas Yadi Mulyadi.
Sementara itu, Ketua Umum Kabomania, Dicky Dompas sangat mendukung keberadaan pelatih asing di tubuh Persikabo dengan alasan sulit untuk diintervensi oleh pihak luar. "Saya sangat setuju memakai pelatih asing, karena kebanyakan dari mereka sulit diintervensi dalam membuat keputusan dan objektif dalam menilai individu. Nah saat ini Persikabo sangat membutuhkan itu, kalau ingin merealisasikan target ISL musim depan," jelasnya.
Lebih lanjut kata dia, sejak Laskar Pajajran dibesut oleh pelatih lokal, tidak menunjukan peningkatan prestasi yang signifikan. Bahkan cenderung mudah diintervensi, sehingga timbul kebijakan konyol yang membawa tim kepada kehancuran. Kalaupun Persikabo pelatih lokal, Suimin Diharja adalah sosok yang tepat, karena objektif dan sulit untuk distir oleh kelompok kepentingan lain. "Coba kita lihat saja pelatih lokal Persikabo, siapa yang bisa membawa tim maju?. Lagi pula Laskar Pajajaran belum pernah menggunakan jasa pelatih asing, ini saatnya mencoba," tutur Dicky.
Dalam kesempatan terpisah, Zaenal Arief salah satu icon lokal Persikabo mengaku siap dilatih oleh siapa pun, termasuk pelatih asing. "Pada dasarnya saya ini pemain profesional yang harus siap dan bersedia dilatih oleh siapa saja. Jadi tak masalah siapa pun orangnya, yang penting sang pelatih bisa menerapkan kedisiplinan serta menjaga situasi kondusif dalam tim, itu saja sudah cukup," pungkasnya.
Dalam kesempatan terpisah sejumlah mantan pemain Persikabo dan pengurus KIS Kabupaten Bogor berpendapat sudah saatnya Persikabo ditangani Pelatih asing yang memang mau berkomitmen untuk meningkatkan potensi pemain muda yang ada di Kabupaten Bogor.
"Suimin Diharja memang pelatih yang bagus, namun beliau juga boleh dikatakan telah gagal membawa Persikabo ke Superliga beberapa waktu lalu. Saya berharap RY selaku Ketua Umum Persikabo harus melihat prospek kedepan dan jangan melihat apa yang telah terjadi. Kalau memang memungkinkan pelatih asing menukangi Persikabo, kenapa kita tidak mencobanya saat ini untuk musim depan. Saya khawatir kalau Persikabo kembali merekrut pelatih lokal, maka potensi pemain muda yang ada di Kabupaten Bogor akan kembali terkubur," ujar Agustinus Toisuta, Juru Bicara Komunitas Insan Sepakbola (KIS) Kabupaten Bogor kepada Pakar akhir pekan lalu di Cibinong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar