Persikabo berhasil mengalahkan pimpinan klasemen sementara kompetisi Divisi Utama musim 2011-2012, Pro Duta FC, sore tadi di Stadion Persikabo, Cibinong, Bogor. Skor 1-0 menandai kemenangan penting yang diraih oleh skuad Laskar Padjajaran tersebut, dan membuat asa untuk menjadi juara kompetisi Divisi Utama kali ini tetap terjaga. Skuad Laskar Padjajaran, julukan Persikabo, memulai pertandingan dengan melakukan kick-off dari tengah lapangan dan segera mengambil inisiatif untuk menyerang. Setelah sempat mengancam lewat pergerakan Cyril Tchana, Persikabo menggebrak lewat gol dari Brima Pepito Sanusie di menit ke-2 yang memanfaatkan umpan lambung Novianto. Kontrol bola yang gemilang dari Pepito sebelum menghujamkan tendangan ke gawang Yuda Hananta, menghantarnya menciptakan gol ke-3 di musim ini.
Selanjutnya Pro Duta FC mencoba untuk memberikan respon terhadap gol cepat Persikabo di menit ke-3 tadi. Dua kali Pro Duta FC mendapatkan peluangnya di menit ke-8 dan 14. Namun kesemuanya masih melambung di atas mistar gawang Agus Rohman dari Persikabo.
Pada menit ke-22 terjadi benturan kepala antara Brima Pepito dan Fransisco Javiar dari Pro Duta FC. Setelah mendapatkan perawatan dari tim medisnya, Fransisco Javiar Peres yang mengenakan nomor punggung 6 ini, kembali merumput dengan bebat di kepalanya.
Babak pertama berlanjut dengan kedua tim saling berusaha mengendalikan permainan. Variasi serangan silih berganti diperagakan oleh Persikabo maupun Pro Duta FC. Namun belum ada satu pun yang membuahkan gol. Skor di 45 menit babak yang pertama ini tetap 1-0 untuk keunggulan Persikabo.
Memasuki pertandingan di babak kedua, Pro Duta FC mencoba untuk mengubah skema permainan dengan mengganti gelandang Safrial Irfandi dan memasukkan Irvin Museng pada posisi pemain depan. Tempo permainan pun menjadi semakin tinggi dengan kedua tim kembali bergantian menyerang.
Berkali-kali Pro Duta FC mencoba untuk membalas ketertinggalan gol-nya dan berhasil menciptakan peluang. Namun kesemuanya hanya berujung pada sepakan pojok atau tendangan yang melebar di sisi gawang.
Memasuki masa injury time di menit ke-93, Pro Duta FC mendapatkan peluang terakhir melalui tendangan bebas dari luar kotak penalti lawan. Umpan lambung yang langsung dikirim ke jantung pertahanan Persikabo disambut sundulan pemain bernomor punggung 30 dari Pro Duta, Antonio Soldevilla. Bola yang masuk ke jala gawang Agus Rohman sempat dirayakan oleh seluruh anggota tim Pro Duta FC.
Namun tidak berselang lama setelah konsultasi dengan asistennya, Wasit Eri Bastari menganulir gol tersebut dan memberi tendangan bebas untuk Persikabo. Antonio Soldevilla dinyatakan terlebih dahulu berada dalam posisi offside.
Tak pelak hal ini memicu protes keras dari kubu Pro Duta FC. Segenap pemain dan terutama manajer sekaligus pelatih Roberto Bianchi tampak tidak terima dengan keputusan wasit tadi hingga melancarkan protes yang cukup keras. Setelah tertunda beberapa saat, laga pun dilanjutkan kembali hingga berakhir 1-0 tetap untuk keunggulan Persikabo.
(divisi utama)
Senin, 16 April 2012
Kagumi Andi Sopian
Statusnya sebagai pemain senior di Persikabo tak membuatnya menjaga jarak dengan pemain-pemain junior yang kini tengah dibina oleh Persikabo. Mantan penjaga gawang Bogor Raya ini justru bangga Laskar Pajajaran mampu menghasilkan pemain junior berkualitas seperti sekarang ini. Selain bangga, ternyata ayah dua orang anak ini juga mengaku kagum dengan salah satu pemain muda berbakat Persikabo, Andi Sopian. Menurutnya, Andi Sopian merupakan pemain berbakat yang mampu menjadi pemain bintang di masa depan.
“Masih muda, tapi kualitasnya sudah bisa mengimbangi pemain senior. Tinggal diasah pengalamannya saja, saya yakin dia bisa jadi pemain hebat suatu saat. Sebagai rekan sesama Persikabo tentu saya sangat mendukung kiprah Andi di sepakbola,” ujar Agus Rohman kepada Pakar, kemarin.
Lebih lanjut, Ia berharap Andi bisa konsisten dengan kemampuannya dan tetap rajin untuk mengasah kemampuannya supaya bisa mewujudkan impiannya sebagai pesepakbola papan atas.
(pakuan raya)
“Masih muda, tapi kualitasnya sudah bisa mengimbangi pemain senior. Tinggal diasah pengalamannya saja, saya yakin dia bisa jadi pemain hebat suatu saat. Sebagai rekan sesama Persikabo tentu saya sangat mendukung kiprah Andi di sepakbola,” ujar Agus Rohman kepada Pakar, kemarin.
Lebih lanjut, Ia berharap Andi bisa konsisten dengan kemampuannya dan tetap rajin untuk mengasah kemampuannya supaya bisa mewujudkan impiannya sebagai pesepakbola papan atas.
(pakuan raya)
Lagi-lagi Ulah Wasit
Kualitas wasit lagi-lagi jadi polemik di laga lanjutan kompetisi Divisi Utama Grup Barat, antara Persikabo kontra Pro Duta FC, Minggu (15/3), kemarin. Baik kubu Persikabo maupun kubu Pro Duta mengecam kualitas wasit yang menurut mereka jauh dari kata fair play.
Pelatih Kepala Pro Duta FC, Roberto Bianchi yang terlihat sangat kecewa dengan hasil pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 atas Persikabo ini tak kuasa menahan emosinya. Bahkan usai wasit, Eri Bastari memutuskan untuk menganulir gol Pro Duta di menit ke 93 yang dianggap Offside, mantan Entreneidor Batavia Union ini langsung masuk ke lapangan dan menghampiri sang wasit. Tak hanya Bianchi, para pemain dan beberapa official klub berjuluk ‘Kuda Pegasus’ ini pun mengikuti jejak manajer sekaligus pelatih Pro Duta itu.
“Saya tidak mau komentar terlalu banyak. Kalian semua bisa lihat sendiri bagaimana kualitas wasit. Kami sudah dirugikan enam poin di sepanjang kompetisi ini. Yang pertama saat kita bertandang ke PSLS Louksemawe, dan yang kedua sekarag ini,” ujar Bianchi pada sesi konferensi pers, kemarin.
Pria berkebangsaan Spanyol ini menyebut wasit sebagai mafia terbesar dari kompetisi sepakbola di Indonesia. Namun, hal tersebut sudah menjadi hal lumrah, dan tak seorang pun berani menindaklanjuti hal tersebut. Itu yang membuat sepakbola di Indonesia tak mengalami kemajuan dan jalan di tempat seperti sekarang ini.
“Wasit adalah mafia terbesar di kompetisi sepakbola, dan itu yang menghancurkan sepakbola di Indonesia. Misi saya disini adalah memajukan persepakbolaan di Indonesia, karena banyak potensi pesepakbola di Indonesia. Namun sayang, hal-hal seperti kualitas wasit ini yang menghancurkan kualitas sepakbola itu sendiri,” bebernya.
Mengenai pertandingan kemarin, Bianchi mengaku tak akan melaporkan hal tersebut kepada PSSI. Karena menurutnya, tidak akan berpengaruh pada hasil pertandingan.
“Tak ada gunanya, toh tidak didengarkan,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Pelatih Persikabo, Suimin Diharja. Meskipun Persikabo berhasil menang di laga itu, Ia tetap menyebut kualitas wasit PSSI masih jauh dari kata berkualitas.
“Mungkin saya akan mengulangi kata-kata pada saat Persikabo berhadapan dengan Persikota beberapa waktu lalu. Kualitas wasit memang harus dibenahi kalau sepakbola Indonesia ingin maju,” tuturnya.
Mengenai kontroversi gol injury time Pro Duta, Abang panggilan Akrab Suimin, mengatakan bahwa gol tersebut memang berada di posisi offside, dan gol tersebut tercipta di menit dimana seharusnya pertandingan berakhir.
“Gol Pro Duta murni offside, tapi terlepas dari itu, tendangan tersebut terjadi di menit ke 94. Berarti yang harus dikoreksi adalah wasitnya,” pungkasnya.
(pakuan raya)
Pelatih Kepala Pro Duta FC, Roberto Bianchi yang terlihat sangat kecewa dengan hasil pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 atas Persikabo ini tak kuasa menahan emosinya. Bahkan usai wasit, Eri Bastari memutuskan untuk menganulir gol Pro Duta di menit ke 93 yang dianggap Offside, mantan Entreneidor Batavia Union ini langsung masuk ke lapangan dan menghampiri sang wasit. Tak hanya Bianchi, para pemain dan beberapa official klub berjuluk ‘Kuda Pegasus’ ini pun mengikuti jejak manajer sekaligus pelatih Pro Duta itu.
“Saya tidak mau komentar terlalu banyak. Kalian semua bisa lihat sendiri bagaimana kualitas wasit. Kami sudah dirugikan enam poin di sepanjang kompetisi ini. Yang pertama saat kita bertandang ke PSLS Louksemawe, dan yang kedua sekarag ini,” ujar Bianchi pada sesi konferensi pers, kemarin.
Pria berkebangsaan Spanyol ini menyebut wasit sebagai mafia terbesar dari kompetisi sepakbola di Indonesia. Namun, hal tersebut sudah menjadi hal lumrah, dan tak seorang pun berani menindaklanjuti hal tersebut. Itu yang membuat sepakbola di Indonesia tak mengalami kemajuan dan jalan di tempat seperti sekarang ini.
“Wasit adalah mafia terbesar di kompetisi sepakbola, dan itu yang menghancurkan sepakbola di Indonesia. Misi saya disini adalah memajukan persepakbolaan di Indonesia, karena banyak potensi pesepakbola di Indonesia. Namun sayang, hal-hal seperti kualitas wasit ini yang menghancurkan kualitas sepakbola itu sendiri,” bebernya.
Mengenai pertandingan kemarin, Bianchi mengaku tak akan melaporkan hal tersebut kepada PSSI. Karena menurutnya, tidak akan berpengaruh pada hasil pertandingan.
“Tak ada gunanya, toh tidak didengarkan,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Pelatih Persikabo, Suimin Diharja. Meskipun Persikabo berhasil menang di laga itu, Ia tetap menyebut kualitas wasit PSSI masih jauh dari kata berkualitas.
“Mungkin saya akan mengulangi kata-kata pada saat Persikabo berhadapan dengan Persikota beberapa waktu lalu. Kualitas wasit memang harus dibenahi kalau sepakbola Indonesia ingin maju,” tuturnya.
Mengenai kontroversi gol injury time Pro Duta, Abang panggilan Akrab Suimin, mengatakan bahwa gol tersebut memang berada di posisi offside, dan gol tersebut tercipta di menit dimana seharusnya pertandingan berakhir.
“Gol Pro Duta murni offside, tapi terlepas dari itu, tendangan tersebut terjadi di menit ke 94. Berarti yang harus dikoreksi adalah wasitnya,” pungkasnya.
(pakuan raya)