Radar Bogor - Tindakan indisipliner sejumlah pemain Persikabo yang mengikuti turnamen antarkampung (tarkam) saat kompetisi Divisi Utama bergulir, berbuntut panjang. Pengurus Laskar Pajajaran akan memutus kontrak sepihak dan mendenda pemain sesuai MoU. Bahkan, mereka akan dilaporkan ke Badan Liga Indonesia (BLI).
Sanksi yang bakal diterapkan pengurus kepada pemain yang indisipliner tersebut sesuai dengan hasil rapat tertutup, Senin (2/5) pukul 20:00.
“Kami sebagai pengurus tidak terima dengan tindakan semena-mena mereka (pemain, red), karena sama saja tidak menghargai kontrak. Makanya kami bersepakat menghukum dengan pemutusan sepihak, meski kontrak mereka tinggal empat bulan lagi,” tegas Pengurus Persikabo, Edison Hutahean.
Artinya, lanjut Edison, pemain tidak akan mendapat gaji dan terkena denda, sekaligus dilaporkan ke BLI. “Persikabo tak butuh pemain yang seenak perutnya saja, tapi pemain fighter dan profesional. Kalau didiamkan pasti bakal terulang lagi,” jelas Edison kepada Radar Bogor kemarin.
Namun, keputusan tetap tentang sanksi kepada pemain, baru akan ditetapkan setelah Ketua Umum (Ketum) Persikabo, Rachmat Yasin (RY), selesai umrah. “Pokoknya begitu RY pulang, sanksi akan langsung diberikan. Yang pasti RY marah besar soal kelakuan pemain,” tegas dia.
Sementara itu, pemerhati sepakbola, Herson Hizkia mendukung pengurus untuk menindak tegas aksi indisipliner tersebut. Menurut dia, hukuman berat memang harus diberikan agar hal serupa tak terulang di kemudian hari. Namun, sambungnya, hukuman bagi pemain lokal bisa sedikit diringankan.
Karena, walau bagaimanapun putra daerah mempunyai prestise tersendiri.
“Saya sepenuhnya mendukung, tapi alangkah baiknya kalau untuk pemain lokal agak diringankan,” ucap dia.
Ia menambahkan, pemain tak bisa sepenuhnya disalahkan, karena pelatih dan manajemen pun tidak menerapkan kedisiplinan bagi tim.
“Sebenarnya bukan sepenuhnya salah pemain, tapi karena pelatih serta manajemen kurang tegas.
Coba bandingkan waktu zaman Suimin, mana bisa pemain keluar masuk. Kalau Maman menerapkan kedisiplinan seperti Alfred Riedl, hal itu takkan terjadi,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar