Kekosongan kursi pelatih Persikabo, cukup menggoncang kondisi psikologis pemain. Banyak diantaranya yang enggan berkomentar mengenai dicoretnya semua pelatih dari daftar tim. Termasuk sang kapten, Zaenal Arif yang tidak ingin membahas peristiwa angkat koper Meiyadi dkk. “Saya tidak mau berkomentar dulu soal itu,” cetusnya.
Di lain pihak, pemain sayap Persikabo, Salim Alaydrus yang tadinya juga tidak mau memberikan komentar akhirnya memberikan suaranya. Ia mengaku prihatin dengan nasib para pelatih, tapi bagaimanapun itu adalah resiko pekerjaan. Karena sudah ada hal-hal yang disepakati sebelumnya.
“Meiyadi itu orangnya bisa berbaur dengan pemain. Orangnya enak kok di ajak ngobrol dan kekeluargaan dalam tim juga sudah terbangun. Mungkin karena masih baru, jadi belum banyak pengalaman. Saya prihatin dengan nasib pelatih,” ungkapnya.
Salim mengingatkan kepada rekan-rekannya di dalam tim Persikabo untuk tetap menjaga profesionalitas dan semangat bermain. Ia juga berharap, pengurus bisa memberikan pelatih yang bisa mengarsiteki Persikabo secepatnya. Tidak peduli siapapun pelatihnya, ia yakin semua pemain bisa bersikap professional dan mau menerima.
“Pemain pasti bersikap professional. Mereka akan menerima siapa saja pelatih yang diberikan. Kita kan digaji oleh Persikabo. Bagi saya, criteria pelatih utama itu adalah yang bisa merangkul semua pemain. Saya yakin semua pemain juga menginginkan pelatih yang seperti itu. Tapi semua kembali lagi kepada pengurus,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar