Bola Indo - Kendati belum ada format pasti kompetisi musim depan, namun ada satu kepastian yang sudah ditetapkan PSSI. Yakni pemakaian wasit asing yang telah dijalankan musim kemarin, baik di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) maupun Indonesia Super League (ISL).
PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman memastikan bakal tetap memakai wasit asing, apa pun bentuk kompetisinya. Wasit asing dianggap mempunyai kualitas di atas wasit lokal dalam menjunjung tinggi fair play.
"Tetap kita akan pakai wasit asing seperti kemarin. Hanya belum tahu seberapa persentasenya dibanding wasit lokal. Yang pasti sebagian wasit lokal belum siap sepenuhnya untuk memperbaiki kualitas kompetisi," ujar Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman di Surabaya.
Namun pihaknya tak akan tinggal diam dengan kualitas wasit dalam negeri. PSSI akan terus melakukan pembinaan dan perbaikan kualitas wasit, sesuai dengan misi kepengurusan anyar PSSI yang ingin meningkatkan mutu kompetisi di segala sisi.
Wasit dianggap Farid sebagai posisi krusial dalam memperbaiki kualitas kompetisi di Indonesia, karena selama ini menjadi objek yang paling disorot. "Sejumlah pertandingan ujung-ujungnya mengeluh soal wasit. Itu terlalu sering dan sudah saatnya diakhiri," tambahnya.
Di putaran pertama LPI lalu, kompetisi sudah diwarnai wasit asing yang kebanyakan asal Macedonia. Di sejumlah pertandingan masih ada keluhan soal kualitas wasit asing, namun mereka tetap dianggap lebih baik dibanding wasit lokal yang dituding terlalu sering membuat keputusan kontroversial.
Lantas, bagaimana upaya perbaikan wasit lokal? Farid belum menjelaskan secara rinci. Yang pasti ia menegaskan sang pengadil impor masih akan dipakai di kompetisi Indonesia hingga wasit lokal benar-benar siap menjalankan fair play dan objektifitas di lapangan.
Perbaikan kualitas wasit juga mendapat dukungan dari Pelatih Persema Malang Timo Scheunemann. Menurutnya perbaikan kualitas wasit harus dijadikan program khusus oleh pengurus PSSI yang baru terpilih. Ia melihat kondisi wasit menjadi salah satu faktor pendukung merosotnya kualitas kompetisi.
"Wasit pula yang menjadi salah satu faktor penyebab Persema mengikuti LPI. Perbaikan wasit yang dijalankan LPI sudah cukup bagus, salah satunya dengan pemakaian wasit asing. Saya berharap semua kualitas wasit di semua tingkatan kompetisi diperbaiki," cetus Timo.
Tanpa segan ia menyebut pertandingan Persema di Sidoarjo kontra Deltras semasa di ISL. Ia mengaku masih trauma dengan situasi wasit "mengkorupsi" injury time ketika timnya mendapat peluang besar untuk menyamakan skor. "Seperti itu memalukan dan tak boleh terulang," imbuhnya.
Jika kondisi wasit masih tak mengalami perbaikan, maka bakal memberikan efek domino bagi pertandingan secara umum. Selain kekecewaan dan ketidakpercayaan pemain, kepemimpinan buruk bisa berefek pada kerusuhan dan akhirnya mencederai mutu kompetisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar