Kendati diklaim masih belum menunjukkan kemajuan yang cukup significant, namun geliat pemain muda Persikabo Bogor sedikit demi sedikit mulai nampak. Janji Suimin Diharja untuk memberikan kesempatan kepada para pemain muda Bogor pun ditepatinya. Meskipun hanya sebatas uji coba, namun Suimin tetap memberikan kepercayaan kepada para pemain muda Bogor seperti Rojali, Andi Sofyan, Wawan Susilo dkk untuk masuk dalam starting line up.
Selama tiga kali menjalani uji coba di Stadion Persikabo, nama Wawan Susilo cukup kerap menghiasi lapangan hijau Stadion. Pemain dengan posisi gelandang serang ini mempunyai kemauan yang tinggi untuk berkembang. Untuk itulah, pemuda asal Cileungsi Kabupaten Bogor ini sedang mencuri perhatian pelatih Suimin Diharja.
Wawan adalah pesepakbola yang dibesarkan di Kabupaten Bekasi. Maklum saja, jarak dari rumahnya sangat dekat dengan Bekasi, hanya setengah jam bisa sampai ke tempat latihan. Sedangkan untuk ke Bogor, dirinya membutuhkan waktu lebih dari satu jam.
"Saya pertama bermain bola di Bekasi. Jaraknya deket dari rumah," ujar Wawan saat ditemui di Mes Pusda'i Pemkab Bogor, Kamis (10/11). Untuk musim ini, dirinya siap bersaing untuk mendapatkan posisi stratrer di tim berjuluk "Laskar Padjajaran".
Kunci utama untuk mendapatkan itu adalah dengan menambah porsi latihan dan menjalankan semua instruksi pelatih dengan benar.
"Siapa sih yang tidak ingin menjadi pemain starter. Saya siap bersaing untuk mendapatkan posisi tersebut. Dengan menambah jam latihan, saya optimistis bisa," tegas Wawan.
Posisi gelandang di Persikabo sendiri sangat banyak. Tapi, Wawan menyatakan jika sering berlatih dirinya yakin bisa bersaing. Pemain ni pun sudah tidak asing lagi dimata pelatih Suimin Diharja. Karena, dirinya pernah berstatus pemain magang pada tahun 2007-2008 lalu.
(pakuanraya)
Kamis, 01 Desember 2011
Coba-coba (Persikabo Bungkam Perseman 2-0)
Masih cukup waktu bagi Persikabo Kabupaten Bogor tampil ganas. Pelatih Suimin Diharja pada ujicoba dengan Perseman Manokwari, Papua Barat (bukan dengan Persiter Ternate seperti disebutkan sebelumnya-red) di Stadion Persikabo, Rabu (30/11), menang 2-0. Dua gol kemenangan Laskar Padjajaran itu lahir dari gol bunuh diri pemain belakang Perseman, George menit ke-28 dan 84, maksudnya menghalau tendangan pojok Jibby Wuwungan dan crossing Abdul Gani ‘Morgan’ Pelupessy, namun masuk ke gawang sendiri.
Suimin pada laga itu memberi kesempatan gelandang muda asal Cileungsi, Wawan Susilo yang pada ujicoba sebelumnya dicoba di sektor sayap. Tak hanya itu, Suimin juga mencoba bek asal Bojonggede, Kresna Hermawan jadi gelandang, sehingga dua pemain muda memainkan ritme permainan skema 4-1-3-2 di babak kedua dari formasi 4-3-3 yang sebelumnya dimainkan skuad yang sebagian besar masuk kerangka tim di babak pertama. Suimin bahkan terus mencoba pemain muda lainnya yaitu Erik, Holik, Mu’min dan Andi Sopian.
“Seminggu ke depan ini, Abang masih terus melakukan evaluasi. Jadi bukan skor akhir, tapi bagaimana perannya pemain menjalankan organisasi permainan,” jelas Suimin yang belum mengarahkan penyerang Brima Pepito Sanusie jadi bomber mematikan. “Masih akan dilakukan latihan setting penyerangan.”
Sementara starter, Suimin memasang kiper Wawan Dermawan dengan pemain lapangan Tugi Hadi, Eduard Valuta, Rozali, Nopianto, Masperi Kasim, Bona Simanjuntak, Jarot, Nico Susanto, Jibby Wuwungan dan Brima Pepito. Pada menit ke-10 Masperi sempat membuat peluang gol dari dua tendangannya yang diblok kiper lawan setelah sebelumnya Jibby gagal memanfaatkan umpan Pepito.
Kabomania bersorak saat tendangan pojok Jibby berbuah gol. George yang menjaga Pepito terkecoh dengan tandukannya sehingga bola lepas ke tubuhnya dan melesat ke gawang Perseman. Unggul 1-0 bertahan hingga turun minum. Memasuki babak kedua, variasi serangan Persikabo berkembang. Pepito juga mencetak peluang gol menit 70, namun heading masih melebar. Skor berubah jadi 2-0 saat tendangan Morgan dihalau George, justeru masuk ke gawang sendiri menit 84. Gol itu bertahan hingga wasit Agus Lestari meniup peluit panjang. “Pemain belakang panik. Tak masalah karena kami masih mencari pemain yang tepat di posisi itu,” jelas pelatih Perseman asal Chili, John Castro.
(jurnalbogor)
Suimin pada laga itu memberi kesempatan gelandang muda asal Cileungsi, Wawan Susilo yang pada ujicoba sebelumnya dicoba di sektor sayap. Tak hanya itu, Suimin juga mencoba bek asal Bojonggede, Kresna Hermawan jadi gelandang, sehingga dua pemain muda memainkan ritme permainan skema 4-1-3-2 di babak kedua dari formasi 4-3-3 yang sebelumnya dimainkan skuad yang sebagian besar masuk kerangka tim di babak pertama. Suimin bahkan terus mencoba pemain muda lainnya yaitu Erik, Holik, Mu’min dan Andi Sopian.
“Seminggu ke depan ini, Abang masih terus melakukan evaluasi. Jadi bukan skor akhir, tapi bagaimana perannya pemain menjalankan organisasi permainan,” jelas Suimin yang belum mengarahkan penyerang Brima Pepito Sanusie jadi bomber mematikan. “Masih akan dilakukan latihan setting penyerangan.”
Sementara starter, Suimin memasang kiper Wawan Dermawan dengan pemain lapangan Tugi Hadi, Eduard Valuta, Rozali, Nopianto, Masperi Kasim, Bona Simanjuntak, Jarot, Nico Susanto, Jibby Wuwungan dan Brima Pepito. Pada menit ke-10 Masperi sempat membuat peluang gol dari dua tendangannya yang diblok kiper lawan setelah sebelumnya Jibby gagal memanfaatkan umpan Pepito.
Kabomania bersorak saat tendangan pojok Jibby berbuah gol. George yang menjaga Pepito terkecoh dengan tandukannya sehingga bola lepas ke tubuhnya dan melesat ke gawang Perseman. Unggul 1-0 bertahan hingga turun minum. Memasuki babak kedua, variasi serangan Persikabo berkembang. Pepito juga mencetak peluang gol menit 70, namun heading masih melebar. Skor berubah jadi 2-0 saat tendangan Morgan dihalau George, justeru masuk ke gawang sendiri menit 84. Gol itu bertahan hingga wasit Agus Lestari meniup peluit panjang. “Pemain belakang panik. Tak masalah karena kami masih mencari pemain yang tepat di posisi itu,” jelas pelatih Perseman asal Chili, John Castro.
(jurnalbogor)
Menang Lewat Gol Bunuh Diri Penampilan Persikabo Belum Memuaskan
Tim Persikabo masih membuktikan keperkasaannya di kandang sendiri. Setelah berhasil menumbangkan Nusaina Maluku FC, Senin (27/11), lalu dengan skor 3-1, Rabu (30/11), sore kemarin, Jibby Wuwungan dkk. kembali sukses membungkam Perseman Manokwari dengan skor 2-0 (1-0).
Sayangnya gol yang dihasilkan di menit ke 28, dan Morgan di menit ke 84 tidak-lah gol murni. Kesalahan kipper dan pemain bertahan Perseman Manokwari yang cukup fatal membuat anak asuh Suimin Diharja ini dengan mudah melesakkan bola ke arah gawang tim asal Papua ini.
Menyikapi hasil uji coba, Suimin mengaku masih jauh dari yang diharapkannya. Dua gol yang tercipta dari Pepito dan Morgan, menurutnya bukan gol murni yang berasal dari skema pertandingan yang sudah diterapkannya.
"Sejauh ini performa anak-anak masih belum memuaskan, dan masih jauh dari harapan Abang, koordinasi antar lini yang masih belum berjalan dengan sempurna juga perlu di evaluasi lagi," tutur Suimin Diharja kala dijumpai Pakar usai pertandingan, kemarin.
Pria kelahiran Medan ini mengatakan, minggu-minggu ini adalah minggu evaluasi keseluruhan dari performa pemain. Nantinya, hasil uji coba ini akan direkap oleh tim pelatih, dan dianalisa, di mana letak kekurangan dari masing-masing pemain. Kemudian, minggu depan Suimin dan tim pelatih bakal melakukan pengelompokan pemain berdasarkan kekurangan mereka dalam hal latihan.
"Intinya, hasil uji coba ini bukan patokan performa kita, patokannya nanti setelah kompetisi yang sesungguhnya, uji coba ini kita gunakan untuk mencari posisi terbaik untuk posisi starting eleven nanti sekaligus untuk mengevaluasi performa mereka nanti, minggu ini adalah minggu evaluasi, baru kinggu depan kita sudah mulai fokus drill teknik, dan melakukan pengelompokan latihan," tegasnya.
(pakuanraya)
Sayangnya gol yang dihasilkan di menit ke 28, dan Morgan di menit ke 84 tidak-lah gol murni. Kesalahan kipper dan pemain bertahan Perseman Manokwari yang cukup fatal membuat anak asuh Suimin Diharja ini dengan mudah melesakkan bola ke arah gawang tim asal Papua ini.
Menyikapi hasil uji coba, Suimin mengaku masih jauh dari yang diharapkannya. Dua gol yang tercipta dari Pepito dan Morgan, menurutnya bukan gol murni yang berasal dari skema pertandingan yang sudah diterapkannya.
"Sejauh ini performa anak-anak masih belum memuaskan, dan masih jauh dari harapan Abang, koordinasi antar lini yang masih belum berjalan dengan sempurna juga perlu di evaluasi lagi," tutur Suimin Diharja kala dijumpai Pakar usai pertandingan, kemarin.
Pria kelahiran Medan ini mengatakan, minggu-minggu ini adalah minggu evaluasi keseluruhan dari performa pemain. Nantinya, hasil uji coba ini akan direkap oleh tim pelatih, dan dianalisa, di mana letak kekurangan dari masing-masing pemain. Kemudian, minggu depan Suimin dan tim pelatih bakal melakukan pengelompokan pemain berdasarkan kekurangan mereka dalam hal latihan.
"Intinya, hasil uji coba ini bukan patokan performa kita, patokannya nanti setelah kompetisi yang sesungguhnya, uji coba ini kita gunakan untuk mencari posisi terbaik untuk posisi starting eleven nanti sekaligus untuk mengevaluasi performa mereka nanti, minggu ini adalah minggu evaluasi, baru kinggu depan kita sudah mulai fokus drill teknik, dan melakukan pengelompokan latihan," tegasnya.
(pakuanraya)
Kolektivitas belum Maksimal (Persikabo 2-0 Perseman)
Hasil positif kembali diraih Persikabo dalam laga kontra Perseman Manokwari di Stadion Persikabo Cibinong, kemarin. Skor 2-0 menutup laga eksibisi tersebut. Namun, penampilan skuad Laskar Padjajaran kembali jadi sorotan. Kolektivitas tim belum terjalin baik. Bahkan, dua gol kemenangan terlahir dari aksi bunuh diri pemain lawan George Oyedepo di menit 28 dan 84. Kondisi tersebut jelas membuat headcoach Suimin Diharja tidak puas.
“Abang tidak melihat skor, tapi yang dilihat itu kolektivitas permainan. Pada babak pertama memang anak-anak bermain kurang maksimal, tapi di babak kedua setelah merotasi pemain senior ke junior menjadi lebih baik,” jelas Suimin kepada Radar Bogor usai pertandingan.
Menurut dia, kesalahan delapan kali passing saat pertandingan baru berjalan 17 menit adalah murni karena kurang berjalannya kolektivitas. Karena itu, kata dia, selama satu minggu ini akan diadakan evaluasi hingga laga uji coba terakhir melawan Pro Titan, Sabtu (3/12) mendatang.
“Ya, memang banyak kesalahan dari beberapa pemain. Makanya akan kita lihat perkembangan dalam minggu ini,” tegas pria berjuluk Pelatih Kampung itu.
Dua gol yang bersarang ke gawang Perseman, lanjutnya, tak bisa dikatakan sebagai keberuntungan walau lahir akibat bunuh diri.
Sebab, keduanya tercipta melalui proses matang para gelandang Laskar Padjajaran. “Semua itu kan terlahir karena proses, jadi tak bisa dikatakan sebagai keberuntungan,” singkat Suimin lagi.
Saat disinggung mengenai performa Pepito yang belum menunjukkan peningkatan, Suimin menegaskan jika mantan bomber Persitara itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Pasalnya, ia baru saja bergabung dengan Erik Ebol cs. “Pepito butuh adaptasi.
Abang memang sengaja menyuruhnya untuk bekerja sendiri, kan belum Abang setting. Nah, seminggu ke depan baru digembleng,” tuturnya.
Ia menambahkan, Pepito telah memenuhi beberapa kriteria, seperti screnning ball. Hanya, tinggal memolesnya untuk bola intersep dan heading. “Abang optimis performa dia bisa meningkat. Makanya sekarang jangan dulu dijustifikasi kalau Pepito tidak layak membela Persikabo,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat Sepakbols, Yudi Agus Soleh memaparkan, kehadiran Pepito selama dua kali 45 menit tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi tim.
Seharusnya, jika dia memang pemain hebat, tentu akan dengan mudah beradaptasi. “Lihat saja dia harusnya bisa bikin gol, tapi karena tidak bisa menempatkan posisi dan naluri golnya kurang, akhirnya tak maksimal,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, Pepito hanya terkesan sebagai pemanis lapangan. Ia jarang sekali memegang bola apalagi menciptakan peluang berbahaya. “Saya mencatat dia hanya membuat satu peluang berbahaya, selebihnya selalu kehilangan bola,” pungkasnya.
(radarbogor)
“Abang tidak melihat skor, tapi yang dilihat itu kolektivitas permainan. Pada babak pertama memang anak-anak bermain kurang maksimal, tapi di babak kedua setelah merotasi pemain senior ke junior menjadi lebih baik,” jelas Suimin kepada Radar Bogor usai pertandingan.
Menurut dia, kesalahan delapan kali passing saat pertandingan baru berjalan 17 menit adalah murni karena kurang berjalannya kolektivitas. Karena itu, kata dia, selama satu minggu ini akan diadakan evaluasi hingga laga uji coba terakhir melawan Pro Titan, Sabtu (3/12) mendatang.
“Ya, memang banyak kesalahan dari beberapa pemain. Makanya akan kita lihat perkembangan dalam minggu ini,” tegas pria berjuluk Pelatih Kampung itu.
Dua gol yang bersarang ke gawang Perseman, lanjutnya, tak bisa dikatakan sebagai keberuntungan walau lahir akibat bunuh diri.
Sebab, keduanya tercipta melalui proses matang para gelandang Laskar Padjajaran. “Semua itu kan terlahir karena proses, jadi tak bisa dikatakan sebagai keberuntungan,” singkat Suimin lagi.
Saat disinggung mengenai performa Pepito yang belum menunjukkan peningkatan, Suimin menegaskan jika mantan bomber Persitara itu membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Pasalnya, ia baru saja bergabung dengan Erik Ebol cs. “Pepito butuh adaptasi.
Abang memang sengaja menyuruhnya untuk bekerja sendiri, kan belum Abang setting. Nah, seminggu ke depan baru digembleng,” tuturnya.
Ia menambahkan, Pepito telah memenuhi beberapa kriteria, seperti screnning ball. Hanya, tinggal memolesnya untuk bola intersep dan heading. “Abang optimis performa dia bisa meningkat. Makanya sekarang jangan dulu dijustifikasi kalau Pepito tidak layak membela Persikabo,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat Sepakbols, Yudi Agus Soleh memaparkan, kehadiran Pepito selama dua kali 45 menit tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi tim.
Seharusnya, jika dia memang pemain hebat, tentu akan dengan mudah beradaptasi. “Lihat saja dia harusnya bisa bikin gol, tapi karena tidak bisa menempatkan posisi dan naluri golnya kurang, akhirnya tak maksimal,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, Pepito hanya terkesan sebagai pemanis lapangan. Ia jarang sekali memegang bola apalagi menciptakan peluang berbahaya. “Saya mencatat dia hanya membuat satu peluang berbahaya, selebihnya selalu kehilangan bola,” pungkasnya.
(radarbogor)