Jurnal Bogor - TIDAK hanya Ketua Komite Normalisasi (KN) PSSI Agum Gumelar dan Plt Sekjen PSSI Joko Driyono saja yang bertemu dengan pihak FIFA di Zurich, Swiss. Kubu George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP) yang tergabung dalam Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia (GRSNI) pun juga bertemu dengan FIFA.
Namun GRSNI yang diwakili Farid Rahman dan Hadi Basalamah, ternyata lebih dulu menemui Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, pada Minggu (29/5) lalu. Yang menarik, dari hasil pertemuan tersebut, FIFA ternyata tidak mengagendakan pembahasan sanksi bagi Indonesia dalam sidang mereka.
Hal tersebut sangat berseberangan dengan apa yang selama ini digembor-gemborkan dan dikhawatirkan Ketua KN Agum Gumelar. Tidak hanya mendapatkan informasi soal tidak adanya pemberian saksi terhadap Indonesia, GRSNI juga menyampaikan data-data yang sesungguhnya terjadi di Indonesia kepada Sekjen FIFA tersebut.
“Kami berharap FIFA melihatnya secara netral dan bisa melihat lebih dalam dan memahami konflik sesungguhnya yang terjadi di Indonesia. Jangan hanya mendapatkan informasi soal Indonesia hanya melalui satu pintu saja, supaya berimbang,” kata salah satu anggota tim sukses GT-AP, Tri Gustoro saat dihubungi wartawan, kemarin.
Dikatakan Tri, dalam pertemuan tersebut, GRSNI juga menyampaikan data-data ke Valcke apa yang terjadi dengan sepak bola nasional. “Kami ingin menyampaikan semua informasi yang dianggap perlu. Semua data disampaikan, supaya pengambil kebijakan di FIFA bisa mengambil keputusan dari data yang akurat,” ujarnya.
Pertemuan antara utusan GRSNI dengan pihak FIFA itu lebih cepat sehari dengan rencana pertemuan antara Ketua KN dengan FIFA yang berlangsung pada Senin (30/5). Dalam kesempatan itu, Tri juga mengatakan, akan ada pertemuan lain antara perwakilan GRSNI tersebut dengan FIFA setelah menemui Valcke tersebut.
Rencananya tadi malam GRSNI juga akan bertemu Guy Phillippe yang merupakan staf khusus dari Presiden FIFA, Sepp Blatter pada Senin malam tadi. “Agendanya menindaklanjuti pertemuan pertama. Mungkin dini hari nanti ada kabar mengenai hasil dari pertemuan lanjutan tersebut,” kata Tri.
Hal tersebut juga dibenarkan juru bicara GT-AP Halim Mahfudz, yang mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut GRSNI melaporkan secara lisan dan tertulis pada apa yang terjadi dengan sepak bola Indonesia. GRSNI juga menyerahkan bukti rekaman video kongres 20 Mei lalu yang berakhir deadlock.
“Apa yang terjadi di dalam kongres kemarin adalah memutarbalikkan fakta seolah-olah pendukung GT-AP ini yang menyebabkan kongres tersebut gagal. Padahal, kita tahu bahwa pelaksanaan kongres kemarin itu tidak sesuai statuta. Ini yang kita jelaskan kepada FIFA,” ujar Halim.
Dikatakan Halim, dukungan kepada GT-AP akan tetap berjalan. “Sebenarnya dukungan kepada GT-AP itu adalah dukungan terhadap reformasi PSSI. Jadi, itu tidak semata-mata dukungan semata-mata kepada seseorang. GT-AP ingin memperbarui persepakbolaan Indonesia,” ujar Halim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar