Kendati boleh dikatakan sebagai orang baru yang terjun dalam dunia sepakbola. Namun sosok Rhendie Arindra boleh dikatakan sebagai figure yang sukses dalam hal melakukan penataan organisasi atau manajemen klub sepakbola yang bernuansa industri. Disamping itu, Rhendie juga punya insting yang sangat jeli dalam melihat keinginan pasar sepakbola di Bogor. Rhendie sangat sukses dalam merekrut para pemain asing yang memperkuat klubnya yakni Bogor Raya FC.
Posisi sebagai Chief Operating Officer ditubuh PT Bogor Raya, bukan berarti membuat Rhendie tidak punya waktu untuk mencari para pemain asing yang berkualitas. Berkat kemahiran dalam berbahasa inggris dan penguasaan IPTEK, Rhendie memanfaatkan kemampuan dasar yang melekat dalam dirinya itu untuk memboyong para pemain asing dari negeri tango dan negeri kanguru.
Lima pemain asing yang ada di Bogor Raya FC saat ini adalah para pemain yang memang punya kualitas teknik, skill dan mental yang bagus. Selain itu, para pemain yang bergabung di Bogor Raya FC juga sangat tampan tampan dan mampu menjadi magnet untuk mengundang supporter perempuan datang ke Stadion untuk memberikan dukungan kepada Bogor Raya. “Kami adalah sebuah tim yang baru lahir. Namun kami tidak mau tim kami ini tidak punya pendukung atau penonton. Makanya, dari awal kami melakukan pencarian pemain yang benar benar bisa mendongkrak pamor tim dan juga citra Bogor Raya FC sebagai tim yang harus tumbuh dalam sepakbola modern seperti sekarang ini yang akan dikembangkan Liga Primer Indonesia,” ujar Rhendie Arindra kepada Pakar kemarin petang di Sentul. Dalam kesempatan yang sama, anak pertama dari H. Rudi Ferdian ini mengatakan, sebenarnya ia juga ingin membantu manajemen atau pengurus Persikabo dalam hal pencarian pemain asing buat Laskar Pajajaran.
“Kalau memang manajemen dan pengurus Persikabo meminta tenaga saya untuk mencarikan pemain asing dari daratan Amerika Latin, saya siap mencarikannya. Bahkan, saya juga sudah mendengar kalau Persikabo membutuhkan stopper dan stiker asing yang tangguh dalam segala aspek. Saya siap membantu Persikabo untuk meboyong pemain asing dari beberapa klub yang ada di Argentina seperti River Plate, Lanus, Estudiantes dll,” ujarnya dengan tegas.
Lebih lanjut, kata Rhendie, ia juga sudah menyiapkan nama nama pemain dari Liga Argentina yang akan didatangkan jika memang manajemen atau pengurus Persikabo sudah melakukan pembicaraan secara resmi dengan dirinya.
“Saya siap mendatangkan Lucas Sanches dari Liga Argentina. Ia pemain yang tangguh dalam lini belakang, masih muda. Punya skill yang oke dan mental profesional,” paparnya.
Sementara itu, General Manager Persikabo, Mas’an Djajuli membenarkan kalau Persikabo saat ini tengah membidik para pemain asing yang harus lebih berkualitas dalam segala hal. Selain bisa mengangkat prestasi tim. Para pemain asing yang akan didatangkan Persikabo juga nantinya harus benar benar punya mental profesional serta mampu menjadi magnet buat Persikabo itu sendiri,” beber Mas’an Djajuli kepada Pakar belum lama ini.
Rabu, 26 Januari 2011
Persikabo Eleh Deui
Lagi-lagi Persikabo harus menelan pil pahit dalam laga away mereka setelah dikalahkan Persipasi Bekasi 2-1 (0-2) pada lanjutan Kompetisi Divisi Utama, Liga Indonesia yang diselenggarakan di Stadion Patriot, Selasa (25/1), kemarin. Dua gol tuan rumah dicetak Mansyur pada menit kelima dan penalti Stephen Mennoh (43), sedangkan gol Persikabo dihasilkan sundulan Jibby Wuwungan di menit akhir sebelum peluit tanda berkahirnya pertandingan dibunyikan.
Sejak kick off babak pertama dimulai, Tim berjuluk Laskar Patriot tersebut sudah langsung memberikan tekanan pada benteng pertahanan Persikabo. Penyerang Persipasi, Stephen Penoh selalu memberikan umpan-umpan akurat dari sektor kanan dan kiri, alhasil, baru lima menit pertandingan berjalan, Ari Supriatna yang tak terkawal mampu melepaskan tendangan kencang, bola pantulan langsung diteruskan sontekan Mansyur.
Dengan keunggulan 1-0 tersebut para punggawa Laskar Patriot terus berusaha untuk membalas kekalahan mereka. Persikabo yang tampil tanpa Zaenal Arif mampu menciptakan peluang. Sundulan Jibby Wuwungan yang memanfaatkan umpan Salim Alaydrus hampir berbuah gol, tapi sundulannya digagalkan penjaga gawang Bayu Cahyo.
Pertandingan pun kembali berlangsung panas ketika Wasit Suwandi menghadiahi Persipasi tendangan pinalti, akibat handsball bek Persikabo, Kahudi Wahyu. Kedudukan berubah menjadi 2-0 hingga turun minum. Memasuki babak kedua, pelatih Maman Suryaman melakukan rotasi pemain. Hasilnya positif, masuknya Sairan yang menggantikan Erik membuat sektor sayap Persikabo terlihat lebih hidup. Banyak peluang yang bisa diciptakan Susanto dan Salim, namun gagal dimanfaatkan oleh mereka. Menjelang akhir pertandingan Persikabo mampu memperkecil ketertinggalan. Sundulan Jibby Wuwungan yang menerima umpan Tcana Cyril mampu membobol gawang Persipasi.
Kendati menderita kekalahan dalam dua laga away yang ditanganinya, Kepala Pelatih Persikabo, Maman Suryaman tak menunjukkan rasa kekecewaannya pada permainan anak asuhnya. Bahkan pria yang sebelumnya tak pernah menyalahkan kekalahan akibat ketidak adilan wasit akhirnya melontarkan kalimat yang mengindikasikan hal tersebut.
“Saya tidak akan komentar banyak tentang wasit lah, ya kita bisa lihat sendiri lah, bagaimana jalannya pertandingan, sebenarnya permainan Persikabo jauh lebih baik dari Persipasi, tapi mungkin faktor non teknis disini lebih kuat, namun secara garis besar saya puas dengan penampilan mereka,” ungkap Maman saat ditemui wartawan usai pertandingan.
Ketidakpuasan akan hasil pertandingan pun juga dilontarkan General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli. Ia mengaku tak puas dengan keputusan wasit yang jelas-jelas membuat klub kebanggan masyarakat Bogor tersebut menderita kekalahan.
“Kita selalu dirugikan wasit. Sebenarnya semua pemain sudah bermain maksimal. Namun konsentrasi pemain terganggu keputusan wasit yang kontroversial,” ujar manajer Persikabo, Mas’an Djajuli.
Lebih lanjut, ia berharap PSSI bisa segera membenahi sistem pertandingan yang berat sebelah seperti ini. Supaya tidak banyak lagi klub-klub yang tertarik untuk hijrah ke LPI.
Sejak kick off babak pertama dimulai, Tim berjuluk Laskar Patriot tersebut sudah langsung memberikan tekanan pada benteng pertahanan Persikabo. Penyerang Persipasi, Stephen Penoh selalu memberikan umpan-umpan akurat dari sektor kanan dan kiri, alhasil, baru lima menit pertandingan berjalan, Ari Supriatna yang tak terkawal mampu melepaskan tendangan kencang, bola pantulan langsung diteruskan sontekan Mansyur.
Dengan keunggulan 1-0 tersebut para punggawa Laskar Patriot terus berusaha untuk membalas kekalahan mereka. Persikabo yang tampil tanpa Zaenal Arif mampu menciptakan peluang. Sundulan Jibby Wuwungan yang memanfaatkan umpan Salim Alaydrus hampir berbuah gol, tapi sundulannya digagalkan penjaga gawang Bayu Cahyo.
Pertandingan pun kembali berlangsung panas ketika Wasit Suwandi menghadiahi Persipasi tendangan pinalti, akibat handsball bek Persikabo, Kahudi Wahyu. Kedudukan berubah menjadi 2-0 hingga turun minum. Memasuki babak kedua, pelatih Maman Suryaman melakukan rotasi pemain. Hasilnya positif, masuknya Sairan yang menggantikan Erik membuat sektor sayap Persikabo terlihat lebih hidup. Banyak peluang yang bisa diciptakan Susanto dan Salim, namun gagal dimanfaatkan oleh mereka. Menjelang akhir pertandingan Persikabo mampu memperkecil ketertinggalan. Sundulan Jibby Wuwungan yang menerima umpan Tcana Cyril mampu membobol gawang Persipasi.
Kendati menderita kekalahan dalam dua laga away yang ditanganinya, Kepala Pelatih Persikabo, Maman Suryaman tak menunjukkan rasa kekecewaannya pada permainan anak asuhnya. Bahkan pria yang sebelumnya tak pernah menyalahkan kekalahan akibat ketidak adilan wasit akhirnya melontarkan kalimat yang mengindikasikan hal tersebut.
“Saya tidak akan komentar banyak tentang wasit lah, ya kita bisa lihat sendiri lah, bagaimana jalannya pertandingan, sebenarnya permainan Persikabo jauh lebih baik dari Persipasi, tapi mungkin faktor non teknis disini lebih kuat, namun secara garis besar saya puas dengan penampilan mereka,” ungkap Maman saat ditemui wartawan usai pertandingan.
Ketidakpuasan akan hasil pertandingan pun juga dilontarkan General Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli. Ia mengaku tak puas dengan keputusan wasit yang jelas-jelas membuat klub kebanggan masyarakat Bogor tersebut menderita kekalahan.
“Kita selalu dirugikan wasit. Sebenarnya semua pemain sudah bermain maksimal. Namun konsentrasi pemain terganggu keputusan wasit yang kontroversial,” ujar manajer Persikabo, Mas’an Djajuli.
Lebih lanjut, ia berharap PSSI bisa segera membenahi sistem pertandingan yang berat sebelah seperti ini. Supaya tidak banyak lagi klub-klub yang tertarik untuk hijrah ke LPI.
Persikabo sejak awal telah salah langkah
SATU Bintang tak akan punya arti banyak kalau tidak bisa menerangi secara luas. Namun, banyaknya kunang kunang akan punya makna besar jika mampu menerangi secara luas. Prinsip seperti itulah yang akan saya sodorkan kepada manajemen Persikabo agar bisa membeli lebih banyak lagi pemain yang punya sifat dasar seperti Kunang – Kunang. Kehadiran Jibby Wuwungan, Ilham Hasan, Salim Alaydrus dan Zaenal Arif dalam tubuh Laskar Pajajaran tahun ini memang punya peran yang sangat besar. Beberapa kali empat pemain tersebut mampu menunjukan performa gemilang.
Namun, karena Persikabo sejak awal telah salah langkah dalam membeli pemain asing berlabel “bintang” sekelas JP Boumsong dan Nanmi Hughes, namun kebintangan mereka yang digembar gemborkan oleh sang agen nya ternyata tidak mampu mendongkrak performa tim Persikabo. Bahkan, kedua pemain tersebut kalau dihitung permenit dan perkontribusinya sangat dibawah rata rata.
Ini jelas salah satu rekrutmen yang gagal total yang telah dilakukan Pengurus Persikabo. Seharusnya, ketika skuad Persikabo akan menentukan atau mengontrak pemain asing dan lokalnya. Pengurus harus melakukan diskusi secara detail dengan pelatih kepala. Karena pelatih kepala lah yang akan meracik para pemain yang akan didatangkan itu. Selain itu, dalam proses rekrutmen pemain juga harus dikesampingkan hal hal yang berada diluar jalur sepakbola. Tim yang akan menentukan pemain yang akan dikontrak itu harus berkonsultasi dengan pelatih, melihat CV, melihat video pertandingan terakhir dan harus disesuaikan dengan kebutuhan tim yang ada.
Nasi memang sudah menjadi bubur, uang banyak dalam proses pembelian pemain namun pemain yang didatangkan tak ubahnya seperti lilin yang akan padam. Idealnya manajemen dan pengurus Persikabo harus bisa membeli pemain yang punya tabiat kunang kunang. Meskipun pemain asingnya kurang ternama namun pemain pemain asingt itu bisa menjadi penerang bagi perjalanan Persikabo dalam mengarungi target Superliga.
Pengurus Persikabo rupanya harus belajar kepada sosok Rhendie Arindra ( COO PT Bogor Raya) , yang boleh dikatakan sebagai meteor baru dalam kancah sepakbola di Bogor dan Nasional. Karena Rhendie mampu menggabungkan unsur pemasaran, pencitraan dan unsur untuk mengangkat performa tim secara baik. Lima pemain asing yang didatangkan Laskar Kujang ini merupakan hasil bidikan dari proses Rhendie Arindra yang mengarungi dunia maya. Lelaki bujang anak dari H. Rudia Ferdian ini membuka data data pemain yang ada di liga Amerika Latin. Ia melakukan kontak person dengan jajaran asosiasi atau federasi sepakbola negara yang ditujunya saat membuka internet. Alhasil; Diego Bogado, Luciano Rimoldi dan Oscar Alegre saat ini benar benar menjadi kunang kunang yang sangat penting bagi langkah Bogor Raya FC yang tengah memasuki perhelatan industri sepakbola modern.
Apa salahnya, manajemen atau pengurus Persikabo mau bertanya atau berguru kepada seorang Rhendie Arindra dalam hal proses rekrutmen pemain buat tim Persikabo. Saya melihat para pemain yang ada di Bogor Raya FC saat ini boleh dikatakan telah menjadi kunang –kunang yang mampu menjabarkan misi dan visi manajemen PT Bogor Raya dalam kancah Liga Primer Indonesia dan juga industri sepabola modern.
Buat apa Persikabo mencari bintang asing, kalau sinar bintangnya itu tidak mampu menerangi tim Persikabo itu sendiri. Lebih baik membeli kunang kunang yang banyak namun mampu membuat terang jalan dan target Persikabo.
Namun, karena Persikabo sejak awal telah salah langkah dalam membeli pemain asing berlabel “bintang” sekelas JP Boumsong dan Nanmi Hughes, namun kebintangan mereka yang digembar gemborkan oleh sang agen nya ternyata tidak mampu mendongkrak performa tim Persikabo. Bahkan, kedua pemain tersebut kalau dihitung permenit dan perkontribusinya sangat dibawah rata rata.
Ini jelas salah satu rekrutmen yang gagal total yang telah dilakukan Pengurus Persikabo. Seharusnya, ketika skuad Persikabo akan menentukan atau mengontrak pemain asing dan lokalnya. Pengurus harus melakukan diskusi secara detail dengan pelatih kepala. Karena pelatih kepala lah yang akan meracik para pemain yang akan didatangkan itu. Selain itu, dalam proses rekrutmen pemain juga harus dikesampingkan hal hal yang berada diluar jalur sepakbola. Tim yang akan menentukan pemain yang akan dikontrak itu harus berkonsultasi dengan pelatih, melihat CV, melihat video pertandingan terakhir dan harus disesuaikan dengan kebutuhan tim yang ada.
Nasi memang sudah menjadi bubur, uang banyak dalam proses pembelian pemain namun pemain yang didatangkan tak ubahnya seperti lilin yang akan padam. Idealnya manajemen dan pengurus Persikabo harus bisa membeli pemain yang punya tabiat kunang kunang. Meskipun pemain asingnya kurang ternama namun pemain pemain asingt itu bisa menjadi penerang bagi perjalanan Persikabo dalam mengarungi target Superliga.
Pengurus Persikabo rupanya harus belajar kepada sosok Rhendie Arindra ( COO PT Bogor Raya) , yang boleh dikatakan sebagai meteor baru dalam kancah sepakbola di Bogor dan Nasional. Karena Rhendie mampu menggabungkan unsur pemasaran, pencitraan dan unsur untuk mengangkat performa tim secara baik. Lima pemain asing yang didatangkan Laskar Kujang ini merupakan hasil bidikan dari proses Rhendie Arindra yang mengarungi dunia maya. Lelaki bujang anak dari H. Rudia Ferdian ini membuka data data pemain yang ada di liga Amerika Latin. Ia melakukan kontak person dengan jajaran asosiasi atau federasi sepakbola negara yang ditujunya saat membuka internet. Alhasil; Diego Bogado, Luciano Rimoldi dan Oscar Alegre saat ini benar benar menjadi kunang kunang yang sangat penting bagi langkah Bogor Raya FC yang tengah memasuki perhelatan industri sepakbola modern.
Apa salahnya, manajemen atau pengurus Persikabo mau bertanya atau berguru kepada seorang Rhendie Arindra dalam hal proses rekrutmen pemain buat tim Persikabo. Saya melihat para pemain yang ada di Bogor Raya FC saat ini boleh dikatakan telah menjadi kunang –kunang yang mampu menjabarkan misi dan visi manajemen PT Bogor Raya dalam kancah Liga Primer Indonesia dan juga industri sepabola modern.
Buat apa Persikabo mencari bintang asing, kalau sinar bintangnya itu tidak mampu menerangi tim Persikabo itu sendiri. Lebih baik membeli kunang kunang yang banyak namun mampu membuat terang jalan dan target Persikabo.
PSSI Harus Evaluasi Wasit
Manajer Persikabo, Mas’an Djajuli gerah dengan sikap curang yang diterima timnya dalam dua laga away yang dilakoni oleh Persikabo di Persita, Kabupaten Tangerang dan terakhir di Persipasi, Kota Bekasi yang dipimpin oleh wasit, Suwandi. “Kebiasaan” pertandingan home di PSSI yang memaksa wasit untuk bertindak berat sebelah, dirasa sudah sangat keterlaluan. Emosi Mas’an memuncak saat melihat keberpihakan wasit yang menghalalkan gol pertama Persipasi yang sebenarnya off side. Sementara itu saat Persikabo mulai menyergah gawang dan merobek pertahanan Persipasi, hakim garis dengan mudahnya mengangkat bendera.
“Saya sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit yang sangat curang. Saya maklum dengan ‘tradisi tuan rumah’, tapi ini sudah sangat keterlaluan. Jelas-jelas di depan mata wasit tiga orang pemain Persipasi off side, tapi wasitnya diam saja. Giliran kita sudah mulai masuk ke daerah pertahanan lawan, hakim garisnya bilang off side melulu. Saya bosan dengan kecurangan yang kita terima,” cetusnya dengan emosi pasca pertandingan berakhir.
Ia menilai permainan tim Persikabo sudah sangat baik dan mulai memiliki ruh Persikabo yang sebenarnya. Menurutnya, polesan Maman Suryaman mengena dan cocok untuk mengarsiteki Persikabo. hanya saja, Laskar Pajajaran masih tersandung dengan masalah non-teknis yang sangat kental di lapangan. Ia berharap PSSI bisa mulai membenahi unsur pertandingan Liga Indonesia, terutama dari segi wasit terlebih dahulu, sehingga semua klub yang ada di PSSI tidak memilih untuk pindah kepercayaan ke LPI.
“Kalau begini pantas saja banyak klub yang pindah ke LPI, mereka kecewa dengan faktor-faktor yang seperti ini. Tim kita sudh bermain dengan bagus. Pemain sudah berjuang mati-matian untuk menyerang balik pola permainan lawan. Tapi masih terganjal dengan masalah curang begini,”tandasnya.
“Saya sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit yang sangat curang. Saya maklum dengan ‘tradisi tuan rumah’, tapi ini sudah sangat keterlaluan. Jelas-jelas di depan mata wasit tiga orang pemain Persipasi off side, tapi wasitnya diam saja. Giliran kita sudah mulai masuk ke daerah pertahanan lawan, hakim garisnya bilang off side melulu. Saya bosan dengan kecurangan yang kita terima,” cetusnya dengan emosi pasca pertandingan berakhir.
Ia menilai permainan tim Persikabo sudah sangat baik dan mulai memiliki ruh Persikabo yang sebenarnya. Menurutnya, polesan Maman Suryaman mengena dan cocok untuk mengarsiteki Persikabo. hanya saja, Laskar Pajajaran masih tersandung dengan masalah non-teknis yang sangat kental di lapangan. Ia berharap PSSI bisa mulai membenahi unsur pertandingan Liga Indonesia, terutama dari segi wasit terlebih dahulu, sehingga semua klub yang ada di PSSI tidak memilih untuk pindah kepercayaan ke LPI.
“Kalau begini pantas saja banyak klub yang pindah ke LPI, mereka kecewa dengan faktor-faktor yang seperti ini. Tim kita sudh bermain dengan bagus. Pemain sudah berjuang mati-matian untuk menyerang balik pola permainan lawan. Tapi masih terganjal dengan masalah curang begini,”tandasnya.
Tutup Away Putaran Pertama tak Pernah Menang
Eleh deui-eleh deui (kalah lagi – kalah lagi). Laskar Pajajaran menutup away (laga tandang) putaran pertama Divisi Utama Liga Ti-Phone Indonesia di Grup I dengan kekalahan setelah dipermalukan Persipasi Bekasi 1-2 di Stadion Patriot, Selasa (25/1). Persikabo turun lagi satu peringkat dari ke-10 sebelumnya, jadi ke-11 yang menyisakan dua home (laga kandang) dengan Persires Rengat (1/2) dan Persih Tembilahan (5/2).
Pada babak pertama, Persikabo tertinggal 0-2 dan dikejutkan dengan gol cepat Persipasi berbau off-side menit ke-5. Salim Alaydrus yang jadi kapten memprotes keputusan gol, namun wasit Suwandi tetap mensahkan keunggulan Laskar Patriot 1-0. Setelah unggul, pada babak ini Persipasi tak menciptakan peluang gol dan serangan lebih didominasi Persikabo. Meski laga itu, keduanya memperlihatkan pertandingan yang biasa-biasa saja karena pengaruh cuaca panas.
Peluang pasukan Maman Suryaman itu dari tandukan Jibby Wuwungan saat menerima umpan Erick menit ke-21, disusul tendangan JP Boumsong menit 28 dan heading Jibby lagi menit 37. Namun ketiga peluang itu masih lemah dan terbaca kiper. Persikabo kembali meradang saat wasit menunjuk titik putih. Kahudi Wahyu handsball menit 43. Stephen Nagbe Mennoh yang jadi eksekutor merobek gawang Persikabo, Dicky Zulkarnaen.
Memasuki babak kedua, tempo permainan dikuasai Persikabo. Sektor sayap terlihat dikuatkan dengan memasukan sang maskot Persikabo, Sairan menit 48 menggantikan Erick. Peluang gol muncul dari Susanto menit 60, namun tendangannya masih dapat ditepis kiper Bayu Cahyo Wibowo dan peluang lagi dari Cyril Tchana menit 66.
Persipasi lalu menarik kapten Mardiansyah (eks striker Persikabo) digantikan gelandang Zaenal Anwar, juga pernah di Persikabo. Maman juga menarik JP Boumsong digantikan Ilham Hasan. Hanya saja, Persikabo nyaris kebobolan lagi jika tak diselamatkan Sairan. Asmar Abu lepas dari off-side menit 72 dan melewati hadangan kiper Dicky Zulkarnaen hingga bola menggelinding bebas dan segera disapu Sairan.
Persikabo menyisakan peluang dari tendangan Salim Alaydrus menit 76, dibalas Persipasi melalui Mansyur menit 80, namun bisa dimentahkan kiper Dicky. Persikabo baru bisa memperkecil kekalahan 1-2 saat umpan Cyril diselesaikan tandukan Jibby Wuwungan melalui waktu tambahan, tepatnya menit ke-92.
Pada babak pertama, Persikabo tertinggal 0-2 dan dikejutkan dengan gol cepat Persipasi berbau off-side menit ke-5. Salim Alaydrus yang jadi kapten memprotes keputusan gol, namun wasit Suwandi tetap mensahkan keunggulan Laskar Patriot 1-0. Setelah unggul, pada babak ini Persipasi tak menciptakan peluang gol dan serangan lebih didominasi Persikabo. Meski laga itu, keduanya memperlihatkan pertandingan yang biasa-biasa saja karena pengaruh cuaca panas.
Peluang pasukan Maman Suryaman itu dari tandukan Jibby Wuwungan saat menerima umpan Erick menit ke-21, disusul tendangan JP Boumsong menit 28 dan heading Jibby lagi menit 37. Namun ketiga peluang itu masih lemah dan terbaca kiper. Persikabo kembali meradang saat wasit menunjuk titik putih. Kahudi Wahyu handsball menit 43. Stephen Nagbe Mennoh yang jadi eksekutor merobek gawang Persikabo, Dicky Zulkarnaen.
Memasuki babak kedua, tempo permainan dikuasai Persikabo. Sektor sayap terlihat dikuatkan dengan memasukan sang maskot Persikabo, Sairan menit 48 menggantikan Erick. Peluang gol muncul dari Susanto menit 60, namun tendangannya masih dapat ditepis kiper Bayu Cahyo Wibowo dan peluang lagi dari Cyril Tchana menit 66.
Persipasi lalu menarik kapten Mardiansyah (eks striker Persikabo) digantikan gelandang Zaenal Anwar, juga pernah di Persikabo. Maman juga menarik JP Boumsong digantikan Ilham Hasan. Hanya saja, Persikabo nyaris kebobolan lagi jika tak diselamatkan Sairan. Asmar Abu lepas dari off-side menit 72 dan melewati hadangan kiper Dicky Zulkarnaen hingga bola menggelinding bebas dan segera disapu Sairan.
Persikabo menyisakan peluang dari tendangan Salim Alaydrus menit 76, dibalas Persipasi melalui Mansyur menit 80, namun bisa dimentahkan kiper Dicky. Persikabo baru bisa memperkecil kekalahan 1-2 saat umpan Cyril diselesaikan tandukan Jibby Wuwungan melalui waktu tambahan, tepatnya menit ke-92.
Mas’an: Persikabo ke LPI Saja!
“Kalau begini caranya saya usulkan ke Bupati, Persikabo ke LPI (Liga Primer Indonesia-red) saja,” ungkap manajer Persikabo, Mas’an Djadjuli dengan nada marah. Hal itu diungkapkan Mas’an menanggapi pertandingan Persikabo versus Persipasi dengan kemenangan tuan rumah 2-1.
Mantan Kepala Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Pemkab Bogor itu dongkol karena wasit memberikan keputusan kontroversial, mulai dari off-side, pelanggaran dan handsball yang dinilainya tak adil lebih memihak Persipasi. Namun apakah pemain sudah bermain dengan maksimal? “Wasitnya saja kok. Pemain sudah bagus semua mainnya,” kata dia. “Memang off-side, ada dua pemain Persipasi di depan,” sambung kapten Salim Alaydrus.
Mas’an juga menyindir Kabomania yang tak menyanyikan,” Pindah, pindah, pindah LPI. Pindah LPI sekarang juga,” saat dicurangi wasit. Hasil kalah 1-2 membuat 500 Kabomania pulang dengan lemas dan dikawal polisi karena terjadi bentrokan antara sesama pendukung Persipasi, Soebex dengan Patriot Mania di luar stadion.
Sementara pengurus Pengcab PSSI dan Persikabo, Didi Kurnia, Rudi Ferdian dan Ridwan Ardiwinata yang menyaksikan laga menanggapi kekecewaan Mas’an dengan senyuman lebar. “Itu komentar emosional saja. Persikabo tetap harus menyelesaikan pertandingan hingga putaran kedua,” ungkap Rudi Ferdian.
Persikabo kata dia, masih memiliki peluang di putaran kedua. Target putaran pertama ini hanya mendapat 18 poin. Persikabo hanya terpeleset saat home dengan PSAP Sigli dengan hasil draw 2-2. “Yang wajib menang itu laga home dan di away asal tidak kalah saja. Tetapi memang dengan hasil ini sekarang, nanti di away harus ada yang menang atau draw. Jadi agak berat,” jelasnya.
Persikabo diuntungkan di putaran kedua dengan 7 home dan 5 away. Kondisi terbalik di putaran pertama dengan 5 home dan 7 away dari masing-masing putaran sebanyak 12 pertandingan.
Mantan Kepala Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman Pemkab Bogor itu dongkol karena wasit memberikan keputusan kontroversial, mulai dari off-side, pelanggaran dan handsball yang dinilainya tak adil lebih memihak Persipasi. Namun apakah pemain sudah bermain dengan maksimal? “Wasitnya saja kok. Pemain sudah bagus semua mainnya,” kata dia. “Memang off-side, ada dua pemain Persipasi di depan,” sambung kapten Salim Alaydrus.
Mas’an juga menyindir Kabomania yang tak menyanyikan,” Pindah, pindah, pindah LPI. Pindah LPI sekarang juga,” saat dicurangi wasit. Hasil kalah 1-2 membuat 500 Kabomania pulang dengan lemas dan dikawal polisi karena terjadi bentrokan antara sesama pendukung Persipasi, Soebex dengan Patriot Mania di luar stadion.
Sementara pengurus Pengcab PSSI dan Persikabo, Didi Kurnia, Rudi Ferdian dan Ridwan Ardiwinata yang menyaksikan laga menanggapi kekecewaan Mas’an dengan senyuman lebar. “Itu komentar emosional saja. Persikabo tetap harus menyelesaikan pertandingan hingga putaran kedua,” ungkap Rudi Ferdian.
Persikabo kata dia, masih memiliki peluang di putaran kedua. Target putaran pertama ini hanya mendapat 18 poin. Persikabo hanya terpeleset saat home dengan PSAP Sigli dengan hasil draw 2-2. “Yang wajib menang itu laga home dan di away asal tidak kalah saja. Tetapi memang dengan hasil ini sekarang, nanti di away harus ada yang menang atau draw. Jadi agak berat,” jelasnya.
Persikabo diuntungkan di putaran kedua dengan 7 home dan 5 away. Kondisi terbalik di putaran pertama dengan 5 home dan 7 away dari masing-masing putaran sebanyak 12 pertandingan.