Radar Bogor - Buruknya manajemen dan minimnya perhatian terhadap pemain lokal, menjadi alasan beberapa pemain Persikabo ikut dalam turnamen Ade Ruhandi Cup 2011, Kecamatan Cigudeg.
Alasan paling mendasar mengapa skuad muda Laskar Pajajaran ini main di turnamen tarkam, karena dua bulan gaji mereka tidak dibayar manajemen. Ditambah kejenuhan mereka sebagai pemain cadangan yang tidak pernah merasakan membela Persikabo.
Salah satu pemain, Erik Ebol mengakui bahwa ia memang bermain di kompetisi tarkam. “Ya saya melakukan itu karena jenuh dengan kondisi tim, karena para legiun lokal kurang diperhatikan pelatih. Banyak pemain lokal sering tak diberi kesempatan memakai baju Persikabo atau tidak masuk line up,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Erik yang menggunakan nama samaran Sumirat dalam ajang tersebut mengaku bimbang ketika ditawari mengikuti tarkam dengan bayaran Rp1 juta sekali main. Apalagi, saat itu Erik mengaku sedang membutuhkan uang karena orangtuanya sakit, sedangkan gaji belum dibayar selama dua bulan.
“Gaji belum keluar, mau kasbon ke manajer sulit. Sebab pasca pertandingan Bengkulu, General Manajer lost contact. Intinya sih duit dan suasana tim yang kurang kondusif, sehingga para pemain menerima tawaran tarkam,” tegasnya.
Hal senada diutarakan Kresna, yang juga bermain di turnamen serupa. “Saya memang main, tapi itu semua ada alasannya, saya gak pernah pakai baju Persikabo, gak pernah masuk line up. Latihan-latihan saja, bosan saya,” singkatnya.
Cucu Hidayat pun mengakui terjun di ajang Ade Ruhandi Cup atas ajakan rekan satu timnya di Persikabo, Dian Irawan, yang masih satu tim dengan Bachtiar dan Erik Ebol dalam turnamen Ade Ruhandi.
“Saya memang salah, tapi mau gimana lagi, saya waktu itu tidak punya uang. Makanya, ketika ada tawaran tarkam, saya langsung menerima,” katanya.
Ia juga mengaku tetap profesional dan memberikan yang terbaik bagi Persikabo ketika masuk line up. “Saya masih mau jadi pemain Persikabo dengan catatan manajernya bukan pak Mas’an,” jelas pria yang menggunakan nama Jimmy dalam turnamen Ade Ruhandi Cup.
Sementara itu, Septian, pemain Persikabo asal Rancabungur mengatakan jika dirinya tidak pernah main dalam ajang tarkam selama ia terikat kontrak dengan Persikabo. “Saya tidak pernah main di tarkam, apalagi saat mau berangkat ke Bengkulu dan dua hari sebelum bentrok PSMS. Saya sumpah,” ucap dia.
Akan tetapi, Headcoach Persikabo, Maman Suryaman tidak terima dengan alasan para pemain yang mengaku tidak masuk line up. “Mereka hanya alasan. Kalau profesional, ngapain harus ikut tarkam. Apalagi mereka kan sudah dewasa dan pasti memahami aturan kontrak,” pungkasnya.
Jika Divisi Utama masih bergulir, bermain di luar kompetisi merupakan sesuatu yang melanggar kode etik profesi. Bahkan saat terjun dalam ajang tersebut, Bahtiar cs memakai nama samaran agar tidak terendus jajaran manajemen.
Dengan bayaran Rp1 juta ke atas per sekali tampil, para legiun muda itu langsung tergoda. Padahal di Persikabo, gaji mereka mulai Rp5 juta ke atas per bulan.
Namun, semua itu bukanlah tanpa alasan. Suasana tim yang tidak kondusif serta gaji yang sempat tersendat dua bulanlah yang menyebabkan pemain melakukan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar