Jurnal Bogor - Manajer Persikabo Kabupaten Bogor Mas’an Djadjuli memastikan dirinya tak mau lagi mengurus Laskar Pajajaran musim depan. Hasil buruk Divisi Utama Liga Indonesia musim ini, membuat dirinya berpikir ulang. Selama dua musim berturut-turut sebelumnya, Mas’an hanya dapat dongkol. “Saya sudah cape. Mungkin banyak yang lain juga yang mau,” keluhnya, kemarin.
Disebut tahun buruk karena musim lalu meraih peringkat ke-3 dan masih lebih baik dibandingkan sekarang ini jadi ke-8. Semasa pelatih Iwan Setiawan, Persikabo masih mencatat kemenangan di kandang lawan. Tapi tahun ini, praktis tak pernah menang sama sekali sehingga banyak yang menyebut jago kandang. Estafet dari pelatih Meiyadi Rakasiwi yang dipecat pengurus ke Maman Suryaman masih tak memperbaiki keadaan.
“Saya pikir karena banyak pemain yang mainnya setengah hati. Padahal secara kemampuan bisa,” sesalnya.
Dua kekalahan beruntun dengan skor yang sama 2-3 oleh tim asal Medan, yaitu Pro Titan dan PSMS, menunjukkan Persikabo tak menyudahi laga dengan membanggakan bagi pendukungnya, Kabomania. Tanda-tanda Persikabo tak bisa lolos ke Liga Super Indonesia sudah mulai terasa saat dihantam dualisme. Persoalan segitiga antara pemain, manajemen dan pengurus yang tak satu suara. Praktis kondisi ini membuat tim berjalan sendiri tanpa target yang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar