Permasalahan sepakbola nasional seperti tak kunjung henti, hal itu juga dirasakan oleh Ketua Komisi Disiplin PSSI, Bernhard Limbong. Ia mengaku dipusingkan dengan persoalan tersebut. Bahkan, tidak tanggung-tanggung Bernhard mencetus ide agar penyelenggaraan dua liga Indonesia dibubarkan dan diganti yang baru.
"Penyelesaiannya harus komprehensif. Mari kita bersatu, bila perlu bubarin ISL(Indonesian Super League) dan bubarin IPL(Indonesian Premier League), bikin yang baru," ujarnya di kantor PSSI, Jakarta, Selasa (6/3/2012).
Adanya dua kompetisi tersebut kata Bernhard menjadi pemicu utama masalah ini sepakbola dalam negeri.
Bernhard pun mengharapkan adanya proses rekonsiliasi dan penyelesaian yang komprehensif. Salah satunya, dengan adanya Kongres Tahunan PSSI pada 18 Maret 2012 mendatang di Palangkayara. Langkah awal untuk memulainya melalui rencana PSSI yang akan mengundang klub-klub peserta ISL(Indonesian Super League) sebelum Kongres Tahunan digelar. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui kapan pertemuan tersebut dilakukan.
(tribunnews)
Selasa, 06 Maret 2012
Tanggapi Atensi Presiden, PSSI Undang Klub ISL
PSSI berencana akan memanggil klub-klub yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) guna mencari solusi terbaik permasalahan sepak bola nasional. Hal itu dilakukan menyusul pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengaku prihatin dengan kondisi persepakbolaan tanah air yang terus didera konflik berkepanjangan.
Ketua Komisi Disiplin sekaligus penanggungjawab timnas, Bernhard Limbong mengatakan, PSSI akan segera mengundang klub-klub ISL untuk berembuk.
"Tentu saya senang Presiden ada perhatian besar terhadap PSSI, terutama gonjang-ganjing kekisruhan. Tentu saja atensi beliau kami follow up," kata Limbong di kantor PSSI, Selasa (6/3/2012). Menurutnya, PSSI perlu melakukan pertemuan dengan klub ISL terkait keikutsertaan mereka dalam Kongres Tahunan PSSI pada tanggal 18 Maret 2012 di Palangkaraya. "Kami ingin mencari tahu dan berembuk apakah mereka (klub ISL) ikut Kongres di Palangkaraya sebagai voters, abserver atau tidak dua-duanya," imbuhnya.
Rencananya, PSSI akan mengundang sebanyak 12 klub dari 18 klub yang berlaga ISL. Karena, empat klub diantaranya masih terlilit dualisme internal klub, sementara dua lainnya berstatus peserta Divisi Utama. Praktis, hanya 12 klub yang akan diundang PSSI. Sampai saat ini, Limbong mengaku masih belum memastikan kapan pertemuan tersebut akan digelar. "Undangan sudah kami siapkan. Yang jelas pertemuan segera dilaksanakan sebelum Kongres. Mungkin dalam minggu ini pertemuan tersebut sudah dilakukan," pungkasnya.
(tribunnews)
Ketua Komisi Disiplin sekaligus penanggungjawab timnas, Bernhard Limbong mengatakan, PSSI akan segera mengundang klub-klub ISL untuk berembuk.
"Tentu saya senang Presiden ada perhatian besar terhadap PSSI, terutama gonjang-ganjing kekisruhan. Tentu saja atensi beliau kami follow up," kata Limbong di kantor PSSI, Selasa (6/3/2012). Menurutnya, PSSI perlu melakukan pertemuan dengan klub ISL terkait keikutsertaan mereka dalam Kongres Tahunan PSSI pada tanggal 18 Maret 2012 di Palangkaraya. "Kami ingin mencari tahu dan berembuk apakah mereka (klub ISL) ikut Kongres di Palangkaraya sebagai voters, abserver atau tidak dua-duanya," imbuhnya.
Rencananya, PSSI akan mengundang sebanyak 12 klub dari 18 klub yang berlaga ISL. Karena, empat klub diantaranya masih terlilit dualisme internal klub, sementara dua lainnya berstatus peserta Divisi Utama. Praktis, hanya 12 klub yang akan diundang PSSI. Sampai saat ini, Limbong mengaku masih belum memastikan kapan pertemuan tersebut akan digelar. "Undangan sudah kami siapkan. Yang jelas pertemuan segera dilaksanakan sebelum Kongres. Mungkin dalam minggu ini pertemuan tersebut sudah dilakukan," pungkasnya.
(tribunnews)
Berita Tidak Imbang, PSSI Laporkan TV One dan ANTV ke KPI
Dua media televisi nasional TV One dan ANTV diboikot PSSI. Alasannya, kedua media massa tersebut kerap memelintir pemberitaan yang justru menyudutkan PSSI. Rencananya, PSSI juga akan melaporkan dua media massa televisi tersebut ke Komisi Penyiaran Indonesia(KPI). "Kami akan ke KPI untuk melaporkan ini, kami lagi minta bahan-bahannya. Kami merasa percuma jika menyampaikan informasi ke dua media ini," ujar Deputi Sekjen Bidang Kompetisi PSSI, Saleh Mukadar di kantor PSSI, Senayan, Jakarta Selasa (6/3/2012). Menurut Saleh, sebenarnya PSSI diundang dalam acara Jakarta Lawyers Club(JLC) yang disiarkan TV One, namun mereka tidak mau hadir.
"Nanti malam kami diundang TV one dalam acara Jakarta Lawyers Club. Di sini disebutkan undangan atas nama Catur (Wakil Komdis PSSI), Saya, Finantha Rudi (Direktur Legal PSSI). Tapi tadi kami rapat dan memilih hadir di acara lain, kami hadiri media lain," kata Saleh. Ketidakhadiran PSSI di acara tersebut menyusul sikap ketidakpercayaan kepada dua media TV One dan ANTV. Saleh melihat, pemberitaan keduanya tidak berimbang dan selalu menyudutkan PSSI di era kepemimpinan Djohar Arifin Husin. "Saat Nirwan Bakrie menjadi pengurus PSSI nyaris tidak ada salahnya PSSI, padahal pasti zaman itu ada salahnya, apalagi masyarakat tidak suka dengan Nurdin Halid. Tapi, ketika Nirwan tidak ada di PSSI, kami selalu salah. Pasti di acara nanti yang digagas mereka, pembara acara tidak fair," ujarnya.
Alhasil PSSI pun lebih memilih untuk hadir dalam acara lainnya dengan topik yang sama. Dikabarkan, Saleh akan hadir dalam sebuah acara di Berita Satu bersama Anton Sanjoyo.
"Tepatnya diboikot. Saya sudah beritahu melalui SMS bahwa kami tidak hadir dalam acara itu (JLC)," bebernya seraya meragukan sikap netral dua media televisi tersebut terhadap kepengurusan PSSI hari ini. Sementara itu saat ditanyakan, apakah sebaiknya PSSI menghadiri acara JLC, Saleh mengaku sudah terlanjur sakit hati. "Kami berpikir tidak perlu lagi melakukan seperti itu, berkali-kali berita dari kami diplintir," sergahnya.
(tribunnews)
"Nanti malam kami diundang TV one dalam acara Jakarta Lawyers Club. Di sini disebutkan undangan atas nama Catur (Wakil Komdis PSSI), Saya, Finantha Rudi (Direktur Legal PSSI). Tapi tadi kami rapat dan memilih hadir di acara lain, kami hadiri media lain," kata Saleh. Ketidakhadiran PSSI di acara tersebut menyusul sikap ketidakpercayaan kepada dua media TV One dan ANTV. Saleh melihat, pemberitaan keduanya tidak berimbang dan selalu menyudutkan PSSI di era kepemimpinan Djohar Arifin Husin. "Saat Nirwan Bakrie menjadi pengurus PSSI nyaris tidak ada salahnya PSSI, padahal pasti zaman itu ada salahnya, apalagi masyarakat tidak suka dengan Nurdin Halid. Tapi, ketika Nirwan tidak ada di PSSI, kami selalu salah. Pasti di acara nanti yang digagas mereka, pembara acara tidak fair," ujarnya.
Alhasil PSSI pun lebih memilih untuk hadir dalam acara lainnya dengan topik yang sama. Dikabarkan, Saleh akan hadir dalam sebuah acara di Berita Satu bersama Anton Sanjoyo.
"Tepatnya diboikot. Saya sudah beritahu melalui SMS bahwa kami tidak hadir dalam acara itu (JLC)," bebernya seraya meragukan sikap netral dua media televisi tersebut terhadap kepengurusan PSSI hari ini. Sementara itu saat ditanyakan, apakah sebaiknya PSSI menghadiri acara JLC, Saleh mengaku sudah terlanjur sakit hati. "Kami berpikir tidak perlu lagi melakukan seperti itu, berkali-kali berita dari kami diplintir," sergahnya.
(tribunnews)
Kompetisi tak Jelas Pengaruhi Persiapan
Keinginan headcoach Persikabo Suimin Dihardja untuk memaksimalkan dan membentuk pemain sesuai dengan apa yang diinginkan, terganjal jadwal kompetisi Divisi Utama Liga Prima Sportindo (LPIS) yang tidak menentu. Program yang sudah dibuat pun harus direvisi hingga empat kali. “Jadwal kompetisi yang ada sekarang, memang sangat mempengaruhi sekali program perioderisasi yang sudah dijadwalkan sebelumnya oleh pelatih. Hal itu membuat persiapan menjadi terganggu,” ujar mantan pelatih Persijap Jepara ini.
Ia mengaku, seharusnya masa perioderi sasi minimal dua bulan sebelum pertandingan awal dimulai, dan itu bertahap sampai program secara keseluruhan diberikan seluruhnya. “Ini tidak, karena jadwal tidak menentu, sehingga persiapan yang sudah dilakukan diulang dari awal. Kita saja sudah merivisi empat kali program,” ungkapnya. Alhasil, yang ada sekarang persiapan langsung ke program konkrit, dimana fisik, taktik dan skill pemain dijadikan satu. Dampaknya,m kata dia, karakteristik danagresivitas pemain tidak terbentuk hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pelatih.
“Kita tidak bisa menyalahkan pemain ataupun pelatih, jika fisik pemain Persikabo menurun hanya 52 V02 max, sedangkan normalnya yakni 54. Semuanya itu butuh proses,” tegasnya. Hal itu kata dia, kembali lagi kepada persiapan yang terburu-buru, dan program yang dijadwalkan tidak bertahap. “Tak jarang ketika dipertandingan atau latihan banyak pemain yang mengalami cidera, karena semua itu dipaksakan untuk mencapai hasil maksimal,” imbuhnya. Ia berharap di putaran kedua nanti jadwal bisa dipersiapkan dengan baik.
(radarbogor)
Ia mengaku, seharusnya masa perioderi sasi minimal dua bulan sebelum pertandingan awal dimulai, dan itu bertahap sampai program secara keseluruhan diberikan seluruhnya. “Ini tidak, karena jadwal tidak menentu, sehingga persiapan yang sudah dilakukan diulang dari awal. Kita saja sudah merivisi empat kali program,” ungkapnya. Alhasil, yang ada sekarang persiapan langsung ke program konkrit, dimana fisik, taktik dan skill pemain dijadikan satu. Dampaknya,m kata dia, karakteristik danagresivitas pemain tidak terbentuk hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pelatih.
“Kita tidak bisa menyalahkan pemain ataupun pelatih, jika fisik pemain Persikabo menurun hanya 52 V02 max, sedangkan normalnya yakni 54. Semuanya itu butuh proses,” tegasnya. Hal itu kata dia, kembali lagi kepada persiapan yang terburu-buru, dan program yang dijadwalkan tidak bertahap. “Tak jarang ketika dipertandingan atau latihan banyak pemain yang mengalami cidera, karena semua itu dipaksakan untuk mencapai hasil maksimal,” imbuhnya. Ia berharap di putaran kedua nanti jadwal bisa dipersiapkan dengan baik.
(radarbogor)
Sudah Saatnya Putra Daerah Unjuk Gigi
Banyaknya putra daerah Kabupaten Bogor yang sudah mulai unjuk gigi di ajang kompetisi level atas bahkan internasional memang patut mendapat apresiasi lebih dari masyarakat Kabupaten Bogor.
Beberapa nama- nama pemain muda seperti Saefulloh Maulana yang kini berseragam Semen Padang FC, dan juga Ridwan Awaludin yang berhasil mengundang decak kagum warga Bogor lewat aksinya bersama timnas U-21 di ajang turnamen Piala Halsanah Bolkiah juga harus menjadi catatan tersendiri dari hasil pembinaan usia dini sepakbola Kabupaten Bogor.
Diperlukan keberanian lebih dari mereka untuk bisa mencapai raihan tersebut, dan prestasi mereka saat ini sepatutnya bisa dicontoh oleh pemain muda asli Bogor.
Mereka yang notabenenya adalah jebolan Persikabo ini berani mengambil resiko untuk mencoba hal yang baru dengan bermain di klub luar Bogor.
Saefulloh, rekan tandom David Pagbe di Semen Padang FC belum lama ini mengatakan keputusannya untuk menerima pinangan Semen Padang FC, diakuinya adalah keputusan yang cukup berat. Di sisi lain, Ia harus meninggalkan klub yang telah membesarkannya, dan juga meninggalkan orang-orang terdekatnya. Namun, di sisi lain, Ia pun ingin merasakan atmosfer sepakbola level 1 untuk demi masa depan karirnya di sepakbola.
"Berat memang, tapi untuk mencoba suatu hal yang baru memang butuh pengorbanan. Semua pemain sepakbola tentunya juga ingin bermain di kompetisi level 1 ,termasuk juga saya, karena saya ingin merasakan bagaimana bermain di klub besar, maka pinangan Semen Padang akhirnya saya terima," ucapnya kepada Pakar via BBM belum lama ini.
(PAKUANRAYA)
Beberapa nama- nama pemain muda seperti Saefulloh Maulana yang kini berseragam Semen Padang FC, dan juga Ridwan Awaludin yang berhasil mengundang decak kagum warga Bogor lewat aksinya bersama timnas U-21 di ajang turnamen Piala Halsanah Bolkiah juga harus menjadi catatan tersendiri dari hasil pembinaan usia dini sepakbola Kabupaten Bogor.
Diperlukan keberanian lebih dari mereka untuk bisa mencapai raihan tersebut, dan prestasi mereka saat ini sepatutnya bisa dicontoh oleh pemain muda asli Bogor.
Mereka yang notabenenya adalah jebolan Persikabo ini berani mengambil resiko untuk mencoba hal yang baru dengan bermain di klub luar Bogor.
Saefulloh, rekan tandom David Pagbe di Semen Padang FC belum lama ini mengatakan keputusannya untuk menerima pinangan Semen Padang FC, diakuinya adalah keputusan yang cukup berat. Di sisi lain, Ia harus meninggalkan klub yang telah membesarkannya, dan juga meninggalkan orang-orang terdekatnya. Namun, di sisi lain, Ia pun ingin merasakan atmosfer sepakbola level 1 untuk demi masa depan karirnya di sepakbola.
"Berat memang, tapi untuk mencoba suatu hal yang baru memang butuh pengorbanan. Semua pemain sepakbola tentunya juga ingin bermain di kompetisi level 1 ,termasuk juga saya, karena saya ingin merasakan bagaimana bermain di klub besar, maka pinangan Semen Padang akhirnya saya terima," ucapnya kepada Pakar via BBM belum lama ini.
(PAKUANRAYA)