Pakuan Raya - Rencana pemerintah yang sudah menetapkan pelarangan dana APBD untuk klub sepakbola Profesional di Indonesia mestinya harus dikaji ulang lagi oleh pemerintah pusat. Karena tanpa APBD secara tidak langsung akan mematikan semua klub sepakbola Indonesia yang selama ini menete kepada APBD.
"Kami memang berharap sepakbola Indonesia lebih maju, profesional dan mengarah kepada sebuah industri. Hal itu memang bisa dilakukan dan membutuhkan proses yang panjang. Mengingat kultur dan geografis Indonesia yang beragam, maka hal ini juga harus menjadi catatan.
Terlebih lebih secara histori kalau sepakbola Indonesia sebagai media pemersatu bangsa. Seharusnya Pemerintah jangan menghapus secara frontal dana APBD itu. Lebih baik pemerintah menetapkan standarisasi bantuan pembinaan kepada klub-klub sepakbola di Indonesia dari semua kasta yang ada," ujar Imel Tedi, salah seorang suporter fanatik Persikabo.
Hal yang sama juga diutarakan beberapa pentolan Kabomania seperti Dicky Dompas, Kemal Fasya dan Ayah Arif yang menginginkan pemerintah untuk tidak secara langsung melarang penggunaan dana APBD buat klub sepakbola Profesional.
" Sepakbola adalah hiburan rakyat, APBD adalah uang rakyat. Boleh dong kalau kami meminta APBD yang berasal dari PAD kami untuk dipakai dalam pembinaan potensi pemain sepakbola yang ada di daerah kami. Kami berharap, elemen suporter ditanah air juga harus melakukan kajian plus minus tentang pelarangan dana APBD ini. Lebih baik uang APBD atau APBN ini dimanfaatkan pembinaan olahraga generasi muda di Indonesia yang punya talenta sepakbola ketimbang dibawa dan dirampok para koruptor," ujar beberapa elemen Kabomania kepada Pakar belum lama ini di Stadion Persikabo Cibinong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar