Bola Indo - Timnas Merah Putih punya modal bagus untuk lolos ke putaran III babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Ini setelah Sabtu malam (24/7) Firman Utina dkk berhasil menahan seri 1-1 tuan rumah Turkmenistan pada leg pertama kualifikasi putaran kedua. Pagi ini sekitar pukul 09.00 WIB timnas dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Rencananya besok tim besutan Wim Rijbergen dan Rahmad Darmawan akan kembali menjalani latihan.
Selain berbekal hasil seri dari laga away, peluang timnas mengamankan tiket putaran III terbuka karena pemain tidak ada yang mengalami cedera setelah menjalani pertandingan di lapangan yang jauh dari standar. Mereka akan menggoyang Turkmenistan pada leg kedua, Kamis depan (28/7), di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Kecuali Nasuha yang pelipisnya sobek, semua pemain dalam kondisi sehat dan tak ada yang cedera," ujar fisioterapis timnas Merah Putih Mathias Ibo kemarin.
Melihat kondisi lapangan Olympic Stadium yang menjadi tempat pertandingan Sabtu malam, kekhawatiran pemain mengalami cedera sangat besar. Apalagi dalam tayangan terlihat beberapa penggawa timnas terpeleset saat berlari atau ketika menguasai bola.
Terkait lapangan yang tidak layak itu, seperti dilansir situs PSSI, Desy Christina, media officer timnas senior mengatakan, timnas sudah melayangkan protes ke pewakilan FIFA sebelum pertandingan.
"Bukan cuma protes, bahkan kita sengaja mendatangi perwakilan AFC dan FIFA di Turkmenistan untuk menanyakan soal lapangan. Namun, mereka juga angkat tangan. Mau bagaimana lagi?," ungkap Desy. "Beruntung, meski kondisi lapangan sangat buruk, para pemain timnas Indonesia tetap semangat menjalani latihan hingga pertandingan. Cuaca panas yang mencapai 40 derajat celcius pun tidak terlalu dipermasalahkan oleh pemain," lanjutnya.
Desy juga mengungkapkan, kekecewaan timnas kepada tuan rumah juga dirasakan pada layanan dari panpel. Betapa tidak, timnas tidak mendapatkan Liason Officer (LO) tetap selama di Turkmenistan. Ketika diberikan LO pengganti, malah tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali. "Walhasil, komunikasi pun harus memakai bahasa tubuh atau isyarat. Banyak kejadian lucu jadinya," beber Desy.
Mantan wartawan itu menyatakan, kondisi lapangan yang parah itu juga membuat pelatih Wim Rijsbergen gerah. "Ketika pertama kali melihat kondisi lapangan, pelatih Wim Rijsbergen sampai geleng-geleng kepala. Dia bilang lapangannya sangat parah dan harus ada perubahan strategi," papar Desy.
Kesulitan lainnya yang dialami rombongan timnas di Turkmenistan, lanjut Desy, adalah terbatasnya akses internet dan masalah pada sambungan telepon internasional. Bahkan, demi mendapatkan koneksi internet, ofisial timnas sampai harus meminjam akses ke Federasi sepak bola Turkmenistan.
Sementara itu, terkait lima kartu kuning yang didapat pemainnya, asisten pelatih Rahmad Darmawanh mengatakan itu wajar. "Saya pikir lima kartu kuning sangat normal. Apalagi pemain sebenarnya tidak dalam kondisi prima. Tapi mereka sudah berusaha allout untuk menghalau lawan," kata Rahmad.
Sedangkan Wim Wijsbergen mengaku senang dengan hasil seri yang didapat. "Saya sangat senang dengan kerja anak-anak meski mereka belum maksimal. Itu karena persiapan singkat. Mereka masih bisa lebih baik lagi," kata mantan pemain timnas Belanda itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar