Pakuan Raya - Carut marutnya potret sepakbola nasional terkait kisruh PSSI yang berkepanjangan membuat badan otoritas sepakbola dunia FIFA, mengambil tindakan tegas dengan mengambil alih Komite Eksekutif PSSI dengan tujuan akhir membubarkan break away league yakni, Liga Primer Indonesia (LPI). Serta menormalisasi tubuh federasi sepakbola Indonesia tersebut.
Pembubaran itu, bakal dilakukan apabila komite tersebut tidak bisa mengontrol kompetisi bentukan Arifin Panigoro itu. Menanggapi situasi yang demikian rumit, CEO PT Bogor Raya, Rhendie Arindra tak mau ambil pusing. Pasalnya, pengambil alihan kendali oleh FIFA bertujuan merevolusi tubuh PSSI yang bobrok dibawah komando Nurdin Halid. Namun tindakan itu bukan untuk menghentikan LPI, justru melegalkan LPI.
Rhendie menambahkan, , ada atau tidaknya kompetisi LPI tidak akan banyak mempengaruhi eksistensi Bogor Raya FC (Boray FC). Karena, Boray FC akan terus memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sepakbola tanah air. Dengan cara memproduksi pemain melalui akademi sepakbolanya. “Kami akan terus eksis di dunia sepakbola, meski tak ada kompetisi. Malah kami bakal mencetak pemain berbakat,” tegasnya sambil tertawa renyah.
Sementara itu pengurus teras Persikabo, Edison Hutahean sependapat,apabila FIFA membubarkan LPI. Menurutnya, kisruh PSSI tak hanya disebabkan oleh Nurdin Halid, tetapi LPI juga turut andil membuat situasi sepakbola Indonesia semakin tidak kondusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar