Tim nasional (timnas) U-21 Indonesia mendapat lawan uji coba yang cukup memadai. Klub asal Korea Selatan (Korsel) Jeonbuk Hyundai Motors U-21 akan menjadi lawan tanding Merah Putih pada laga yang digelar di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (10/2). Timnas U-21 sedang mempersiapkan diri jelang keikutsertaan di Turnamen Sultan Hasanah Bolkiah Trophy di Brunei Darussalam,27 Februari–5 Maret mendatang.Timnas muda Merah Putih di bawah komando Widodo C Putro terus ditempa di kawasan Padepokan Voli,Sentul, Bogor,Jawa Barat. Tidak hanya memberikan porsi latihan, timnas U-21 pun tentu sangat membutuhkan lawan uji coba yang mampu mendongkrak performa bertanding.Beberapa uji coba pun sudah dilakukan.
Sejauh ini sudah ada empat uji coba yang dilakukan timnas muda Merah Putih.Dari keempat laga uji tanding yang sudah dilewati,semuanya berakhir dengan hasil positif. Timnas U-21 berhasil menundukkan timnas U-17 dengan skor meyakinkan,3-0. Kemenangan itu pun kembali diukir,saat bertemu Jakarta FC dengan kedudukan,2-0. Adapun,dua kemenangan lain berhasil diraih saat bertemu Persikabo Bogor U-21 dan skuad Persikabo gabungan senior dan U-21, yang masing-masing berakhir 1-0 dan 2-0. Keempat kemenangan yang dicetak timnas muda Merah Putih memang patut diapresiasi.Namun,akan lebih baik jika lawan uji coba yang dihadapi memiliki kekuatan yang mungkin berada di atas tim asuhan Widodo.
Untuk itu,federasi sepak bola tertinggi Indonesia berusaha mendatangkan Jeonbuk Hyundai Motor agar bisa benarbenar memberikan pelajaran berharga untuk skuad timnas U-21. “Jeonbuk Hyundai Motors U-21 sudah menyatakan jadi datang dan akan berhadapan dengan timnas U-21 pada 10 Februari mendatang di Stadion Lebak Bulus.Awalnya,memang ada rencana juga bermain dengan Semen Padang,tapi tidak jadi karena Jeonbuk hanya ingin datang ke Jakarta,”ungkap anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Bob Hippy.
Sebelum beruji coba dengan Jeonbuk Hyundai Motors U-21,Widodo menyampaikan timnas muda Merah Putih direncanakan akan menjajaki Makasar United terlebih dahulu pada Senin (6/2). Laga ini diambil sebagai pemanasan sebelum menjajal klub kenamaan Negeri Ginseng tersebut.Pertandingan tersebut juga dimainkan di Stadion Lebak Bulus. Widodo menyatakan,sejauh ini pemusatan latihan timnas U-21 yang sudah berjalan lebih kurang tiga pekan makin menunjukkan kemajuan.Secara garis besar, pelatih yang juga mantan punggawa timnas Indonesia era ’90 ini mengatakan,anak-anak asuhnya sudah memiliki banyak perkembangan dari segi kerja sama tim.
“Sudah banyak perkembangan dari belum sebulan kami menjalani pelatihan di Sentul. Pemain-pemain pun memiliki motivasi yang sangat tinggi sejauh ini.Saya kira itu bagus. Kekompakan mereka juga semakin padu. Mereka menikmati perkembangan yang terus terjadi,”paparWidodo. Walau menyatakan ada banyak kemajuan yang terjadi sejauh ini,mantan pelatih Persela Lamongan tersebut juga memaparkan masih ada kekurangankekurangan yang harus dibenahi.
Minimnya pengalaman yang dimiliki Abdul Kamil Sembiring dkk menjadi satu kendala yang harus secepat dipecahkan Widodo.Untuk itulah,porsi latihan gameyang merupakan menu utama terus ditingkatkan. “Bagaimana mereka menjaga posisi juga harus terus diasah.Mereka ini pemainpemain yang tidak memiliki banyak kesempatan bermain di klub-klubnya masingmasing. Jadi,kami mencoba bagaimana caranya di setiap sesi latihan,banyak memainkan sistem game,”tandas Widodo.
(decky irawan jasri/Sindo)
Rabu, 01 Februari 2012
Seleksi Timnas U-23 Pindah Lokasi
Timnas U-23 yang sedang melakukan proses penyeleksian terpaksa memindahkan lokasi pemusatan latihan dari Cibubur ke Sentul. Kondisi lapangan yang tidak memungkinkan untuk menggelar TC,membuat pelatih timnas U-23 Aji Santoso memutuskan langkah tersebut. Mantan pelatih Persebaya Surabaya ini memang harus bertindak cepat karena dirinya harus sesegera mungkin mempersiapkan tim sebelum bermain di laga terakhir Pra-Piala Dunia (PPD) 2014 Zona Asia kontra Bahrain,Rabu (29/2).Aji diminta menyaring delapan pemain dari jumlah 31 nama yang mengikuti proses penyeleksian.
“Betul kami memindahkan lokasi seleksi di Sentul karena pertimbangan lapangan di Cibubur tidak maksimal.Kami akan kesulitan untuk melihat kemampuan pemain jika kondisi lapangannya seperti itu.Mungkin akan sampai 3 Februari kami di sana,”papar Aji.
(decky irawan jasri/Sindo)
“Betul kami memindahkan lokasi seleksi di Sentul karena pertimbangan lapangan di Cibubur tidak maksimal.Kami akan kesulitan untuk melihat kemampuan pemain jika kondisi lapangannya seperti itu.Mungkin akan sampai 3 Februari kami di sana,”papar Aji.
(decky irawan jasri/Sindo)
Nurdin: KLB Satu-satunya Jalan Selesaikan Masalah di PSSI
Mantan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menyatakan bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) merupakan satu-satunya jalan untuk menuntaskan masalah yang tak kunjung selesai di tubuh PSSI. "KLB merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikannya dan KLB itu tersebut sebagai wadah untuk melakukan evalusi, bukan menurunkan apalagi sampai menggulingkan Ketua Umum PSSI," tegas Nurdin Halid di Batu, Rabu. Ia menegaskan, di ajang KLB tersebut ketua umum bisa menjelaskan apa dan bagaimana yang sebenarnya."Ini momentum untuk memperbaiki PSSI serta persepakbolaan di Tanah Air," tegasnya.
Nurdin mengaku sedih melihat perkembangan PSSI saat ini yang tidak kunjung membaik, bahkan semakin kacau. Semula dirinya berharap dengan adanya pergantian ketua umum kinerja PSSI akan semakin membaik, maju dan tidak ada lagi gejolak internal berkepanjangan.
Ternyata, lanjutnya, kondisinya justru sebaliknya, semakin kacau dan gejolak di tubuh PSSI semakin sulit dikendalikan akibat banyaknya kebijakan yang dikeluarkan PSSI melanggar statuta.
Ia juga menyatakan kekecewaannya terhadap apa yang telah dibangun selama bertahun-tahun di PSSI dan persepakbolaan di Tanah Air, namun "dirusak" dalam sehari."Memang kinerja kami masih belum sempurna dan ada kekurangan, tapi apakah harus seperti itu, merusak apa yang sudah dibangun," tegasnya.
Namun, katanya, dirinya terus berpikir positif dan optimistis PSSI akan lebih baik di bawah kepemimpinan Djohar Arifin, tapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.Kondisi PSSI tak kunjung membaik, bahkan semakin tidak terarah.
Oleh karena itu, tegasnya, saat ini tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah di tubuh PSSI kecuali menggelar KLB."Saya yakin dengan KLB ini masalah bisa dibicarakan dan Insya Allah pasti ada rekonsiliasi," ujarnya.
Disharmonis di tubuh PSSI diawali dari Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang dan munculnya liga tandingan yang digelar PSSI yang saat itu masih dikendalikan Nurdin Halid, yakni Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas pengusaha Arifin Panigoro dan direstui oleh Menpora Andi Malarangeng.
Karena adanya LPI tersebut tiga klub yang sebelumnya berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) akhirnya "menyeberang" ke LPI, yakni Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan PSM Makassar, sehingga ketiga klub tersebut dicoret dari daftar PSSI melalui kongres di Bali, kecuali PSM Makassar.
Selanjutnya, sebagian anggota PSSI yang dimotori oleh Arifin Panigoro menggelar kongres di Solo dan memilih Djohar Arifiin sebagai ketua umum menggantikan Nurdin Halid. Namun, bukannya masalah tuntas, justru berkepanjangan sampai saat ini.
Sehingga saat ini ada dua kompetisi, yakni LPI yang diikuti oleh 12 klub termasuk Persema, PSM dan Persibo yang sebelumnya telah dicoret dari keanggotaan PSSI dan LSI yang diikuti 18 klub yang sebagian besar adalah klub-klub lama, seperti Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib Bandung, Sriwijaya FC, dan Persisam Samarinda.
(antara)
Nurdin mengaku sedih melihat perkembangan PSSI saat ini yang tidak kunjung membaik, bahkan semakin kacau. Semula dirinya berharap dengan adanya pergantian ketua umum kinerja PSSI akan semakin membaik, maju dan tidak ada lagi gejolak internal berkepanjangan.
Ternyata, lanjutnya, kondisinya justru sebaliknya, semakin kacau dan gejolak di tubuh PSSI semakin sulit dikendalikan akibat banyaknya kebijakan yang dikeluarkan PSSI melanggar statuta.
Ia juga menyatakan kekecewaannya terhadap apa yang telah dibangun selama bertahun-tahun di PSSI dan persepakbolaan di Tanah Air, namun "dirusak" dalam sehari."Memang kinerja kami masih belum sempurna dan ada kekurangan, tapi apakah harus seperti itu, merusak apa yang sudah dibangun," tegasnya.
Namun, katanya, dirinya terus berpikir positif dan optimistis PSSI akan lebih baik di bawah kepemimpinan Djohar Arifin, tapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.Kondisi PSSI tak kunjung membaik, bahkan semakin tidak terarah.
Oleh karena itu, tegasnya, saat ini tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah di tubuh PSSI kecuali menggelar KLB."Saya yakin dengan KLB ini masalah bisa dibicarakan dan Insya Allah pasti ada rekonsiliasi," ujarnya.
Disharmonis di tubuh PSSI diawali dari Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Malang dan munculnya liga tandingan yang digelar PSSI yang saat itu masih dikendalikan Nurdin Halid, yakni Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas pengusaha Arifin Panigoro dan direstui oleh Menpora Andi Malarangeng.
Karena adanya LPI tersebut tiga klub yang sebelumnya berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) akhirnya "menyeberang" ke LPI, yakni Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan PSM Makassar, sehingga ketiga klub tersebut dicoret dari daftar PSSI melalui kongres di Bali, kecuali PSM Makassar.
Selanjutnya, sebagian anggota PSSI yang dimotori oleh Arifin Panigoro menggelar kongres di Solo dan memilih Djohar Arifiin sebagai ketua umum menggantikan Nurdin Halid. Namun, bukannya masalah tuntas, justru berkepanjangan sampai saat ini.
Sehingga saat ini ada dua kompetisi, yakni LPI yang diikuti oleh 12 klub termasuk Persema, PSM dan Persibo yang sebelumnya telah dicoret dari keanggotaan PSSI dan LSI yang diikuti 18 klub yang sebagian besar adalah klub-klub lama, seperti Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib Bandung, Sriwijaya FC, dan Persisam Samarinda.
(antara)