Meiyadi Rakasiwi bisa dihentikan langkahnya mengarsiteki Persikabo, namun juga bisa selamat. Hari penentuan dari Ketua Umum Persikabo Rachmat Yasin, Senin (13/12), sehari sebelum keberangkatan Laskar Pajajaran ke Lhokseumawe, Aceh merupakan ‘judgement day’ karirnya. Meskipun Meiyadi sendiri mengaku belum mengetahui perihal rencana pemecatan terhadap dirinya.
“Saya belum dapat info (pemecatan) itu,” ujarnya melalui pesan singkatnya, Jumat (10/12).
Manajemen dan pengurus Persikabo yang sedang mempertimbangkan nasibnya itu, bisa saja Meiyadi tak jadi diganti pelatih baru karena faktor masalah bukan berasal dari tim pelatih, tapi justeru dari pemain atau ada faktor lain. Apalagi dengan waktu yang mepet, pergantian pelatih bukan solusi terbaik. Persikabo dalam waktu dekat ini akan menghadapi PSSL Lhokseumawe dan PSSB Bireuen.
“Memang tak mudah mencari pelatih baru yang langsung siap turun. Tapi itu kembali ke keputusan Bupati dengan berbagai pertimbangannya,” ujar manajer Mas’an Djadjuli.
Termasuk apakah akibat gonjang-ganjing keterpurukan tiga laga away Laskar Pajajaran termasuk yang tak bisa ditolerir atau sebaliknya. Bisa saja jika Meiyadi mampu membuktikan pada laga away berikutnya, kursi pelatih masih dihuninya. Mas’an sendiri mengaku, rapat sebelumnya itu merupakan evaluasi dan masukan. “Tentu yang dicari adalah keputusan terbaik dengan konsekuensi masing-masing,” ungkapnya.
Sebelumnya Edison Hutahean yang juga pengurus Persikabo memiliki argumentasi lain. Langkah Persikabo belum kiamat dan untuk laga away hanya mencari 9 angka dengan asumsi menyapu bersih semua laga kandang. Persikabo asuhan Meiyadi telah berhasil memenangkan laga kandang pertama dengan PS Bengkulu (3/12) dengan kemenangan 2-0. “Yang kami anggap gagal itu adalah lawan Pro Titan saat tandang ke Medan. Mestinya memang menang dan untuk mengganti pelatih itu bukan solusi terbaik. Masalahnya adalah komunikasi antar pemain yang tak jalan,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar