Manajer Persikabo, Mas'an Djajuli terenyuh saat mengetahui salah satu mantan pengurus Persikabo memberi surat transfer Kahudi Wahyu Widodo kepada Persih Tembilahan pada hari Minggu (27/2) lalu, tanpa koordinasi terlebih dahulu kepada dirinya ataupun kepada Ketua Umum Persikabo, Rahmat Yasin. Mantan pengurus yang dipecat sejak tanggal 23 Februari tersebut mengaku tidak tahan karena mendapat tekanan terus-menerus dari manajemen Persih dan akhirnya menandatangani surat transfer, meskipun sesungguhnya ia tidak memiliki wewenang untuk itu.
"Saya tidak percaya mengetahui kejadian ini. Tidak ada koordinasi sama sekali dengan saya sebelum surat itu dikirimkan ke Tembilahan. Saat membuat surat itu juga tidak ada hubungan melalui telepon kepada saya. Saya saat itu sedang di Jambi, ada urusan keluarga. Dia juga tidak meminta izin kepada Ketua Umum terlebih dahulu. Pengurus yang berhak mengeluarkan surat itu kan hanya dua posisi, kalatu tidak Manajer, berarti Ketua Umum. Di luar itu tidak ada yang berhak mengeluarkan surat transfer," beber Mas'an emosi.
Sementara itu, di pihak lain, Kahudi Wahyu merasa kecewa mendengar pemecatan terhadap sang pengurus yang berinisial B itu. Ia mengaku sudah berusaha untuk menemui Mas'an Djajuli, namun saat itu Mas'an sulit untuk ditemui karena kesibukannya. Akhirnya Kahudi berpikir untuk menghubungi salah satu pengurus lain. Tapi ia tidak tahu mengenai pemecatan orang yang sudah membantunya itu.
"Saya tidak tahu kalau beliau dipecat. Padahal dia berniat membantu saya. Saya bingung dengan manajemen Persikabo. saya pikir begitu dipecat dari Persikabo, masalah saya sudah beres. Apalagi klub saya yang sekarang sangat berpotensi untuk berprestasi. Tapi justru ada masalah lain seperti ini. Sekarang tugas saya berkonsentrasi pada pertandingan. Semua masalah itu ditangani oleh manajemen tim. Serahkan saja pada yang Diatas," paparnya nelangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar