Kemenangan tipis 1-0 atas Persikota Tanggerang pada lanjutan Divisi Utama LPIS di Stadion Cibinong, Sabtu (18/2) lalu, membuat posisi Persikabo di klasemen sementara naik ke peringkat tiga dengan 12 poin. Kendati begitu, penampilan skuad Suimin Dihardja dinilai masih belum maksimal, terutama mengenai fisik dan finishing tuch (penyelesaian akhir) kearah gawang. Hal itu pun diakui Suimin. Menurut dia, selama pertandingan menghadapi Persikota, pemain hanya mampu bertahan sampai menit ke 70, selebihnya sudah kelelahan.
“Kita tidak merasa puas ketika selesai pertandingan, selalu dilakukan evaluasi. Saat ini yang menjadi catatan adalah masalah fisik dan finishing tuch ke gawang yang masih kurang sekali,” ujar Suimin kepada Radar Bogor, kemarin.
Ia mengaku, tim pelatih akan melakukan evaluasi mengenai kekurangan tersebut. Rencananya, Rabu (22/2) pagi tim akan kembali melakukan latihan untuk menggenjot fisik pemain.
“Kita akan memberikan materi khusus untuk memperbaiki fisik pemain agar bisa bermain ful dengan stamina yang tetap fit,” imbuhnya.
Dalam latihan nanti, lanjutnya, akan dilakukan tes fisik, hasilnya kemudian dikelompokan dari fisik yang terendah ke fisik yang tinggi. “Hal itu dilakukan untuk melihat kemajuan fisik pemain,” tuturnya.
Tak hanya fisik yang akan digenjot, tambahnya, penyelesaian akhir di depan gawang pun akan dimatangkan. “Semuanya itu akan terus dipelajarai sampai matang, seluruh pemain harus bisa memasukan bola ke gawang,” imbuhnya.
Lebih lanjut mantan Pelatih Persijap Jepara ini mengatakan, nantinya ketika bertanding melawan PSP Padang pada 10 Maret mendatang, ia akan memberikan forsi lebih kepada pemain muda, sekitar 30 persen dengan persentasi 50-50. Hal itu dilakukan, agar seluruh pemain bisa berkembang khususnya pemain muda.
(radarbogor)
Selasa, 21 Februari 2012
Penonton Kurang Maksimal Panpel Berencana Turunkan Tiket (Lagi)
Penurunan harga tiket pertandingan Persikabo di laga kandang terakhir mereka kontra Persikota, Sabtu (18/2) lalu ternyata tak cukup berpengaruh pada jumlah penonton yang langsung mendukung aksi para punggawa Laskar Pajajaran. Dari pantauan PAKAR, jumlah penonton khususnya Kabomania memang nampak bertambah di sisi tribun Selatan, namun tak semuanya penuh terisi.
Tribun Selatan nampak mulai padat justru setelah Panpel mengabulkan teriakan para penonton dari luar untuk membuka pintu Stadion. Alhasil tribun Utara yang pada babak pertama tak begitu ramai, di babak kedua berubah menjadi lautan Kabomania yang penuh sesak.
Aksi dukung penjebolan pintu tribun Selatan di empat kali laga kandang Persikabo cukup menuai kontroversi dari pihak pengurus Kabomania. Menurut Ketua Umum Kabomania, Muhammad Arif, jika panitia pelaksana pertandingan tetap menuruti permintaan para penonton yang bisa masuk tanpa tiket di babak kedua, bisa dipastikan jumlah pembeli tiket pertandingan akan kembali menurun, karena mereka lebih baik menunggu gratisan di babak kedua.
"Menurut saya dengan membuka pintu stadion di babak kedua, akan memberikan kebiasaan buruk bagi para penonton untuk tidak membeli tiket, dan menunggu panpel membuka pintu di babak kedua, dan bagi para penonton yang membeli tiket juga akan kecewa karena disamakan dengan para penonton yang bisa masuk dengan mudah tanpa beli tiket," ujar Muhammad Arif, kepada Pakar, kemarin.
Pria yang kerap disapa Ayah ini mengatakan berkurangnya jumlah penonton Persikabo diakibatkan oleh banyak sebab. Selain dualisme PSSI yang tengah melanda Indonesia saat ini, harga tiket yang tak sesuai dengan kantong Kabomania yang rata-rata adalah pelajar juga cukup jadi alasan kuat bagi para Kabomania untuk tidak menyaksikan laga pertandingan Persikabo. Untuk itu, Ia berharap agar di putaran kedua nanti panpel bisa menurunkan kembali harga tiket menjadi 5 Ribu kembali sesuai dengan permintaan Kabomania.
"Harga tiket masih menjadi beban kebanyakan Kabomania yang rata-rata adalah pelajar, ya kalau bisa di putaran kedua ini dikembalikan lagi menjadi 5 Ribu Rupiah, mungkin dengan begitu penonton akan kembali membeli tiket, tapi syaratnya itu tadi, tidak ada buka pintu stadion di babak kedua," pungkasnya.
Sementara itu, menanggapi kontroversi harga tiket, Direktur Operasional Persikabo, Rendhie Arindra mengatakan suatu saat pihaknya memang berencana akan menurunkan harga tiket menjadi 5 Ribu Rupiah. Dari situ, Ia ingin melihat apakah menurunya jumlah penonton Persikabo dikarenakan harga tiket atau unsur lain.
"Mungkin suatu saat kita akan memberlakukan harga 5 Ribu Rupiah, kita lihat dulu animo masyarakat bagaimana, kalau memang penuh ya kita akan pertimbangkan lagi, kalau tidak kita akan analisis kembali mengapa pendukung Persikabo di tahun ini berkurang, " tutur Rendi.
(pakuanraya)
Tribun Selatan nampak mulai padat justru setelah Panpel mengabulkan teriakan para penonton dari luar untuk membuka pintu Stadion. Alhasil tribun Utara yang pada babak pertama tak begitu ramai, di babak kedua berubah menjadi lautan Kabomania yang penuh sesak.
Aksi dukung penjebolan pintu tribun Selatan di empat kali laga kandang Persikabo cukup menuai kontroversi dari pihak pengurus Kabomania. Menurut Ketua Umum Kabomania, Muhammad Arif, jika panitia pelaksana pertandingan tetap menuruti permintaan para penonton yang bisa masuk tanpa tiket di babak kedua, bisa dipastikan jumlah pembeli tiket pertandingan akan kembali menurun, karena mereka lebih baik menunggu gratisan di babak kedua.
"Menurut saya dengan membuka pintu stadion di babak kedua, akan memberikan kebiasaan buruk bagi para penonton untuk tidak membeli tiket, dan menunggu panpel membuka pintu di babak kedua, dan bagi para penonton yang membeli tiket juga akan kecewa karena disamakan dengan para penonton yang bisa masuk dengan mudah tanpa beli tiket," ujar Muhammad Arif, kepada Pakar, kemarin.
Pria yang kerap disapa Ayah ini mengatakan berkurangnya jumlah penonton Persikabo diakibatkan oleh banyak sebab. Selain dualisme PSSI yang tengah melanda Indonesia saat ini, harga tiket yang tak sesuai dengan kantong Kabomania yang rata-rata adalah pelajar juga cukup jadi alasan kuat bagi para Kabomania untuk tidak menyaksikan laga pertandingan Persikabo. Untuk itu, Ia berharap agar di putaran kedua nanti panpel bisa menurunkan kembali harga tiket menjadi 5 Ribu kembali sesuai dengan permintaan Kabomania.
"Harga tiket masih menjadi beban kebanyakan Kabomania yang rata-rata adalah pelajar, ya kalau bisa di putaran kedua ini dikembalikan lagi menjadi 5 Ribu Rupiah, mungkin dengan begitu penonton akan kembali membeli tiket, tapi syaratnya itu tadi, tidak ada buka pintu stadion di babak kedua," pungkasnya.
Sementara itu, menanggapi kontroversi harga tiket, Direktur Operasional Persikabo, Rendhie Arindra mengatakan suatu saat pihaknya memang berencana akan menurunkan harga tiket menjadi 5 Ribu Rupiah. Dari situ, Ia ingin melihat apakah menurunya jumlah penonton Persikabo dikarenakan harga tiket atau unsur lain.
"Mungkin suatu saat kita akan memberlakukan harga 5 Ribu Rupiah, kita lihat dulu animo masyarakat bagaimana, kalau memang penuh ya kita akan pertimbangkan lagi, kalau tidak kita akan analisis kembali mengapa pendukung Persikabo di tahun ini berkurang, " tutur Rendi.
(pakuanraya)