Jurnal Bogor - Ketua Komisi Normalisasi Agum Gumelar, menyatakan siap memimpin PSSI jika ditunjuk oleh badan sepak bola (FIFA). Namun, kata dia, jika hal itu memang berdasarkan mandat sepenuhnya yang diputuskan FIFA. Dan penunjukkan itu, kata Agum, dilakukan demi bangsa dan negara.
“Kalau saya ditunjuk, saya harus minta izin dulu kepada cucu saya. Tapi saya siap bila ditunjuk demi bangsa dan negara. Apa boleh buat bila keputusannya FIFA seperti itu, tentu kita terima. Tetapi siapa ketuanya, itu yang masih menjadi tanda tanya,” ujar Agum di kantor PSSI, sebelum bertolak ke Swiss, kemarin.
Lebih lanjut Agum mengatakan, sebagai Ketua KN, dirinya sudah berada di titik jenuh. Karena, selama ini KN selalu berseberangan dengan pemilik suara pro-perubahan yang mendukung George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP) dalam perburuan kursi tertinggi di PSSI.
Meski demikian, gagalnya kongres tak menyisakan kebencian dalam diri Agum, terhadap Kelompok 78 yang ngotot mendukung GT dan AP. Agum meminta agar namanya dan KN-PSSI tidak lagi dibenturkan dengan kubu pro perubahan.
“KN tidak ada rasa benci dan emosi. Kami hanya menaati azas saja. Kami telah berusaha merangkul keduanya meskipun sejauh ini belum berhasil. Dan saya juga tidak melihat adanya alasan saya untuk dibenturkan lagi dengan pendukung mereka,” ujar Agum.
Agum yang kembali menyambangi Markas Besar FIFA di Zurich, Swiss, kemarin (29/5) bersama Joko Driyono, anggota KN-PSSI yang juga bertindak sebagai acting Sekretaris Jenderal PSSI. Selain untuk menyerahkan laporan KN-PSSI selama memimpin federasi sepakbola Indonesia, kunjungan KN-PSSI ke markas besar FIFA itu juga untuk melobi FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi untuk sepakbola Indonesia.
Beberapa perwakilan dari Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), KONI/KOI dan Komisi X DPR RI yang direncakanan ikut terbang ke markas besar FIFA, gagal berangkat akibat permasalahan visa.
Walaupun berat, Ketua Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri) itu tetap optimis mampu menaklukkan dan mengarahkan FIFA agar sepakbola Indonesia terhindar dari sanksi. “Meskipun peluangnya hanya setetes, kami tetap akan memperjuangkannya. Tidak ada satu alasan pun untuk FIFA memberi sanksi kepada Indonesia, sebab KN-PSSI telah menjalankan seluruh mandat FIFA dengan baik,” ujarnya.
Senin, 30 Mei 2011
50 Pemain Terjaring di PERY III
Jurnal Bogor - Tim pemandu bakat Kejuaraan Sepakbola U-23 Piala Emas Rachmat Yasin (PERY) III/2011 telah menemukan 50 pemain. Mereka terpantau mulai dari babak penyisihan hingga babak 8 besar dan pemantauan masih dilakukan pada semifinal pada Selasa (31/5) dan Rabu (1/6) di Stadion Persikabo.
“Sudah ada 50 anak yang berpotensi maju,” ujar Yudi Agus Soleh, pemandu bakat PERY.
Pemain PERY ini jelas Yudi, tidak menutup kemungkinan akan masuk Persikabo Kabupaten Bogor pada musim kompetisi tahun depan. Syaratnya jika konsistensi masih tetap ditunjukan pemain terpilih hasil penjaringan PERY. “Barangkali nanti pengurus Persikabo mesti berani mengambil pemain berpotensi untuk masuk tim. Beri mereka kesempatan,” ungkap Yudi.
Diakuinya, telenta pemain Kabupaten Bogor tak kalah dengan daerah lainnya jika mendapat pembinaan yang benar dan berkesinambungan. Porsi jam terbang akan cukup menentukan nantinya. ” Jika lebih banyak kesempatan tampil, saya yakin mereka akan jadi pada beberapa tahun ke depan. Sepakbola itu butuh proses dan kompetisi liga akan jadi pengalaman terbaik,” ungkap Yudi.